NovelToon NovelToon
Ikhlasku Mencintaimu

Ikhlasku Mencintaimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:31.8k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Ketika di bangku SMA, Gaffi Anggasta Wiguna dan Bulan Noora selalu berjalan berdampingan layaknya sepasang kekasih yang penuh dengan keserasian. Di balik kedekatan yang mengatasnamakan pertemanan, tersembunyi rasa yang tak pernah terungkapkan. Bukan tak memiliki keberanian, melainkan Bulan Tengah mengejar seseorang. Anggasta memilih jalan sunyi, memendam dan mencoba tetap setia mendampingi sampai kebahagiaan itu benar-benar datang menghampiri perempuan yang sudah membuatnya jatuh hati. Barulah dirinya mundur pelan-pelan sambil mencoba untuk mengikhlaskan seseorang yang tak bisa dia genggam.

Lima tahun berlalu, takdir seakan sengaja mempertemukan mereka kembali. Masihkah cinta itu di hati Anggasta? Atau hanya bayang-bayang yang pernah tinggal dalam diam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Skenario Dan Konsekuensinya

Keterkejutan Alma membuat Anggasta tertawa. Sontak dada lelaki itu dipukul cukup keras olehnya karena ucapan tersebut hanya candaan belaka.

"Enggak lucu, Gas!"

Wajah tak suka Alma begitu kentara. Anggasta mengusap lembut ujung kepala perempuan yang masih menekuk wajah. Kebiasaan itu akan hadir jika bersama Alma. Serta mode jahilnya akan muncul.

"Sorry."

Sorot mata sendu mampu Anggasta lihat. Kembali dia memeluk tubuh Alma.

"Konsekuensi mencintai adalah sakit hati." Alma mengangguk di dalam pelukan hangat Anggasta.

Kandasnya hubungan Alma dan Haidar sudah tersebar di perusahaan. Alma hanya bisa menghembuskan napas kasar. Dibukanya laci yang ada di bawah meja kerja. Memandang botol kaca yang berisi cukup banyak kapsul.

Ditutup kembali laci tersebut setelah mendengar pintu terbuka. Sang asisten melaporkan jika perintah yang Alma berikan telah dilaksanakan. Hanya anggukan dengan senyum kecil yang diberi.

Bisik-bisik pun terdengar sangat jelas. Di mana dirinya dicap sebagai perempuan tak tahu diri yang senang berselingkuh.

"Begitu ya kalau petinggi perusahaan mah. Bakalan malu kalau punya pacar jabatannya di bawahnya."

"Manager ngelawan direktur ya pasti bakal kalah."

Bukan hanya itu yang Alma dengar. Banyak lagi ucapan yang masuk ke telinganya. Namun, ini adalah jalan yang dia pilih. Dan dia juga harus menerima konsekuensinya.

Sendiri di kafe dengan pandangan kosong. Sekarang, bukan hanya tubuh yang merasakan sakit, tapi hati pun ikut merasakan hal yang sama.

Byur!

Alma gelagapan karena tiba-tiba wajahnya diguyur air berwarna oleh seseorang. Ketika dia membuka mata seorang wanita paruh baya sudah berdiri di depannya dengan wajah murka.

"Dasar cewek murahan!" tunjuknya pada wajah Alma.

"Feeling seorang ibu itu kuat. Dan ternyata ini alasan saya tidak sreg sama kamu! Dasar tukang selingkuh!"

Cacian dan makian terus saja terlontar. Alma hanya diam saja walaupun sekarang dia sudah menjadi tontonan pengunjung lain. Wajah yang ditunjuk-tunjuk serta kata kasar terus terlontar tak ayal dibalas ataupun disanggah. Membiarkan wanita itu terus mengatai dirinya sampai puas. Pihak keamanan yang terlambat datang segera melerai dengan mengamankan wanita tersebut.

"Dasar jalank! Dasar murahan!"

Kalimat sarkas yang membuat dadanya terasa sesak. Kepalanya menunduk dalam setelah sang wanita keluar. Bukan tangisan melainkan ringisan yang sekarang terdengar. Diraihnya tas yang dia bawa. Mengambil botol kecil yang berisi kapsul. Lalu, meminumnya. Berharap rasa sakitnya itu akan reda.

Di lain tempat, Jeno sudah menunggu Anggasta di sebuah kafe tak jauh dari kantor. Baru saja duduk lelaki itu langsung menunjukkan kabar media online perihal Alma.

"Ini ide dia."

Jeno tak mengerti dan mulai menukikkan kedua alis. Meminta penjelasan dari Anggasta yang baru saja membuang napas kasar.

"Alma tidak ingin nama Haidar tercoreng."

"What?"

