NovelToon NovelToon
Legenda Kaisar Roh

Legenda Kaisar Roh

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Spiritual / Reinkarnasi / Roh Supernatural / Light Novel
Popularitas:792
Nilai: 5
Nama Author: Hinjeki No Yuri

Di tepi Hutan Perak, pemuda desa bernama Liang Feng tanpa sengaja melepaskan Tianlong Mark yang merupakan tanda darah naga Kuno, ketika ia menyelamatkan roh rubah sakti bernama Bai Xue. Bersama, mereka dihadapkan pada ancaman bangkitnya Gerbang Utama, celah yang menghubungkan dunia manusia dan alam roh.

Dibimbing oleh sang bijak Nenek Li, Liang Feng dan Bai Xue menapaki perjalanan berbahaya seperti menetralkan Cawan Arus Roh di Celah Pertapa, mendaki lereng curam ke reruntuhan Kuil Naga, dan berjuang melawan roh "Koru" yang menghalangi segel suci.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hinjeki No Yuri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelarian ke Hutan Perak dan Lorong Rahasia

Liang Feng terjaga sebelum warna jingga fajar menyentuh cakrawala. Dadanya naik turun cepat, sisa ketegangan dari peristiwa malam sebelumnya masih melekat. Mimpi-mimpi penuh bayangan Spirit Hunters dan tatapan dingin dari roh-roh jahat membuat tidurnya tak sepenuhnya tenang.

Di sampingnya, Bai Xue masih terbaring, tubuh mungilnya yang berselimut bulu putih perak tampak damai di atas kain sutra pemberian Nenek Li. Namun Liang Feng tahu ketenangan ini hanya sesaat.

"Nenek Li bilang kita tak bisa tinggal lebih lama," bisiknya pelan, sembari menunduk mengambil tas punggung dari sudut gubuk. Tangannya menepuk lembut kepala Bai Xue. “Ayo, kita harus pergi sebelum para pemburu roh sadar kalau tempat ini sudah dilindungi.”

Di luar gubuk, lingkaran pelindung yang diritualkan semalam masih memancarkan cahaya biru. Denyut lembut dari lingkaran itu menandakan sihir perlindungan masih aktif, namun hanya akan bertahan sampai senja. Liang Feng tak ingin mengambil risiko.

Ia menatap sekali lagi ke dalam gubuk kecil itu. Nenek Li masih terlelap di sudut, tubuh renta itu bersandar pada tumpukan bantal tua. Liang Feng menggenggam seruling peraknya, lalu melangkah keluar. Di belakangnya, Bai Xue menyusul dengan langkah ringan namun sigap.

Udara pagi di pinggiran Hutan Perak begitu menggigit. Kabut menggantung tipis di udara, menyelimuti deretan batang pinus tinggi dan menciptakan bayang-bayang aneh yang seakan hidup. Liang Feng menyusuri jalan setapak sempit yang tertutup akar-akar tua. Bai Xue berjalan di sisi kirinya, telinganya bergerak-gerak, hidungnya mengendus udara, waspada terhadap kehadiran makhluk asing.

“Ke arah utara,” bisik Bai Xue dalam benak Liang Feng. “Tempat dua pohon pinus bersilangan seperti gerbang.”

Liang Feng mengangguk. Pandangannya menelusuri jalan hutan hingga ia melihatnya, dua pohon pinus besar yang tumbuh miring, bersilangan sempurna seperti palang gerbang alami. Ia menunduk, memungut daun halfmoon dari tanah, lalu menaburkannya perlahan. Aroma khas dari daun itu menguap di udara, membuka jalan spiritual yang tersembunyi di antara kabut.

Suara ranting patah, desiran dedaunan, dan langkah ringan menyatu menjadi irama pelarian mereka. Sesekali, roh-roh kecil bermata biru keperakan berkelebat di balik semak, memperhatikan Bai Xue. Makhluk-makhluk itu menghormati keberadaan rubah suci dan memberi jalan.

Namun langkah mereka terhenti ketika Liang Feng menemukan celah tanah yang agak lapang. Di ujung celah tersebut, berdiri sebuah prasasti batu, tingginya seukuran manusia dewasa. Ukiran di permukaannya terbagi dua: sisi kiri menunjukkan naga yang mengangkasa, sementara sisi kanan menggambarkan rubah yang melompat di antara awan.

Di antara keduanya, sebuah palang batu rendah menutupi pintu setinggi pinggang.

Bai Xue menghentikan langkah, matanya menatap serius. “Ini… lorong rahasia para pertapa. Hanya bisa dibuka jika roh penjaga sejati hadir.”

Liang Feng mendekat, meraba palang batu itu. Ia mengeluarkan pedang tipisnya dan mulai membersihkan lumut yang menutupi tiga titik penting: mata naga, ekor rubah, dan lambang bulan sabit di tengah. Setelah membersihkan dengan hati-hati, ia menekan ketiga simbol tersebut secara berurutan.

