Berjuang dengan penyakit yang dia derita selama ini malah mendapatkan pengkhianatan dari suami.
Arkan. Suami yang dia percaya selama enam tahun untuk menjaga anaknya, malah mengkhianatinya.
Yang membuat dirinya sakit hati, ternyata Arkan sedang bercinta dengan perawat yang bekerja di rumahnya untuk membantunya sembuh.
Nyatanya mereka berdua mengkhianatinya, saat itu juga dia bertekad untuk membohongi keduanya supaya kebusukan yang mereka lakukan terbongkar.
Bisakah Amel membongkar semua kebusukan yang mereka lakukan selama ini? Atau memilih setia dalam rumah tangga untuk kebahagiaan kedua anaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tiarasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 21 : apa aku jatuh cinta?
"Kenapa? Kamu takut hubungan kita ketahuan sama istri saya? Sampai sampai kamu terus menatap istri dan anak saya." ucap seseorang yang kini berada di samping Lea, lelaki itu adalah Arkan yang dari tadi memandangi Lea.
"Tuan."
Arkan menoleh, "Lea. Saya tahu kamu akan cemburu melihat kebersamaan saya dengan istri saya, apalagi saya akan membagi waktu saya dengan kamu dan istri saya."
"Kamu harus janji dengan saya kalau kamu tidak akan ninggalin saya." lontar Arkan yang menatap wajah Lea dengan lembut, tidak hanya itu saja kedua tangan Lea terus digenggam oleh Arkan.
"Pak, menurut saya hubungan ini sudah tidak sehat lagi. Saya tahu bapak mencintai saya, tapi pak istri bapak sudah kembali sudah waktunya bapak bersama dengannya." urai Lea dengan jujur, Arkan menggeleng dia tidak setuju dengan perkataan Lea.
Memang Amel sudah kembali, tapi hatinya sudah dimiliki oleh Lea. Entah sejak kapan dia mulai jatuh cinta dengan wanita ini, mungkin sejak kebutuhan biologisnya terpenuhi.
"Tapi pak saya..." Arkan segera mencium bibir Lea, tidak lupa bibir itu ia hisap dan memberikan hisapan kecil yang sangat manis.
Lea tidak bisa apa-apa lagi, semakin dia menolak hubungan ini semakin tidak bisa melepaskan pria ini. Pria yang sudah memberikan sesuatu yang membuatnya nyaman apalagi Arkan selalu memberikan sesuatu sesuai kebutuhannya.
Arkan melepaskan ciuman tersebut, di satu sisi madam Rini tidak sengaja melihat adegan ciuman antara majikan dan pembantu. Dalam momen bahagia ini mereka berdua melakukan hal itu dengan sengaja, tetapi Rini tidak berani berbicara.
Sampai saat Rini kembali bekerja seakan-akan apa yang ia lihat tidak terjadi. Setelah kepulangan Arkan, Arkan sempat menemui Lea di kamar setelah itu dia tolak. Tapi saat dimana Arkan mengungkapkan perasaannya, saat mengetahui Amel sadar dari koma.
Tidak berselang lama mungkin Lea akan terluka dengan hubungan terlarang ini, dia juga tidak akan mungkin meninggalkan pria yang sudah memenuhi kebutuhannya.
"Sayang, kamu sudah selesai jalan-jalannya?" tanya Arkan yang melihat kursi roda Amel di dorong oleh Rev.
Amel tersenyum, "Sudah mas. Ini juga aku yang minta Rev untuk jalan-jalan keluar, kamu tidak ke kantor mas?"
Arkan melangkah supaya jarak di antara dirinya dan juga Amel semakin dekat, "Aku senang kamu bisa kembali sembuh seperti dulu lagi. Ini aku mau ke kantor jangan lupa istirahat yang cukup dan jangan lupa minum obat yang diberikan dokter."
Amel mengangguk, Lea menunduk saat melihat adegan romantis antara Arkan dan Amel. Sedangkan Rev dari tadi memperhatikan Lea, sepertinya wanita ini cemburu melihat keromantisan kedua orang tuanya.
Arkan mencium kening Amel dengan lembut, setelah itu Arkan pergi. Rev meminta seseorang untuk membantu ibunya istirahat, Rev melangkah menjauh dari Lea yang masih berdiri.
Rev melirik kearah pintu saat suara kamar diketuk dari luar, Lea masuk ke dalam saat Rev memintanya untuk masuk. Wanita itu membawa keperluan kerja saat dia melihat Rev masih belum memakai pakaian.
"Kamu belum pakai baju?" tanya Lea dengan gugup, tubuh atletis yang dimiliki Rev sangat menawan.
Bukan pertama kalinya Lea melihat tubuh atletis Rev tapi rasanya dia selalu gugup di dekat pria ini.
"Kemari. Pakaikan kemeja dan jas kerja saya." pinta Rev meminta Lea untuk melangkah, dengan perasaan gugup Lea melangkah untuk mengikuti keinginan Rev.
***
"Pakaikan kemeja untuk saya." kata Rev membuat Lea menatap pria di hadapannya.
"Kenapa diam aja? Saya kan minta kamu pakaian kemeja kantor untuk saya."
"I–iya." Lea membantu Rev untuk memasang kemeja dan juga mengancingkan satu persatu kemeja yang dikenakan Rev.
Tidak hanya itu saja Lea tidak lupa memasangkan dasi dan juga jas, Rev terus menatap wajah Lea dengan lembut sampai wanita itu tidak sadar kalau dari tadi ia memandangi Lea.