"Alma adalah cucu satu-satunya. Pasti kakeknya enggak akan tinggal diam kalau tahu Alma disakitin. Makanya, dia bikin skenario kalau dia yang selingkuh."

Jeno tak habis pikir dengan jalan pikiran Alma. Dia yang disakiti, tapi masih mampu menutupi. Perempuan yang terlihat absurb di matanya ternyata memiliki hati yang begitu baik.

"Ini Siluet kalian kan?" Jeno menunjukkan siluet foto yang tersebar di berita online. Anggasta mengangguk.

Jeno menggelengkan kepala mendengar jawaban dari sang sahabat. Apa Anggasta tak memikirkan bagaimana karirnya nanti?

"Media akan terus cari celah, Gas. Mereka akan terus mencari info tentang lelaki di siluet ini." Jeno berbicara begitu serius.

Senyuman tipis terukir. Tatapan banyak arti Anggasta berikan. "Apa akan semudah itu?"

Jeno terdiam. Dia melupakan sesuatu bahwasannya Anggasta adalah orang yang sulit diterka. Di balik sikapnya yang friendly dan hangat kepada semua orang, ada sisi lain yang belum dia ketahui karena sang sahabat itu menyimpan banyak teka-teki.

.

Tubuh yang terasa lelah dibaringkan di kasur yang begitu empuk. Kejadian siang tadi membuatnya tersenyum perih.

Ponselnya bergetar, Alma meletakkan kembali ponsel tersebut karena nama Haidarlah yang tertera di sana. Ringisan terdengar ketika dia mencoba bangun dari tempat tidur. Rasa sakit yang terasa harus dilawan. Walaupun sakitnya bukan main.

Menatap diri di cermin kamar mandi. Mencoba mengukirkan senyum. Pantulan dari cermin tak bisa berbohong. Bibirnya memang tersenyum, tapi tubuh dan hatinya meringis kesakitan. Sorot matanya pun nampak begitu lelah seperti tengah memikul beban yang begitu berat.

"Kamu kuat, Al. Kuat!"

Menghidupkan shower agar mengguyur tubuhnya. Setengah jam berlalu, barulah keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang pucat. Badannya pun mulai demam. Alma seperti sudah terbiasa dengan keadaan ini. Tanpa kepanikan dibukanya laci di samping tempat tidur. Diraihnya kompresan demam yang biasa digunakan balita. Ditempelnya di dahi yang memang suhunya di atas suhu normal. Serta dibukanya botol kaca kecil dan mengkonsumsi kembali obat yang sama seperti di kafe tadi. Berharap rasa sakitnya mereda.

Ponsel kembali bergetar. Nama Anggasta yang tercantum di sana. Tanpa tersadar bibirnya terangkat.

"Are you okay?" Sebuah pertanyaan yang membuat Alma terdiam.

"Kok nanyanya begitu?"

"Aku kepikiran kamu terus dari tadi siang. Makanya aku ingin memastikan keadaan kamu." Anggasta tak berbasa-basi. Akan tetapi, jawaban apa yang Alma berikan? Hanya tawa renyah dan membuat Anggasta berdecak kesal.

Andai, Anggasta tahu di balik sambungan telepon itu ada perempuan yang tertawa sekaligus menitikan air mata karena sebuah pertanyaan yang sederhana, tapi sangat berharga untuknya.

"Aku selalu oke, Gas. Jangan khawatir." Berdusta sekali Alma. Namun, itulah sisi buruknya. Berpura-pura kuat, tapi sebenarnya lemah.

Rasa sakit yang sedari tadi Alma rasakan berangsur menghilang karena obrolan random bersama Anggasta. Lelaki itu akan mendengarkan tanpa mencela sedikit pun ketika Alma bercerita. Dan sudah lama Alma tak bisa tertawa lepas seperti ini.

"Makasih ya, Gas."

Sebuah kalimat yang Alma katakan sebelum panggilan diakhiri. "Udah mau ngobrol sama aku."

"Kalau kamu butuh teman berbincang, aku akan selalu siap mendengarkan." Bulir bening kembali menetes dan Alma pun segera mengakhiri panggilannya.

Semenjak lulus kuliah, perempuan itu sudah tak pernah mendengar kalimat itu dari siapapun. Dan sekarang, kembali dia mendengar kalimat tersebut. Bahkan lebih tulus dari orang-orang sebelumnya. Senyum pun melengkung indah di wajahnya. Perlahan tubuh direbahkan dan matanya pun terpejam dengan begitu mudah.

Anggasta menghela napas kasar setelah panggilan itu selesai. Bukan sengaja dia menghubungi Alma. Darahnya mendidih ketika Jeno mengirimkan sebuah rekaman video. Namun, apa yang dia dengar dari Alma? Perempuan itu berdusta dengan mengatakan jika dia baik-baik saja.

