Cerita ke sekian... semoga berkenan dihati...
Cerita ini fiktif belaka ..jika ada kata-kata yang menyinggung Author minta maaf....
Nisa Ardina 23th seorang gadis kampung merantau ke kota untuk mengadu nasibnya setelah dikhianati sang kekasih dengan teman sekolahnya.
Greyvin Maleek Hermawan seorang CEO dari " Angkasa Corp " di paksa menikah dengan pilihan sang Kakek namun dia menolak dan lebih memilih menikahi sang sekretaris .
Bagaimana kisah mereka.. ikuti terus kisah mereka
Jika ada kesamaan tempat, nama, bukan kesengajaan .
Terima kasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#18
Setelah kejadian Nisa yang tak sengaja mendorong Grey sehingga jatuh dari tempat tidur, Nisa dan Grey melihat salah tingkah karena belum terbiasa bersama.
Saat ini mereka semua sedang ada di pengungsian, dan tiba-tiba ada helikopter di atas kawasan pengungsian.
Tiba-tiba ponsel Grey bergetar dalam sakunya.
Drrtttt Drrttttt
" Alex " gumam GRey segera menjawab panggilan sang sahabat sekaligus asisten nya
"Ya Lex... lo ada dalam helikopter yang mengudara ?gw liat..,titik koordinat sudah tepat...
" Oke gw tunggu intruksi lo selanjutnya "
.
.
Setelah selesai dengan panggilannya Grey menyuruh seseorang mencari kain sebagai tanda untuk menunjukkan titik dimana Grey berada
Tak butuh waktu lama, dengan ke profesionalan Alex dan team, susah payah bisa menjangkau medan pengungsian.
Karena memang akses desa tersebut tertutup longsoran dari tebing dekat dengan hutan pinus jalan penghubung desa dengan masuk kota.
.
.
Setelah beberapa jam, menurunkan logistik untuk persediaan pengungsi, Alex menemui Grey dan juga Nisa.
" Bro..?!! sehat lo...?!! tanya Alex menghampiri Grey dan saling berpelukan layaknya seorang laki-laki
" Alhamdulillah baik, aku sama Nisa selamat dari tanah longsor di hutan pinus, kalau malam itu warga nggak ketemu sama gw, nggak tau nasib gw.. " jelas Grey dengan sedikit melirik Nisa yang sibuk membuat kopi buat Grey dan Alex.
" Tuan Alex apa kabar, ini kopi buat tuan Alex... dan ini buat abang..,Nisa udah coba.. Nisa tinggal dulu permisi.. " pamit Nisa segera berlalu dan menuju dapur darurat untum membantu para ibu-ibu memasak
" Ehemmm... ada apa nih, kayak ada yang beda lo sama Nisa.. kalian nggak nyembunyiin sesuatu dari gw kan? tanya Alex penuh selidik
" Ada, gw bakal cerita sama lo.. dan semoga lo mau bantu gw sama Nisa " ucap Grey dengan nada serius
" Hehhh.. lo kenapa sama Nisa, lo sama Nisa udah..gitu.. gitu..?? tanya Alex dengan menyatukan telapak tangan nya
" Husss... belom, gw nunggu dia siap.. " ucapan Grey membuat Alex geleng-geleng kepala karena salah paham
" Jadi.. sifat Nisa aslinya gitu, gam...
" Stoppp...!! lo salah paham, begini... waktu kemarin gw sama Nisa mau balik Jakarta gw sama Nisa kejebak di hutan pinus, trus gw nggak bisa balik ke Jakarta karena ada pohon tumbang di tengah jalan, hujan deras juga, udah gitu gw mau balik ke kampung ini, sialnya ban mobil gw jemblos ke lobang dan nggak bisa ngangkat, akhirnya gw sama Nisa ketiduran di mobil.. mungkin karena keadaan luar dingin tambah Ac dalam mobil, kita nggak sadar kala Uhhh kita pelukan waktu itu. dan tepatnya warga yang mergokin kita, dan gw harus nikahin Nisa saat itu juga, Nisa sebenarnya nggak masalah tapi, di desa ini masih sangat hal-hal yang seperti itu dianggap buruk dan malam jam tiga pagi gw nikahin Nisa, secara agama, dan tugas lo... tolong catatkan di KUA biar pernikahan gw nggak bisa kakek ganggu gugat juga. " jelas Grey.
Alex yang mendengar penuturan Grey sangat kaget dan sangat tahu selera wanita-wanita di sekeliling Grey.
