MY DOKTER Is My WIFE

Rendra tersenyum melihat kepolosan Raisha.

"Kamu tidak usah khawatir sayang, mereka pasti bisa masuk ke rumahmu dengan mudah dan aman, bahkan tidak merusak pintu rumahmu sama sekali! " Rendra menjelaskan pada istrinya.

"Trus lewat mana?, mau menghilang atau nembus tembok begitu?" Raisha masih keheranan.

" Bhahaha, memang hantu, menghilang nembus tembok, lucu sekali sih istriku ini." Goda Rendra.

"Loh kok lucu, ini serius mas, coba bayangkan, anak buah mas Rendra bisa masuk rumah dengan mudah bahkan tanpa merusak pintu dan tidak membawa kunci, kalau di congkel juga masih rusak pintunya." Raisha masih bingung.

"Sayang, mereka punya alat khusus untuk membuka kunci rumahmu, seperti rampok rampok kelas kakap itu." jelas Rendra.

"Jadi anak buah mas Rendra rampok?"Raisha tambah heran.

"Aduh bingung aku ngomongnya, begini ya dr Raisha sayang, mereka bukan rampok tapi mereka sudah di latih, kalau hanya untuk tugas seperti itu mah gampang, tapi ingat bukan perampok ya." Rendra gemes dengan kepolosan Raisha. Raisha tersenyum geli melihat Rendra yang kesal.

" Memang dia saja yang bisa membuat orang gemes, rasain." batin Raisha geli.

"Maaf, aku kan tidak tahu mas, oh ya mas, bukannya mafia itu penjahat, mengapa kalian malah memilih jadi mafia, apa tidak takut melawan hukum, apalagi ya mas, nyawa kita taruhannya, apasih yang kalian inginkan sebenarnya, bertarung, ngeri aku membayangkannya hi?" Raisha bergidik ngeri, dari novel yang pernah dia baca, mafia itu cenderung ke perkelahian, peperangan, dan pasti menyimpan senjata tajam.

" Sayang, kamu pakai make up apasih, kok cantiknya kebangetan begitu, malah ndak ada ilang ilang nya sama sekali." Rendra mengalihkan pembicaraan mereka.

"Mas, tidak perlu mengalihkan pembicaraan, aku bukan anak kecil lagi, dan aku juga istrimu, entah di akui atau tidak, tapi secara tidak langsung aku sudah masuk di dalamnya." jawab Raisha.

Rendra mengambil nafas dalam dan mulai menceritakan.

" Sebenarnya kami bukan mafia, kami cuma keluarga biasa yang cinta damai, kisah bermula saat adik dan keponakanku di culik oleh mereka, awalnya minta tebusan uang, tapi mereka menipu kami, dan menjual anak anak itu ke Australia, keluarga sudah memburunya, tapi naas, adikku meninggal di tangan mereka, dia sangat cerdik, tapi orang orang itu menginginkan otaknya untuk di ambil dan di pasang pada putra geng mafia itu, dia dioperasi diambil organnya, dan kami terlambat menolongnya." Rendra menitikkan air matanya.

"papa dan mama sangat marah, kami membuat sebuah rencana, dan membumi hanguskan markas mereka, dendam itu lalu muncul, ketua geng itu masih hidup dan balas dendam, menghasut Jonathan, kakak dari papa, setelah berhasil mereka menghabisi seluruh keluarga Jonathan, bahkan kakek dan nenekku ikut terbunuh. saat itu mama mendirikan sebuah organisasi yang isinya wanita wanita terlantar, bahkan tersakiti, mereka membuat geng, bertujuan melindungi perempuan dan anak anak, bahkan dari maraknya pencurian saat itu, lalu kakak ku bergabung disana, dan diangkat menjadi miss Queen, sekarang anggotanya tidak cuma perempuan saja tapi laki laki juga banyak, lalu aku, suamimu yang tingkat ketampanannya ini mengalahkan jungkook BTS itu, sebagai komputernya, semua informasi dan lainnya aku yang menguasai, sedang Naela pelaksananya. perusahaanku juga menjadi markas hacker kami, bahkan tidak ada yang mengetahui sama sekali, meskipun itu pegawai kantorku." Jawab Rendra.

