"tolong... tolongin saya, saya di bius!" kata seorang gadis pelayan Toko pada seorang pria tampan di depannya. Gadis itu tengah berusaha menyelamatkan diri dari pria tua yang gendut yang hendak melecehkannya.
"hey... anak muda. Jangan ikut campur. Gadis itu milikku, aku sudah membelinya dengan harga mahal." Teriak seorang pria yang baru saja menyusul gadis itu sebelum bertemu pria tampan itu.
Bagaima kisah selanjutnya? akan kah si pria tampan menyerahkan gadis pelayan itu pada pria tua itu? yook kepoin! jangan lupa Like, Subcrebs dan Komennya!
Selamat membaca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arish_girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita kaya yang misterius
Yasmin terlihat kebingungan. Ia tidak tahu harus berbuat apa ketika wanita paruh baya itu memintanya untuk memilih satu set perhiasan sesuai dengan seleranya, namun meski demikian akhirnya Yasmin pun memilih sesuai dengan keinginan hatinya. Ia sangat yakin bahwa pilihannya tentu akan disukai oleh calon menantu ibu itu.
"Wah... ternyata pilihanmu bagus juga," kata wanita itu tersenyum senang melihat beberapa set perhiasan yang sudah dipilih Yasmin.
"tentu ibu, saya harap calon menantu ibu akan senang dengan perhiasan ini." kata Yasmin dengan ramah.
"pasti dong, kan kamu sudah memilihnya." sahut wanita itu.
"Oh ya sayang, kita belum berkenalan. Namaku Ibu Endang, tapi panggil saja aku mama. Karena kamu akan menjadi menantuku." ucap wanita itu dengan tersenyum hangat. Yasmin hanya membeku, ia tidak tahu harus menanggapi apa Setiap perkataan wanita paruh baya itu, entah itu semua serius atau hanya bualan atau sekedar basa-basi beserta bercanda. Yasmin tidak bisa membedakan, pasalnya Ia hanya baru kenal, itu pun tidak sengaja karena Yasmin sudah menolong wanita itu. Tapi meski demikian bukan berarti Yasmin mengharapkan imbalan dengan menjadikan dirinya sebagai menantu wanita itu.
"Iya, Ibu. Saya senang berkenalan dengan ibu."kata Yasmin dengan lembut. Sementara di sisi lain, Vira dan Vita tampak menatap sinis saat melihat keakraban Yasmin dan wanita paruh baya yang sederhana itu. Bahkan mereka mengira apa yang baru saja di belanjakan oleh wanita paruh baya itu hanya basa-basi, nanti Saat ia mengeluarkan uang untuk membayarnya pasti wanita itu tidak akan sanggup membayar karena Semua barang-barang yang akan dibeli itu bernilai ratusan juta rupiah atau bahkan bisa mencapai miliaran.
"lihat saja Vira, wanita itu pasti akan pingsan saat mengetahui jumlah pembayaran yang harus dikeluarkan. Wanita sederhana seperti dia Mana mungkin punya uang sebanyak itu, sok-sokan membeli perhiasan mahal, baju-baju mahal, juga tas branded dengan keluaran terbaik. Siap-siap panggilkan ambulans jangan sampai wanita itu mati kehabisan nafas di tempat ini, bisa gawat jadinya." Celoteh Vita menebak-nebak apa yang akan terjadi.
"iya betul, Vita aku sependapat denganmu. perhiasan itu sangat mahal Apalagi baju-bajunya, aku yakin ibu itu tidak akan sanggup membayar." tambah Vira.
Obrolan mereka berdua hanya berbisik-bisik di sudut ruangan tanpa mendekat hanya memperhatikan dari jauh.
"ibu, ibu yakin akan belanja sebanyak ini?" tanya Yasmin tampak ragu.
"iya, dong sayang. Bu Endang tidak akan membuat calon menantu keluarga Hermawan ragu dan kecewa. Dua hari lagi adalah ulang tahun ayahku. Aku akan menemuimu di tempat ini dan akan mengajakmu ke sana. Aku akan memperkenalkan dirimu sebagai menantuku." kata Bu Endang.
Yasmin semakin bingung. Ia hanya bisa tersenyum kaku, perkataan bu Endang semakin lama seakan semakin ngelantur, sulit untuk di mengerti. Namun Yasmin tetap tersenyum untuk menghargai bu Endang.
"Baiklah... ayo kita ke kasir." kata bu Endang.
Yasmin mengangguk, ia pun membantu bu Endang mengantarkan barang belanjaan kw kasir. lumayan banyak jumlahnya. Entah berapa barang jumlahnya. Wanita itu tampak santai, seolah belanjaan sebanyak itu bukanlah suatu hal yang memberatkan baginya.