"Sudah beres." ucap Lea selesai memasangkan pakaian kerja untuk Rev, wanita itu menatap Rev yang kini menatapnya juga.
Lea salah tingkah saat Rev terus memandanginya tanpa berkedip, Lea memutuskan untuk pergi setelah tugasnya selesai tapi Rev malah menahannya.
Lea mengangkat satu alis seperti memberikan sebuah pertanyaan untuk pria ini. Entah jiwa mana yang merasuki tubuh Rev membuat Rev ingin mencicipi bibir Lea, Rev mendorong pinggang Lea, ia juga mengangkat dagu Lea untuk melihat kecantikannya.
Tanpa ragu Rev mencium bibir ranum Lea, bibir yang sudah lama tidak ia rasakan. Bukannya menolak justru Lea menikmati sentuhan yang diberikan Rev, dengan tubuh yang kecil Lea menyamankan tinggi badan Rev.
Rev memiliki tinggi 189 sedangkan Lea memiliki tinggal 160 sangat jauh, Rev melihat Lea terus berjinjit untuk menyamakan tinggi badannya. Mau tidak mau Rev mengangkat tubuh Lea, ciuman yang mereka lakukan masih berlanjut sampai Lea berusaha untuk mengimbangi permainan yang dilakukan Rev.
Selama beberapa menit akhirnya ciuman itu terlepas, Rev masih menatap wajah Lea belum menurunkan tubuh Lea yang kini ia gendong.
"Gimana rasanya? Ciuman saya dengan ayah saya apa rasanya sama atau beda." lontar Rev yang menatap wajah Lea, Lea tidak tahu harus menjawab apa dia malah tidak fokus dengan ketampanan yang dimiliki Rev.
"Lea." Lea tersadar saat dia terus menatapnya, Rev menurunkan tubuh Lea saat wanita ini mulai salah tingkah.
"Kamu kenapa? Kenapa pipi kamu kaya kepiting rebus gitu." goda Rev melihat wajah Lea yang terus merah menyala.
Lea menutupi kedua wajahnya dengan membelakangi tubuhnya, Rev terkekeh melihat tingkah laku Lea. Dia dengan cepat memeluk tubuh Lea dan memberikan sebuah ciuman di pipi walau pipinya tertutup dengan tangan.
"Saya pergi dulu. Kamu jangan lupa lakukan tugas kamu di rumah ini, nanti saya akan temuin kamu setelah pulang kerja." kata Rev yang bicara di belakang telinga Lea.
Rev memutuskan pergi, Rev terus tersenyum saat rencananya kali ini berhasil. Dia berhasil membuat Lea bersikap jatuh cinta, sedikit lagi wanita ini akan mendapatkan sebuah pilihan yang sulit. Saat itu juga ia akan menghancurkan wanita ini, tanpa melihat perasaan darinya.
Lea yang dari tadi kerja mengurus rumah sampai gagal fokus saat mengingat kejadian dimana dirinya berada di kamar Rev. Ia sangat tidak menyangka hidupnya akan menjadi seperti ini, apalagi Rev selalu memberikan sesuatu yang membuatnya salah tingkah.
"Kamu kenapa? Kenapa wajahmu merah gitu." ucap salah satu art di rumah ini.
"A–aku..."
"Jangan-jangan kamu lagi jatuh cinta ya." lontar wanita itu membuat Lea terdiam dan tersenyum mendengar kalimat yang diucapkan temannya.
"Apa ia aku jatuh cinta? Masa ia aku jatuh cinta dengan anak majikanku sendiri." batin Lea saat mengingat Rev menggodanya, sampai memperlakukannya dengan baik.
"Eng–ngga aku gak lagi jatuh cinta." balas Lea yang berbohong dan menolak kalau dirinya sedang berbunga-bunga.
"Jangan di sembunyikan gitu Lea, saya ini tahu sifat kamu. Saya merasa kasihan juga sama kamu, kamu mendapat perhatian dari den Rev tapi kamu malah menjadi wanita selingkuhan tuan Arkan." mendengar itu Lea dengan cepat menutup mulut Tina.
"Jangan keras-keras nanti ada yang dengar." Lea melirik kearah kanan dan kiri, dia takut nanti ada yang mendengar ucapan Tina.
"Hehe maaf aku gak sengaja."
"Tapi Lea apa kamu yakin mau melanjutkan hubungan kamu dengan tuan Arkan. Apalagi istri tuan Arkan sudah sembuh, takutnya kamu malah dicampakin sama dia. Aku lebih setuju kamu sama Rev, dia belum punya pasangan jadi cocok sama kamu."
"Tapi aku..." Tina menepuk pundak Lea, "Aku tahu ini pilihan tersulit buat kamu, coba kamu pikirkan lagi mau sampai kapan kamu jadi selingkuhan pak Arkan. Sedangkan Rev menerima kamu dan mencintai kamu dengan tulus."
"Aku takut semua orang akan tahu hubungan kamu dengan pak Arkan, kalau sampai istri pak Arkan tahu dia pasti akan kecewa dan mengusir kamu dari sini." tutur Tina, Lea terdiam mendengar ucapan temannya.
Yang tahu hubungan terlarangnya dengan Arkan cuman Tina, hanya dia yang tahu perjalanannya sampai ia menjadi wanita psk untuk menghidupi keluarganya. Tidak ada satupun yang tahu mengenai kehidupannya, tapi Tina tahu segalanya.