Alya terpaksa menggantikan Putri yang menghilang di hari pernikahan nya dengan putra dari konglomerat keluarga besar Danayaksa. Pebisnis yang di segani di dunia bisnis. Pernikahan yang mengantarkan Alya ke dalam Lika - liku kehidupan sebenarnya. Mulai dari kesepakatan untuk bertahan dalam pernikahan mereka, wanita yang ada di masa lalu suami nya, hingga keluarga Devan yang tidak bisa menerima Alya sebagai istri Devan. Mampukah Alya melewatinya? Dengan besarnya rasa cinta dari Devan yang menguatkan Alya untuk bertahan mengarungi semua rintangan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Wardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hutang Keluarga Harus Dibayar
*****
" Langsung saja, mbak. Apa maksud mbak bicara barusan." Tanya bude Sandra semakin tidak mengerti.
" Pernikahan ini tidak mungkin bisa kita lanjutkan ya la Putri. Keluarga Devan pasti sekarang marah besar pada kita." Sahut Baldi.
Bude Lastri menggelengkan kepala nya.
" Tidak... Tidak... Pernikahan ini masih bisa di selamat kan. Nama baik keluarga kita masih bisa kita selamat kan melalui Alya." Kata Bude Lastri.
Mendengar nama Alya terlontar, Bude Sandra spontan menoleh ke arah Bude Lastri dengan tatapan penuh tanya dan kebingungan.
Mengapa dengan Alya? Kenapa namanya harus terjebak di tengah sengketa yang semakin memanas di antara mereka? Di dadanya, rasa penasaran dan gelisah bercampur, seolah Alya menjadi kunci rahasia yang belum terungkap.
" Alya? Kenapa dengan Alya?" Tanya bude Sandra.
" Kamu lihat sekarang. Di saat anak kesayangan kamu itu menimbulkan masalah yang besar, Alya datang tepat pada waktu nya. Alya akan menggantikan Putri menikah dengan Devan hari ini. Dengan begitu, Alya bisa menyelamatkan nama baik keluarga kita." Jawab bude Lastri tersenyum.
" Tidak, mbak. Aku tidak setuju. Aku tidak akan mengizinkan Alya menikah dengan Devan. Kalau sampai Putri tahu, dia pasti akan marah, mbak." Tolak Bude Sandra dengan mendelikkan mata nya pada bude Lastri.
" Masih saja mau membela anak kamu itu setelah dia membuat kekacauan dengan masalah besar ini?" Protes Bude Lastri.
" Putri memang sudah membuat masalah yang besar Mbak, tapi aku tidak setuju kalau Mbak meminta Alya menikah dengan Devan untuk menggantikan Putri. Apa kata orang nanti Mbak kalau sampai orang - orang tahu kalau Putri menghilang di hari pernikahan nya dan sekarang malah di gantikan oleh Alya yang menikah dengan calon suami nya? Bukan kah itu akan semakin membuat nama besar keluarga kita menjadi buruk?" Ucap Bude Sandra.
Lagi - lagi Bude Lastri menggeleng dengan cepat.
" Tidak akan ada yang tahu kalau Alya yang menggantikan Putri menikah dengan Devan." Sahut Bude Lastri.
" Apa maksud mbak??" Tanya Baldi penasaran dengan pendapat bude Lastri yang begitu sangat yakin dengan jalan keluar dari nya.
" Bagaimana bisa kita menyembunyikan kalau ternyata Alya yang menikah dengan Devan? Bukan Putri?" Sambung bude Lastri yang juga ikut penasaran.
" Alya akan menikah dengan Devan. Hanya menggantikan Putri saja. Setelah Putri kembali nanti, Alya harus mengembalikan Devan kepada pemilik nya. Kembali kepada Putri. Alya hanya menggantikan Putri duduk di samping Devan. Tapi yang akan menjadi istri nya Devan itu tetap lah Putri. Dengan begitu, kita bisa menyelamatkan kan nama baik keluarga kita hari ini." Jawab bude Lastri mengungkapkan pendapat nya dengan jelas.
Bude Sandra menatap Bude Lastri dengan tatapan tajam, hatinya bergejolak antara ragu dan terpaksa.
Saran yang keluar dari mulut Bude Lastri terasa begitu konyol, seperti lelucon dalam situasi genting yang nyaris membuatnya kehilangan akal.
Namun, dalam diam, Bude Sandra tahu bahwa saat ini, saran gila itu adalah satu-satunya secercah harapan yang bisa mereka genggam erat demi menghadapi badai yang semakin mengancam.