Di ruang makan, sang kakek sudah menatap Alma dengan serius. Perempuan itu hanya bisa menunduk.

"Direktur mana yang mampu membuat kamu menduakan Haidar?" Penuh dengan penekanan pertanyaan sang kakek.

Mulut Alma tercekat. Dia bingung harus menjawab apa. Sang kakek terus menelisik dan ingin mendengar jawaban dari bibir sang cucu.

"Alma, jawab pertanyaan Opa!"

"Opa--"

"Gagas yang udah buat cucu Opa menduakan Haidar."

Sontak Alma menoleh dan wajahnya begitu syok karena Anggasta datang bagai cenayang dengan mengatakan hal yang penuh dengan kebohongan.

Anggasta menatap Alma dengan senyum khas. Naluri yang membawanya datang ke rumah Alma. Mulutnya dengan spontan menjawab seperti itu karena dia tak ingin Alma terus didesak oleh kakeknya atas pertanyaan yang Alma juga tahu jawabannya.

...*** BERSAMBUNG ***...

Yuk, dikomen ...

1
Anrezta Zahra
good job alma..
N I A 🌺🌻🌹
good job alma,👍👍👍👍
suryani duriah
orang kayah kalo marah beda bgt ya🤭 tetap elegan😁😁
Nurminah
good laki-laki jenisan Haidar nggak layak buat wanita baik2
dari dulu selalu nahan buat ngehujat si bulan tapi sekarang jujur muak liat wanita oon yg mau aja diperbudak cinta sampe jadi nggak tau malu dan buta hadeh wanita jenisan bulan emang cocok ama laki-laki jenis Haidar sama2 rela jatuhin harga diri demi cinta kemaren sempet agak seneng liat karakternya pas lepasin Haidar sekarang jujur ilfil sudah dan nggak layak buat gagas terlalu berharga keluarga singa cuman dapet menantu sekelas si bulan
Salim S
di balik sikap ceria, bar bar nan absurd nya tersimpan iblis yg sangat kejam 👍👍👍👍bagus lah cocok jadi mantu nya keluarga singa....spill penyakitnya alma dong teh jangan nanti alma nya di buat meninggal ya teh kasihan gagas...sisi lain daei seorang alma, cucunya siapa ya alma tuh pernah nongol di cerita sebelumnya ngga teh kakek nya alma..penasaran
Lusi Hariyani
nah kan tunjukkan kuasamu alma lgan haidar sm bulan g th diri bngt
Riris
sadissss.....
kalau cewe udah terluka
pilihan opa ngga ada yang meleset...
mimih juna
best almaaaaaaa
nonaleutik
wewww aura singa betina nya awur awuran
good job alma👍 gausah jadi manusia gaenakan nanti mereka yg seenak jidat kaya mamak nya si haidar
sum mia
good Alma....emang sudah saatnya kamu tunjukkan taring mu . jangan lagi kau biarkan orang lain menggunjing san merendahkanmu .
lagian tuh ya.... para karyawan gak punya otak kali ya , dimana dia bekerja bisa-bisanya merendahkan dan menggosip pimpinannya , pada udah bosan kerja kali ya .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Quinza Azalea
ya emang manusia kayak haidar gk tau diri harusnya pecat aja Al
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
mari lah kita ikuti kisah nya..semangat
Ida Lestari
wah keren ya Alma.......emang pantes deh kyaknya jdi pasangannya gagas.........
lnjut trus Thor
semangat
Heni Fitoria
kpn giliran gaffi, sebenernya AQ suka gagas sama bulan...
Yus Nita
selalu jd pahlawsn buat orang lain.
psfshal diri ny sen d iri pun menyimpsn luka yg tsk bisa di gambar kan.
Putu Sriasih
cerita yg luar biasa
Amidah Anhar
Sudah sampai puncak kayak nya dekat dekat ending ini mah...
sya dukung gagas sma Alma..
saya pantau terus author nya
Rahmawati
alma udah disakiti masih aja ngelindungi Haidar, km baik bgt al
nonaleutik
nahlohhh cucu singa nih opa yg buat Alma menduakan si Haidar 🤭
jiwa melindungi gagas mencuat 🤭
btw oppa cucu nya abis di siram sama Mak nya Haidar TUHH masa diem2 aje
sum mia
penyakit apa yang diderita oleh Alma , sehingga dia harus mengkonsumsi obat .
jadi orang jangan terlalu baik Al.... sesekali beri mereka pelajaran , biar mereka bisa melek , bisa buka mata lebar-lebar dan bisa melihat siapa yang salah dan siapa pula yang benar .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!