CINTAKU NYANGKUT DI CADARMU TETANGGAKU

Sesampainya di rumah sakit, Reyhan mempercepat jalannya.

Cklekk....

Reyhan membuka pintunya dan melihat Syafira tengah mengaji. Reyhan mendekat dan langsung duduk.

"Assalamualaikum kak" salam Syafira dengan tersenyum.

"Ehemm.... Wa'alaykumussalam" jawab Reyhan dengan sok cool.

Syafira mengadah tangan untuk menyalim Reyhan. Dan untungnya Reyhan mengerti maksud dari Syafira.

Dan langsung menyambut nya dengan baik. Syafira lalu mencium tangan Reyhan dengan takjim.

Seketika Reyhan langsung gugup dengan penyambutan Syafira untuk pertama kalinya. Menurut Reyhan ini terlalu manis. Tapi Reyhan menutupi ke gugupannya dengan wajah yang datar.

"Kok cepat pulang nya kak" tanya Syafira heran. Apalagi ini masih jam sebelas pagi tapi Reyhan sudah pulang.

"Guru adakan rapat" jawab Reyhan seadanya.

Syafira hanya mengangguk kan kepalanya saja tanda mengerti.

Seketika suasana menjadi hening kembali. Reyhan merasa bosan, dirinya langsung membuka ponselnya. Sedangkan Syafira melanjutkan mengaji.

Hingga suara ketukan membuyarkan kegiatan masing-masing.

Reyhan mendongak menatap Syafira.

"Bukain kak" pinta Syafira. Reyhan menurut dan langsung membukakan pintu.

"Lama sekali kamu membuka pintunya anak nakal" ucap Akeno dengan wajah garang nya menatap cucunya yang hanya merasa jengah.

"Gak tau aja pengantin baru" jawab Reyhan langsung pergi tanpa menyambut kakeknya.

"Anak tidak sopan sama orang tua"

Syafira yang mendengar nya menjadi penasaran siapa yang berbicara itu.

"Yah masuk aja kek, macam siapa aja yang disini"

"Kamu ini" Akeno mengehela nafasnya melihat kelakuan cucunya yang tiada hari makin kurang ajar.

"Kak!" panggil Syafira meminta penjelasan siapa gerangan pria yang sudah tidak muda ini lagi.

"Ini kakek Gw, namanya Akeno yamada. Baru pulang dari jepang" jawab Reyhan.

Syafira langsung memperbaiki cara duduk nya agar lebih sopan.

"Assalamualaikum kek" salam Syafira dengan sopan. Lalu Syafira menyalim tangan Akeno pula.

"Kakek Gw katolik" celetuk Reyhan. Yang mana membuat Syafira menggaruk kepalanya heran.

"Papa nikah sama mama yang orang jepang, terus mama masuk Islam. Tapi, kakek gw enggak" jelas Reyhan lagi.

"Maaf, kek. Fira tidak tahu" ujar Syafira tidak enak.

Tapi walaupun begitu Reyhan sangat menyayangi kakeknya ini. Karena kalau dirinya punya masalah, pasti Kakek nya akan melindungi nya.

"Anak baik" Ucap Akeno dengan tersenyum hangat menatap Syafira.

"Maaf, tidak bisa hadir di pernikahan kalian. Soalnya Kakek lagi di jepang mengurus perusahaan"

"Ahhh...tidak apa-apa kek. kami mengerti dengan kesibukan kakek"

"Kamu benar-benar anak yang sopan" tawa Akeno sambil melirik Reyhan.

"Kenapa kamu mau menikah dengan anak berandalan seperti nya nak"

"Apasih kek" sahut reyhan dengan kesal.

"Karena berjodoh kek" jawab Syafira apa adanya.

Akeno langsung terkekeh mendengarnya.

"Karena aku tidak datang ke pernikahan kalian, Apa yang kalian minta dari ku"

"Seluruh perusahaan mu" celetuk Reyhan dengan cepat.

"Dan juga uang mu kek"

"Kamu ini, mau membuat kakek jadi gembel hah"

"Katanya tadi boleh minta apa saja? kenapa sekarang malah protes kek"

"Nanti kalau kakek sudah mati" jawab Akeno.

"Yaudah, Kek. Sekarang aja" ujar Reyhan dengan santainya. Wajah Reyhan benar-benar tengil. Pengen di pukul pakai Panci.

"Kak!!!" Syafira langsung menatap Reyhan dengan tidak suka akibat perkataan nya.

"Tidak usah di masukkan dalam hati cucu menantu. Reyhan bahkan lebih gila dari perkataan nya barusan"

"Kalau kamu menginginkan apa?"

"Fira tidak ingin apa-apa kek. Fira hanya butuh doa dan restu kakek untuk pernikahan kami"

"Ahhh...kamu benar-benar baik sekali" ucap Akeno yang begitu senang dengan Syafira. Syafira juga orangnya sopan tidak seperti cucu laki-laki satu-satunya yang tidak punya akhlak kepada kakeknya sendiri.

Tapi walaupun begitu dirinya begitu menyayangi Reyhan.

"Selama kamu menjadi istrinya, apa kamu dia pernah jahat kepada mu?" tanya Akeno dengan penasaran mengingat Reyhan orangnya dingin, tidak perasaan dan juga sombong.

Syafira langsung tersenyum mendengarnya.

Reyhan mendengus dengan kasar. Kakeknya ini kenapa selalu ingin menjelekkan-jelekkan dirinya terus di hadapan Syafira sih?