Getaran halus merambat di tanah. Palang batu bergerak, bergetar perlahan dan menyingkir ke samping, menyingkap celah sempit yang menurun ke bawah tanah.

“Lorongnya kecil, tapi harus kita lalui,” ucap Liang Feng. Ia menyelipkan serulingnya ke sabuk, lalu mengeluarkan obor kecil, obor yang diracik khusus oleh Nenek Li, berisi ramuan asap biru dari akar langka.

“Aku akan menuntun jalan,” sahut Bai Xue. Ujung ekornya menyentuh obor, dan cahaya biru menyalakan lorong itu dengan aura perlindungan yang lembut. Asapnya memancarkan bau menenangkan yang menyingkirkan roh-roh jahat.

Mereka mulai menuruni lorong rahasia. Dinding batu basah berkelok-kelok, dipenuhi pahatan kuno, gambar manusia yang bersujud di hadapan naga, roh yang memayungi pertapa, dan penganugerahan Tianlong Mark. Liang Feng menyentuh salah satu pahatan. Ada denyut energi di balik batu itu, seperti peninggalan perasaan hormat dari para pendahulu.

“Konon, pertapa zaman dulu memakai lorong ini untuk menghindar dari badai kegelapan,” gumamnya lirih.

Namun suasana tenang itu berubah saat bau anyir memenuhi udara. Liang Feng menghentikan langkah, matanya menyipit. Di ujung lorong, bayangan hitam melintas secepat kilat. Detak jantungnya meningkat. Ia mengangkat obor lebih tinggi.

“Hati-hati,” bisiknya.

Bai Xue merendahkan tubuhnya. Bulu-bulunya bersinar perak terang, menyebar cahaya yang menembus gelap lorong. Mereka melangkah lebih cepat hingga menemukan ruang kecil yang lantainya terbuat dari batu bundar.

Di tengah ruangan itu berdiri sebuah altar sederhana, tumpukan koin perunggu, gulungan mantra, dan dupa yang sudah padam. Dinding ruangan dihiasi dengan tiga lingkaran: naga, rubah, dan sosok penari berbentuk manusia.

“Ini tempat persembahan para pertapa,” ujar Bai Xue. “Mereka meninggalkan niat baik di sini agar roh jahat tak mengikut.”

Liang Feng berlutut, memungut salah satu koin. Permukaannya sudah mulai aus, namun lambang bulan sabit masih terlihat samar. “Ramalan Jiwa Bumi Tua,” gumamnya. “Nenek Li pernah berkata… koin ini adalah penanda jalan menuju gerbang berikutnya.”

Tiba-tiba tanah bergetar. Debu beterbangan dari langit-langit. Liang Feng berdiri sigap, tangan siap menggenggam pedang. “Apa itu? Langkah kaki... besar?”

Bai Xue mendesah. Ia menempelkan dahinya ke altar. Seketika, cahaya perak meledak lembut dari tubuhnya, menjalar ke dinding ruangan. Pilar-pilar batu di sudut menyala satu per satu, memunculkan celah rahasia di sisi kiri ruangan.

“Ke sana! Cepat!” serunya.

Tanpa ragu, mereka berlari menembus terowongan kecil yang terbuka. Di belakang mereka, suara dengungan rendah dan getaran berat mengikuti. Akar-akar di dinding ikut bergetar. Liang Feng yakin entitas di belakang mereka terlalu besar untuk masuk lorong kecil itu. Dan benar saja, suara itu berhenti, terhalang pintu batu yang menutup otomatis di belakang mereka.

Mereka tiba di ruang yang lebih luas. Dindingnya berkilau memantulkan cahaya lembut dari kristal-kristal perak yang tertanam di batu. Aliran udara segar dan aroma balsam alami memenuhi ruangan.

“Ini… inti Hutan Perak,” ucap Bai Xue, matanya berbinar.

Liang Feng mendekati batu terbesar di tengah ruangan. Ia meletakkan koin perunggu di sebuah lekukan berbentuk bulan sabit di dasar batu. Saat koin menyentuh lekukan itu, batu tersebut bergetar pelan, lalu membuka celah baru. Dari celah itu, cahaya perak memancar, memperlihatkan lorong panjang menuju bagian terdalam hutan.

“Lorong ini akan membawa kita ke jantung Hutan Perak,” ucap Liang Feng. “Di sana… aku yakin kita akan menemukan Sumber Roh yang bisa memperkuatmu, Bai Xue. Dan juga... kekuatan untuk menutup Gerbang Utama.”

Bai Xue menatap Liang Feng. Kilau harapan dan keberanian terpancar di mata peraknya. “Aku siap,” jawabnya.

Dengan langkah mantap, mereka menuruni lorong baru itu, meninggalkan dunia permukaan di belakang. Di kedalaman Hutan Perak, nasib mereka dan masa depan dunia akan ditentukan dengan cahaya, keberanian, dan tekad untuk menghadapi kegelapan yang akan datang.

1
Oertapa jaman dulu
Menarik dan berbeda dg cerita lainya
Awal cukup menarik... 👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!