NovelToon NovelToon
Jangan Salahkan Aku Mencintainya

Jangan Salahkan Aku Mencintainya

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Penyesalan Suami
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: ANGGUR

Hans dan Lily telah menikah selama 2 tahun. Mereka tinggal bersama ibu Meti dan Mawar. Ibu Meti adalah ibu dari Hans, dan Mawar adalah adik perempuan Hans yang cantik dan pintar. Mawar dan ibunya menumpang di rumah Lily yang besar, Lily adalah wanita mandiri, kaya, cerdas, pebisnis yang handal. Sedangkan Mawar mendapat beasiswa, dan kuliah di salah satu perguruan tinggi di kota Bandung, jurusan kedokteran. Mawar mempunyai sahabat sejak SMP yang bernama Dewi, mereka sama-sama kuliah di bagian kedokteran. Dewi anak orang terpandang dan kaya. Namun Dewi tidak sepandai Mawar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANGGUR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21 Keputusan Lily

Lily sangat kecewa pada Hans karena telah berbohong padanya.

Lily: "Apakah kamu ke kantor hari ini, mas?" tanyanya dengan rasa ingin tahu. Lily hanya ingin Hans berkata jujur padanya.

Hans: "Iya, sayang. Hari ini aku ada meeting penting." sahutnya dengan tenang. Lily tahu jika Hans telah membohonginya.

Lily: "Apakah meeting dengan Dewi, mas?" tanyanya dengan berani sambil menatap wajah Hans dengan tatapan tajam. "Kalian meeting di toko buah itu. Meeting dilanjutkan di rumah, lalu di atas ranjang atau di hotel." ucapnya dengan lancar. Hans tersentak kaget, dia tidak menyangka jika Lily akan mengatakan hal itu kepadanya. Hans menatap wajah istrinya dalam-dalam, hans masih mencoba menutupi kebohongan dan perselingkuhannya.

Hans: "Kenapa kamu bicara seperti itu, sayang? Siapa Dewi? Apakah Dewi teman Mawar?" tanyanya dengan berpura-pura. Lily tersenyum sinis, Lily menatap wajah Hans dengan penuh amarah dan kesal.

Lily: "Jujurlah padaku, mas. Tidak usah berpura-pura." pintanya. "Aku telah mengetahui semuanya." sahutnya dengan suara yang keras.

Hans: "Apa yang kamu ketahui?" tanyanya dengan suara yang keras.

Lily: "Aku tahu kamu berselingkuh dengan Dewi. Kamu telah tidur dengannya." teriaknya dengan kencang.

Hans: "Pelankan suaramu, Lily. Semua orang bisa mendengarmu." pintanya sambil menatap Lily dengan tatapan tajam. Suasana dalam kamar itu mulai panas, pertengkaran panas mulai terjadi antara Lily dan Hans. Suara Lily terdengar sampai ke ruang depan, tante Meti mulai penasaran dengan pertengkaran anak dan menantunya. Tante Meti beranjak dari duduknya, lalu mulai melangkah dengan cepat mendekati kamar Lily dan Hans. Bu Sita keluar dari dalam dapur, dia juga mulai mendekat ke arah kamar tuan dan nyonyanya itu.

Bu Sita: "Ada apa antara tuan dan nyonya, ya?" tanyanya dengan suara pelan sambil menatap ke arah tante Meti. "Suara nyonya Lily sangat keras." ucapnya lagi.

Tante Meti: "Saya juga tidak tahu, bi." ucapnya. Di dalam kamar, Hans dan Lily masih terus bertengkar.

Lily: "Sejak kapan kalian bersama?" tanyanya dengan penuh amarah. "Aku tidak suka dibohongi, mas." ucapnya lagi. Hans masih terdiam, baginya terlalu cepat untuk berkata jujur, namun Lily sudah terlanjur mengetahuinya. Lily terus mendesak Hans untuk mengakuinya, suara Lily yang keras membuat Hans tidak tahan.

Hans: "Aku akan jujur padamu. Aku mencintai Dewi. Dia jauh lebih memahamiku daripada kamu." ucapnya dengan suara keras.

Lily: "Aku telah menemanimu selama 5 tahun. Kita berpacaran selama 2 tahun. Kita telah menikah selama 3 tahun." ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca. "Apakah aku tidak berarti bagimu? Apakah hubungan kita tidak ada artinya?" tanyanya dengan wajah sedih.

Hans: "Maafkan aku, Lily. Aku punya alasan mencintai Dewi." ucapnya dengan suara yang pelan.

Lily: "Apakah secepat itu kamu mencintainya, mas?" tanyanya dengan rasa penasaran.

Hans: "Jangan salahkan aku mencintainya. Kamu terlalu sibuk dengan dirimu. Kamu juga terlalu kaku di atas ranjang." ucapnya dari hati yang paling dalam.