" Lex... Alex are you okey?? tanya Grey melihat sahabatnya terkejut
" Ini mah.. gw nggak nyangka banget bro, kalian kan baru ketemu trus.. bisa gitu kalian nikah trus kalian satu kamar? tanya Alex kepo
" Iya kita satu kamar, dam sialnya dia jatuhin gw dari kasur pagi-pagi buta karena lupa kalau gw udah jadi lakinya... " ucap Grey bercerita saat di buat kesal oleh Nisa.
" Jadi.. abang masih nggak maafin Nisa..?? kenapa abang nggak bales aja kelakuan Nisa tadi pagi.? Ucapan Nisa membuat dua orang yang sedang asyik berghibah kaget bukan kepalang.
Nisa dengan cepat melangkah meninggalkan pengungsian dan berjalan kaki dengan cepat.
" Wahhh... dia marah bro? cepet susul dia sana, takutnya dia salah paham. " kata Alex dan menyuruh Grey mengejar Nisa
Mau tak mau Grey menyusul Nisa setelah menyerahkan semua urusannya pada Alex ,Grey mencari Nisa ke dapur umum namun tak ada, akhirnya bertemu Bu Mae melihat Nisa pulang kerumah karena bilang nggak enak badan.
Grey langsung ke rumah pak Kamal dan terlihat pintu rumah tersebut tertutup rapat. Grey berusaha untuk membuka pintu dan ternyata tak terkunci.
Grey masuk diam-diam dan langsung menuju kamar yang di tempati semalam bersama Nisa.
Clek..
" Aaaaa..ahhhtttrrffftg" jerit Nisa namun dengan cepat Grey mbekap mulut Nisa dengan telapak tangannya.
" Sstttttttt..ini aku, Grey.. " ucap Grey dan melepaskan bekapannya.
" Ihhhhh.. apa-apaan coba bekep-bekep Nisa..,mau bunuh Nisa biar cepet jadi duda? nggak terima Nisa jadi istri Mr Grey, ya udah balikin Nisa sama emak di kampung.. " cerocos Nisa dengan bibir yang manyun membuat Grey tersenyum melihat tingkah gemas sang istri
" Heii.. siapa yang mau bunuh kamu, trus emang kapan aku minta kamu sama emak, aku aja belum pernah ketemu emak kamu. " ujar Grey dengan mencubit gemas pipi Nisa.
" Iya juga yaa.. "gumam Nisa menjpok jidatnya
Dia lupa pernikahan yang mereka lakukan tak ada yang tahu.
" Nis.. kamu marah sama abang? tanya Grey menelisik
" Nggak, cuma abang tuh.. kenapa harus pura-pura, kalau abang nggak suka lakuin sesuatu harusnya bilang ke Nisa jangan pura-pura baik di depan Nisa tapi, di belakang nggak terima " sindir Nisa melirik kearah Grey dengan sinis
" Iya maaf, oh iya.. kita bisa pulang sore atau malam nanti jalanan yang ketutup longsobg juga sudah dibuka semua " ungkap Grey membuat Nisa membalikkan badannya ka arah Grey.
" Alhamdulillah, lebih baik begitu.. disini Nisa juga nggak enak kan kita menumpang, nyusahin pak Kamal dan istri. " ucap Nisa dengan mencebikkan bibirnya
" Yah sudah kamu rapih-rapih, dan nanti siap-siap buat kita balik ke jakarta. " kata Grey dan langsung berlalu bergi
Sore pun tiba dan Nisa juga Grey berpamitan dengab pak Kamal dan istrinya
" Makasih pak ,bu..atas semua bantunnya kami sangat banyak berhutang budi pada kalian " ucap Grey dengan tulus
" Jangan bilang begitu, kalian sudah kami anggap anak kami sendiri.. Nak Aleek jaga istri kamu dengan baik, walaupun kalian menikah belum ada cinta namun berusaha lah saling menerima dan saling mengikhlaskan semua itu sudah di gariskan Allah untuk kalian " nasehat pak Kamal membuat pasangan pengantin baru itu merasa tenang dan menghangat
" Insyaallah pak, bu kami akan mengingat nasehat yang kalian berikan, dan untuk bantuan logistik mulai malam ini akan datang, trus bapak koordinasikan pada yang lai pak" ucap Grey dengan senyum tersungging dari bibirnya.
" Terima kasih nak Aleek, jangan lupakan kami..anggaplah kami dan desa ini tempat singgah kalian kalau kalian penat bisa langsung berkunjung kemari. " ucap salah satu penduduk dengan rasa bahagia
" Terima kasih pak, alhamdulillah saya dan istri saya sangat terharu mendengarnya dan Insyaallah kami sekali-kali akan berkunjung ke kampung penuh kenangan kami" jawab Aleek dan denga perkataan Aleek membuat gelak tawa pun terdengar riuh mengingat pernikahan dadakan Grey dan juga Nisa.
Bersambung
nggggggg 🤭