" Tapi bagaimana kita bisa yakin kalau keluarga nya Devan bisa menerima ini?" Tanya Bude Sandra meragukan nya.
Bude Lastri melipat kedua tangan nya ke depan sambil tersenyum.
" Kita akan pikirkan itu setelah kamu bicara dulu dengan Alya." Jawab bude Lastri.
*
*
*
" Alya..." Panggil pakde Baldi.
Alya yang sedang duduk sambil menikmati segelas teh hangat, segera bangkit dari duduk nya dan mencium punggung tangan pakde nya dengan takzim.
" Assalamualaikum, pakde." Sapa Alya dengan sopan.
"Waalaikumsalam, Nak. Kamu sudah makan?"
" Nanti saja pakde. Alya belum lapar. Maaf pakde, Alya datang terlambat."
Pakde Baldi menggeleng pelan.
" Kamu tidak terlambat, Nak. Justru kamu datang tepat pada waktu nya."
" Maksud pakde apa?" Tanya Alya yang tidak mengerti dengan maksud pakde nya barusan.
" Ayo ikut pakde. Bude mu mau bicara dengan mu." Ajak Baldi menarik tangan Alya.
Melihat tatapan pakde nya, Alya semakin tidak mengerti maksud yang di katakan dari pakde nya barusan kepada nya.
Alya terus melangkah mengikuti langkah pakde nya. Alya menghelan nafas nya panjang, bertemu dengan keluarga bude nya selalu menjadi hal yang sangat dia hindari sejak dulu. Namun, dalam keadaan seperti ini bagaimana mungkin dia bisa menghindar?
Pakde mengajak Alya masuk ke dalam salah satu ruangan. Itu adalah kamar pengantin yang membuat Alya menelan ludah nya susah payah.
Sudah ada Bude Sandra dan bude Lastri menunggu di sana.
Juga ada beberapa orang yang Alya tidak kenal berada di sana sedang membersihkan kamar dan sebagian lagi menata kamar.
" Sudah, sudah. Kalian keluar dulu. Nanti saja bersihin nya." Usir bude Lastri pada semua orang yang ada di sana.
Semua orang pun keluar dari kamar pengantin itu. Tinggallah Alya, pakde Baldi, Bude Sandra dan bude Lastri di dalam kamar. Pakde langsung terduduk lesu di tepi ranjang yang sudah di hias begitu indah dengan kelopak bunga mawar di tengah yang membentuk love.
Alya belum mengeluarkan sepatah kata pun ketika Bude Sandra menatap nya dengan tajam.
" Kamu ingatkan Alya, saya sering berkata kepada mu, kalau saya membesarkan kamu dan menjaga kamu itu tidak gratis. Semua nya harus kamu bayar pada waktu nya. Kamu berhutang kehidupan dengan keluarga saya. Berkat keluarga saya, kamu bisa hidup sampai saat ini. Kamu saya besarkan, Saya sekolahkan bahkan saya angkat menjadi anak saya tanpa sepeserpun uang yang di tinggalkan oleh kedua orang tua kamu sebelum mereka meninggal." Ucap Bude Sandra dengan tegas.
Tanpa di ingatkan pun, tentu Alya sangat ingat dengan semua itu. Walau pun selama dia bekerja di Jakarta, bude nya tidak pernah meminta uang Alya atau meminta apa pun. Lalu kenapa sekarang tiba-tiba - tiba berkata soal hutang kehidupan?
" Sekarang, sudah seharusnya kamu membayar hutang itu." Kata bude Sandra.
" Berapa yang harus Alya bayar bude? Jika nilai nya cukup dengan tabungan Alya, Alya akan segera lunasi. Tapi jika tidak, Alya akan menyicil nya bude." Tanya Alya ingin memastikan jumlah hutang yang harus dia bayar pada bude nya itu.
" Semua itu tidak bisa di bayar dengan uang. Kamu harus membayar nya dengan sesuatu yang lebih berharga dari pada uang." Jawab bude Sandra.
Alya menatap kaget dengan bude nya itu. Sebab jika tidak bisa di bayar dengan uang, dengan cara apa Alya harus membayar nya?
" Apa maksud dari ucapan bude Sandra barusan ya? Jika tidak bisa di bayar dengan uang? Apa aku harus membayar nya dengan organ tubuh ku?" Bathin Alya.
" Kamu harus membayar nya dengan hidup mu." Sambung bude Lastri.
belum nemu kemistrinya Thor🙏