Cora mengalami kecelakaan saat membantu wanita tua yang hendak menyeberang jalan. Saat sadar, jiwanya sudah berada dalam tubuh wanita yang memiliki nama yang sama dengannya.
"Nghh.." Cora memegang kepalanya yang terasa pusing.
"Jadi aku masih hidup?"
"Cora, akhirnya kamu sadar. Kamu harus memberi penjelasan padaku. Kenapa kamu meneguk racun itu untuk mengakhiri hidupmu?"
"Racun? bukankah aku mengalami kecelakaan? sejak kapan aku minum racun," batin Cora.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21: Pemotretan
"Berikan ponselku Cora!" perintah Bianca. Cora mengangguk. Ia lalu memberikan ponsel Bianca yang ada ditangannya.
"Elizya, kamu harus bisa membuat make-up ku lebih bagus dari mereka," kata Bianca tidak ingin kecantikannya dikalahkan oleh dua model pendatang itu. Persaingan dalam dunia model sangat tinggi. Model lama tentu saja akan selalu mempertahankan posisi mereka. Tidak akan membiarkan model-model baru mengambil alih ketenaran mereka.
"Tenang saja, aku akan melakukannya seperti biasa," ujar Elizya. Inilah yang Bianca suka dari Elizya. Wanita itu sangat hebat dalam hal merias. Bianca bahkan mengangkatnya jadi perias pribadinya.
"Aku percaya padamu," balas Bianca.
Pemotretan pun dimulai. Tiga model itu mulai berpose dengan banyak gaya. Sesekali perias akan memperbaiki riasan wajah modelnya. Cora juga tidak tinggal diam. Dia akan mengipas Bianca yang sedang kepanasan. Seperti sekarang ini, Cora membantu Elizya menghapus keringat Bianca dengan satu tangannya memegang kipas angin mini.
Sesi pemotretan kemudian berlanjut. Ketiga model itu sedang mengganti kostumnya. Cora tampak sibuk membantu Bianca.
"Jangan terlalu kasar. Apa kamu tidak tahu ini barang mahal," gumam Bianca ketus saat Cora mengancing bagian belakang gaun yang dikenakannya dengan cepat.
"Maaf Mrs. Bianca," kata Cora.
"Sudah sana, panggil Elizya saja," ucap Bianca mengibaskan tangannya mengusir Cora.
"Dasar tidak becus," gumam Bianca.
Cora keluar dari ruang ganti, memanggil Elizya.
"Begitu saja sudah marah. Memangnya kenapa jika barang mahal. Seharusnya jika barang mahal maka kualitasnya akan lebih bagus. Tidak mungkin dengan cara mengancing yang kulakukan tadi langsung membuat bajunya rusak," gumam Elizya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia lalu duduk di kursi dan meneguk minuman kaleng dingin miliknya. Hari semakin panas saja. Cora menghidupkan kipas mini di atas meja. Mengamati dua model lain yang sedang melakukan pemotretan.
"Sepertinya menjadi asisten seorang model cukup menyenangkan. Aku akan sering bertemu dengan para selebritis," gumam Cora senang.
Suasana di area pemotretan menjadi ribut saat seorang pria tampan dengan kacamata hitamnya berjalan mendekati stan mereka.
"Oh my goodness bukankah dia aktor terkenal itu," gumam Cora dengan mata berbinar.
"Astaga.. apakah ini mimpi. Aku bisa melihatnya secara langsung," gumam Cora senang. Pria itu berjalan menghampiri salah satu model yang sedang melakukan pemotretan dan mengecupnya.
"Romantisnya.." gumam Cora menatap mereka. Ternyata kekasih dari sang aktor itu adalah model yang sedang melakukan pemotretan bersama mereka. Aktor yang satu itu memang menjaga privasinya. Bahkan Cora baru tahu jika dia punya kekasih. Cora pikir pria itu punya kelainan seksual selama ini. Pengawalnya bahkan meminta orang yang ada di sana untuk tidak mengambil foto mereka.
Bianca da Elizya keluar dari ruang ganti. Bianca kemudian melanjutkan sesi pemotretannya. Kali ini yang menjadi fotografernya adalah Evans. Cora berjalan disamping Bianca memayunginya agar tidak kepanasan.
Cora dengan setia menunggu Bianca menyelesaikan pemotretannya. Cora akui, Bianca memang model profesional. Setiap pose yang dilakukannya tidak pernah gagal. Evans menunjukkan hasil jepretannya pada Bianca. Ekspresi wajah wanita itu terlihat puas dengan hasilnya.
"Baiklah, kita break dulu." Ucap Evans lalu pergi. Cora langsung memberikan minuman dingin pada Bianca sembari memayunginya.
Cora dan Bianca berjalan mendekati tenda dimana Mark sudah menunggu Bianca di sana.
"Sayang.." panggil Bianca, Mark berdiri lalu mencium bibir Bianca. Keduanya lalu pergi ke ruang ganti.
"Dia kekasih Bianca yang sekarang," ujar Elizya. Cora mengangguk.
"Aku sudah membacanya dari artikel kemarin," balas Cora duduk di kursi.
"Cora aku temui Evans sebentar. Kamu bisa bergabung dengan mereka agar kamu tidak bosan," kata Elizya menunjuk dua asisten model yang lain yang sedang duduk tak jauh dari mereka. Cora lalu mengangguk.