Raisha melongo mendengar kisah keluarga Ibrahim yang sangat tragis, dan itulah alasannya kenapa mereka menjadi keluarga yang sangat bengis dan di takuti.

Gadis itu ikut menitikkan air matanya, dan ikut bersedih

"Kamu lihat mamaku, papaku, dari luar mereka terlihat garang dan kejam, tapi sebenarnya mereka sangat lembut dan penuh kasih sayang, mama dulu orangnya periang, usil, tengil dan bar bar sepertiku, itulah kenapa aku ingin seperti mama, sekaligus menutupi kelebihan yang aku miliki, musuh musuh menganggap aku ini yang paling bodoh dan mudah diatasi duluan makanya mereka mengincar Aku dulu." Rendra kembali menghela nafas.

"Kamu sudah tahu semua sisi gelap ku, aku mohon kamu juga harus kuat menjalani semuanya ya, kamu harus menjadi dirimu sendiri, seorang dokter cantik dan lembut, tapi jangan mudah tertipu dan ditindas, seperti waktu itu." sindir Rendra.

"Apaan sih mas, kapan juga aku mudah ditindas?" cemberut Raisha.

"Jangan cemberut, pengen di makan ya?" gida Rendra lagi.

"Tapi waktu itu kapan?" heran Raisha yang sudah melupakan ke jadian di restoran mewah waktu itu.

"Itu waktu kamu di tipu dr lebay, dan modus itu, haha. kasian mana kasirnya menolak lagi di transfer, untung ada babang tampan yang menolong." Sindir Rendra sambil bercanda.

Raisha langsung cemberut, dia juga sebel kalau mengingat dirinya ditipu Si Salman bukan khan.

"Haha, cemberut dia, tapi kok malah makin cantik ya!" goda Rendra.

Raisha memukul Rendra dengan bantal, dari tadi selalu membuat dia kesal.

"Mas, bisa tidak sih kalau serius sedikit saja, bercanda terus." kata Raisha.

"Maaf sayang aku bosan, kamu jangan marah ya, atau kamu saja yang cerita atau mendongeng untukku, cuma ini yang bisa aku lakukan untuk mengusir rasa bosan. Kalau aku diam, maka rasa tidak percaya diriku akan mulai muncul.", jawab Rendra sendu.

Raisha meraih tangan suaminya tersebut, mengusapnya.

"Maafkan aku, seharusnya aku mengerti, dan tidak egois, mas Rendra boleh melakukan apapun asal mas Rendra senang." akhirnya Raisha mengalah dan mengerti, kenapa Rendra usil seperti itu.

Rendra mengangguk dan membalas menggenggam tangan Raisha yang lembut.

"Oh ya, sudah jam dua belas nih, mas Rendra mau makan apa, biar Rei pesankan di kantin bawah, kalau harus masak nanti kelamaan nunggunya?" tanya Raisha, karena Rendra pasti tidak mau makanan jatah rumah sakit.

"Apa saja deh, aku ini omnivora, pemakan segala, hehe." jawab Rendra asal.

"Memang tikus pemakan segala?" Raisha mulai bisa menerima Kejahilan Rendra.

"Sejenisnya, aku juga minum susu tapi susu nona." tambah Rendra.

"Stt, ya sudah Raisha ke bawah dulu, membeli makan siang untuk kita, dan jam dua, Rei harus masuk sampai jam empat, ada jadwal operasi, pasiennya ingin Rei bergabung di dalamnya." pamit Raisha.

Rendra mengangguk setuju, barulah Raisha keluar untuk mencari makan siang.