"Tidak, kek. Kak Reyhan orang nya baik. Selama kami tinggal bersama, kak Reyhan tidak pernah jahat kepada Fira walaupun terkadang ucapan kak Reyhan sedikit menyebalkan" jawab Syafira dengan tersenyum.

Memang benar perkataan Syafira pikir Akeno. Kalau Reyhan berbicara sedikit menyebalkan. Tapi, di balik itu Reyhan orangnya amatlah baik dan akan menjadi hangat kepada orang yang begitu Reyhan sayangi.

"Reyhan cucuku sayang, Maafkan kakek mu ini." ucap Akeno. Kenapa Reyhan berkata Ketus kepadanya? karena waktu itu, saat Reyhan meminta tolong kepada nya dimana Reyhan meminta bantuan kepada Akeno untuk menyelematkan nya untuk tidak mau di jodohkan! kakeknya di situ malah setuju juga. Alhasil Reyhan marah kepadanya.

Padahal Reyhan hanya berpura-pura marah kepada Akeno. Reyhan ingin melihat bagaimana reaksi pria yang tidak tua lagi.

"Yah, karena kakek minta maaf duluan, Rey mau memaafkan kakek" jawab Reyhan dengan merangkul bahu Akeno sambil tersenyum. Wajahnya juga lebih menghangat, tidak dingin lagi.

"Rey hanya berpura-pura saja" Reyhan menaik-turunkan alisnya seraya menggoda Akeno.

Plak....

"Auuu...Kenapa masih memukul kepala Rey sih kek!!" ringis Reyhan yang begitu kesakitan. Pasalnya walaupun sudah tua, pukulan yang di berikan Akeno kepada Reyhan tidak lah main-main.

"Karna kamu masih nakal" jawab Akeno dengan berkacak pinggang.

"Kakek baperan amat" Rey langsung memeluk Akeno dan mereka langsung tertawa bersama dengan bahagianya.

Melihat pemandangan langka ini, Syafira langsung tersenyum hangat. Jarang-jarang melihat suaminya tersenyum hangat. Syafira saat ini melihat suaminya versi lain, tidak lagi ada Reyhan si dingin kulkas.

Tapi, kini. Reyhan adalah versi yang hangat dan seorang penyayang. Syafira tidak bisa kalau tidak melebarkan senyumnya melihat kehangatan antara seorang kakek dan cucu.

"Tara..." Ucap Akeno dengan tersenyum cerah sambil memperlihatkan tiket umrah.

"Untuk apa ini kek?" tanya Rey heran.

"Masih bertanya lagi? ini untuk kalian. Tiket bulan madu" lanjutnya.

"Kakek gila yah!"desis reyhan.

"Apa yang salah?"

"Kami masih sekolah kek! bagaimana bisa berbulan madu?" Reyhan tidak habis Fikri dengan pikiran kakeknya.

"Bisa libur kan"

"Kakek mana paham"

"Hah!! sebaiknya kakek pulang saja. Terlalu lama disini nanti membuat pinggang Kakek encok lagi" usir Reyhan langsung.

"Kamu mengusir kakek mu ini hah!!!"

"iya, kenapa? kakek tidak suka hah" balas Reyhan tidak mau kalah.

Bagiamana kakeknya ada pikiran untuk membelikan tiket bulan madu yang konyol itu? sedangkan mereka berdua masih anak SMA.

Gimana kalau nanti Syafira hamil di buatnya? sedangkan Syafira masih lah kelas 11. Membuat anak mah gampang. Yang susah itu kalau sudah hamil dan sudah mempunyai anak.

Apalagi mereka masih seorang remaja labil. Reyhan walaupun nakal begini, masih memikirkan masa depan mereka berdua.

Iyalah Kalau dirinya sudah siap mempunyai anak? karena kalau sudah membuat? maka pasti akan jadi seorang Reyhan Junior. Tapi masalahnya adalah Syafira? Syafira itu masih kecil. Masa depannya masih panjang. Masa hanya gara-gara nafsu sesaat membuat masa depan Syafira hancur.

Tentu saja dirinya tidak mau. la pun yakin kalau Syafira masih mempunyai impian yang begitu ia impikan dan Reyhan tidak mau menghancurkan nya.

Mengingat pinggang Syafira yang kecil juga waktu itu membuat Reyhan berpikir apakah Syafira kalau hamil bisa menampung bayinya nanti?

"Simpan saja, ini berlaku selama lima tahun" ucap Akeno dengan memaksa.

Reyhan tidak menolak dan langsung menerimanya. Dari pada Akeno lebih memaksa lagi.

"Kalau begitu kakek pergi dulu. Habis ini kakek masih ada urusan dengan ayahmu"

"Baik kek, terimakasih tiketnya" jawab Reyhan dengan tersenyum.

"Hmmm...."

"Cucu menantu, Kakek pulang dulu yah" ucap Akeno pamit kepada Syafira.

"lya, kek. Terimakasih telah menjenguk Fira kek" ujar Syafira dengan tersenyum.

"Itu adalah kewajiban"

Akeno orangnya memang asik.

"Kalau begitu kakek pergi"

"Iya, kek. kakek hati-hati di jalan. Dan maaf kalau Fira tidak bisa mengantar kakek"

"Kakek mengerti"

"Yaudah, ayo Rey antar" Akeno mengangguk dan Reyhan pun mengantar Akeno dulu.