Lily: "Perkataanmu telah menyakitiku, mas. "Perkataanmu hanyalah mencari pembenaran atas perbuatanmu." sahutnya dengan wajah yang sedih. Hans menatap wajah Lily, timbul perasaan iba dalam hatinya kepada istrinya itu. Di satu pihak, Hans lega karena telah mengakui semuanya kepada Lily walaupun awalnya Lily yang telah mendesaknya.

Hans: "Semua terserah padamu, Lily. Aku telah berkata jujur padamu." sahutnya.

Lily: "Pergilah kepadanya, mas." pintanya dengan wajah yang dingin. Hans menatap wajah Lily dalam-dalam, dia berusaha memahami perkataan istrinya.

Hans: "Apa maksud kamu?" tanyanya dengan bingung.

Lily: "Tidak ada gunanya aku menahanmu di sini. Pengakuanmu tadi membuatku tersadar." ucapnya. "Mulai malam ini aku minta bercerai darimu. Aku akan mengurus perceraian kita." ucapnya dengan pelan namun tegas. Hans terdiam, dia tak mampu berkata-kata. Jauh di lubuk hatinya, Hans masih ingin bersama dengan Lily namun Hans juga tidak ingin melepaskan Dewi karena baginya Dewi selalu bisa memuaskan hasratnya.

Hans: "Apakah kamu yakin dengan keputusanmu, Lily?" tanyanya.

Lily: "Aku yakin, mas. Aku bisa menerima semua sifat dan kekuranganmu. Aku tidak bisa menerima sebuah perselingkuhan dan kebohongan." ucapnya dengan tegas. "Aku minta cerai darimu." ucapnya dengan tegas. "Ayo, talak aku sekarang." pintanya lagi. Hans masih terdiam, sangat berat baginya untuk melepaskan Lily karena awal kariernya berasal dari modal Lily. Dalam keheningan itu, tiba-tiba tante Meti membuka pintu kamar itu dan langsung masuk ke dalam. Hans dan Lily tersentak kaget.

Tante Meti: "Jangan bercerai. Tolong pikirkan keputusanmu lagi, Lily." pintanya dengan sepenuh hati. Hans menoleh ke arah ibunya, Hans yakin jika ibunya telah mendengar semuanya dari depan pintu kamar mereka.

Lily: "Aku tidak akan menyesal, bu. Aku sangat ikhlas melepas mas Hans." sahutnya dengan tenang. Tante Meti menatap wajah Hans dengan tatapan tajam.

Tante Meti: "Mengapa kamu melakukannya, Hans? Apakah kamu sudah tidak waras?" tanyanya dengan penuh amarah. Hans hanya terdiam, dia tidak ingin menjawab pertanyaan ibunya yang hanya akan membuat Lily dan ibunya sakit hati.

Lily: "Jangan memarahi mas Hans, bu. Dia tidak salah, kok. Hatinya telah berpaling dariku." ucapnya dengan bijaksana, namun hatinya diliputi kekecewaan. "Aku tidak bisa memaksanya untuk mencintaiku lagi." ucapnya dengan wajah yang sedih. "Keputusanku sudah bulat, bu." ucapnya sambil menatap ke arah mertuanya. Hans menghela nafas pendek, walaupun hatinya sedih akan berpisah dengan Lily namun Hans harus menanggung resiko atas perbuatannya sendiri.

Hans: "Baiklah, Li. Aku akan menerima keputusanmu." ucapnya dengan pasrah.

Lily: "Pergilah dari rumahku, mas. Kemasi semua baju-bajumu." ucapnya dengan tegas. Lily menoleh ke arah Tante Meti, lalu berkata: "Aku tidak akan mengusir ibu." ucapnya dengan rasa kasihan. Tante Meti menundukkan kepalanya, walaupun Lily tidak menyuruhnya pergi, namun dia tetap merasa tidak nyaman karena status Lily dan Hans akan berubah sebentar lagi.

Tante Meti: "Ibu akan ikut dengan Hans." ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Lily: "Maafkan aku, ya, bu. Aku tidak bisa mempertahankan mas Hans lagi." ucapnya dengan sedih. Tante Meti mendekat ke arah Lily, lalu memeluk Lily dengan penuh kasih sayang.

Tante Meti: "Ibu tahu, Li. Ibu bisa merasakan kekecewaanmu, nak." ucapnya dengan lembut. Kedua mata tante Meti mulai berkaca-kaca, bayangan masa lalunya kembali melintas di pelupuk matanya. Tante Meti bisa merasakan kekecewaan yang dialami oleh Lily karena dirinya juga pernah merasakan hal yang sama dari almarhum suaminya, saat ayah Hans menghianatinya dengan wanita lain dan rasa sakit itu masih membekas sampai sekarang.

Lily: "Ibu boleh tinggal di rumahku." ucapnya dengan hati yang tulus. Tante Meti tetap menolaknya.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!