Sedangkan Yasmin hanya bisa pasrah saja. Meski sebenarnya ia ragu, namun ia tetap mengangkat barang barang itu ke meja kasir. Di sudut ruangan, Vita dan Vira juga tak kalah memperhatikanmu, mereka juga sangat penasaran dengan wanita itu, bagaimana nanti reaksinya setelah tahu jumlah tagihan yang harus di keluarkan. Keduanya bersedekap dada, tampak tak sabar untuk melihat pertunjukan yang akan membuat mereka tertawa lucu.
Kasir sudah memeriksa setiap belanjaan kemudian menyimpannya pada sebuah paperback. "baik, bu. Total belanjaan ibu senilai 2,3 milyar." ucap petugas kasir.
Yasmin terbelalak, sungguh angka yang fantastik. Tapi Yasmin hanya bisa menatap bu Endang penuh harap. Berharap agar ia baik baik saja.
Sementara Vita dan Vira tak sabar. Mereka berdua langsung mengeluarkan ponsel, hendak merekam momen ini. Tak ingin melewatkannya begitu saja. Mereka ingin menjadi orang pertama yang ngeshare momen ngakak ini.
Namun bu Endang tampak tersenyum, dengan santainya ia mengeluarkan kartu hitamnya ke petugas kasir.
Yasmin tersenyum. Kini ia yakin bahwa bu Endang memang punya banyak uang untuk membayar tagihan belanjanya.
Sementara Vita dan Vira tampak saling tatap, mereka terlihat kecewa karena hasil rekamannya tak sesuai dengan apa yang di inginkan. "tetap lanjutkan rekam. Aku yakin kartu itu pasti hasil mencuri. Dia tak akan tahu bagaimana cara menggunakan kartu itu, Vira masih tak menyerah.
Vita mengangguk, " itu bisa jadi. Mana mungkin wanita desa bisa memiliki kartu seperti itu. Pasti hasil curian." sahut Vita.
Kasir langsung mengambil Black card itu dan menggunakannya. "silakan ibu, pinnya?" kata petugas kasir dengan ramah.
Bu Endang langsung memberikan ujung jari telunjuk nya ke kasir untuk melakukan fingerprint.
"baik, ibu. Terima kasih." sahut petugas kasir.
Sesudah selesai, bu Endah langsung menerima kembali kartu miliknya.
Petugas kasir sangat senang saat transaksi Sudah selesai.
Yasmin tersenyum lega. Transaksi berhasil. Entah berapa unit barang yang sudah terjual hari ini melalui bu Endang. Ini sudah pasti, bonus sedang menanti.
Bu Indah pun datang. Ia tersenyum lega saat melihat barang belanja bu Endang begitu banyak. "makasih, bu. Kami senang ibu berbelanja di sini. Kami tunggu kehadiran ibu selanjutnya." kata Bu Idah ramah.
"ya, tentu saja. Lusa pagi aku akan menjemput Yasmin calon menantuku. Kalian akan aku bawa juga. Jangan lupa ya...!!" pesan bu Endang.
Semua orang terbelalak, "apa? Yasmin menantu ibu?" kata bu indah dengan mulut terbuka.
Semua orang tampak penasaran. Siapa sebenarnya bu Endang ini. Wanita berpenampilan sederhana, namun memegang kartu hitam yang jarang di miliki semua orang.
Vira dan Vita juga terkejut. Ia tak menyangka kalau wanita sederhana itu ternyata calon mertua Yasmin. Vira seperti merasa ada yang aneh. Ia langsung berjalan mendekati bu Endang.
"oh jadi ibu calon mertua Yasmin. Kenapa dari tadi gak bilang, bu. Kami senang akhirnya ibu datang kemari. Kami semua sudah tak sabar ingin mendapatkan undangan dari Yasmin atas pernikahannya." kata Vira. "atau jangan jangan ibu belanja sebanyak ini untuk Yasmin?"
"Iya betul. Dua hari lagi akan di adakan pesta ulang tahun ayahku. Dan aku akan memperkenalkan Yasmin kepada keluarga besar kami sebagai calon menantu." ucap bu Endang tampa ragu.
Vira tak menyangka seberuntung itukah hidup Yasmin. Vira merasa iri. Seharusnya dia yg mendapatkan itu semua. Niat licik untuk menggagalkan Yasmin menjadi menantu ibu ini. "lihat saja, apakah ibu ini masih mau menjadikan Yasmin menantu setelah ia tahu kalau Yasmin bukan lagi perawan, dan saat ini tengah mengandung di luar nikah."