NovelToon NovelToon
Berjaya Setelah Terluka

Berjaya Setelah Terluka

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kebangkitan pecundang / Persahabatan / Romansa / Menjadi Pengusaha
Popularitas:11.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Demi menikahi wanita yang dicintainya, Arhan Sanjaya mengorbankan segalanya, bahkan rela berhutang banyak dan memenuhi semua keinginan calon mertuanya. Terbelenggu hutang, Arhan nekat bekerja di negeri seberang. Namun, setelah dua tahun pengorbanan, ia justru dikhianati oleh istri dengan pria yang tak pernah dia sangka.

Kenyataan pahit itu membuat Arhan gelap mata. Amarah yang meledak justru membuatnya mendekam di balik jeruji besi, merenggut kebebasannya dan semua yang ia miliki.

Terperangkap dalam kegelapan, akankah Arhan menjadi pecundang yang hanya bisa menangisi nasib? Atau ia akan bangkit dari keterpurukan, membalaskan rasa sakitnya, dan menunjukkan kepada dunia bahwa orang yang terbuang pun bisa menjadi pemenang?

Karya ini berkolaborasi spesial dengan author Moms TZ.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. Nurmala syok

.

Sementara itu, di tempat yang orangnya sedang mereka bicarakan.

Matahari sudah bergeser naik, seharusnya sudah waktunya Nurmala dan Fadil berangkat ke restoran. Namun, Bu Wahyuni, ibunya Fadil itu kekeh meminta Nurmala mengantarkannya ke pasar dengan menggunakan mobil. Alasannya? Tentu saja agar dilihat wah oleh para tetangga.

“Aku dan Mas Fadil ini sudah waktunya berangkat ke restoran, Bu." Nurmala mengutarakan keberatannya.

"Nganter cuma sebentar doang apa susahnya sih? Toh restoran itu juga restoran kalian sendiri, tidak akan ada yang protes sama kalian. Lagi pula, apa gunanya para pekerja, kalau apa-apa masih kalian sendiri yang urus?” Bu Wahyuni bersikeras dengan kemauannya.

"Sudahlah, Nur." Fadil yang tidak suka melihat bantahan Nurmala atas ibunya melerai. “Kamu antar ibu sebentar! Benar kata ibu, kita ini bos di sana." Fadil yang sebenarnya juga sudah rapi dan siap berangkat kembali duduk ke sofa dan mulai memainkan hp-nya.

Mendengus kesal, akhirnya Nurmala menuruti juga kemauan ibu mertuanya. “Ya sudah, ayo cepetan!" Nurmala keluar sambil bersungut-sungut.

“Nah, gitu dong! Jadi menantu itu harus nurut sama mertua!" seru Bu Wahyuni dengan judesnya.

Namun, baru saja keduanya akan membuka pintu mobil, mereka dikejutkan oleh kedatangan dua orang berpakaian seragam showroom.

"Maaf, Bu. Apakah benar Ibu Nurmala tinggal di sini?" tanya salah satu dari orang tersebut.

"Iya benar, saya sendiri. Ada apa ya, Mas?" tanya Nurmala sambil mengernyitkan dahinya.

"Begini, Bu. Kami ingin menyampaikan bahwa hari ini adalah jatuh tempo pembayaran angsuran mobil Anda setelah dua bulan sebelumnya Anda juga menunggak."

Duar…!!!

"Apa?”

Sebuah berita yang bagaikan petir menyambar di atas kepala Nurmala. Sementara Bu Wahyuni yang tidak mengetahui situasi hanya menatap ke arah menantunya dengan raut penuh tanya.

“Mobil ini kreditan, Nur?" tanya Bu Wahyuni dengan mata yang mendelik tajam.

Nurmala menggelengkan kepalanya. "Tidak, ini tidak mungkin! Apa maksud kalian ngomong seperti itu?”

"Ada apa sih?” Fadil yang mendengar suara gaduh di depan ikut keluar. "Suara teriakanmu sampai membangunkan cicak tidur tahu nggak?!” Fadil mendekat ke arah Nurmala. "Siapa mereka?” tanyanya sambil menatap ke arah dua orang berseragam showroom.

“Maaf, Pak.” Salah seorang petugas showroom menjawab. "Kami adalah petugas dari showroom tempat di mana Bu Nurmala mengkredit mobil. Kedatangan kami adalah untuk meminta Bu Nurmala melakukan pembayaran untuk angsuran yang menunggak selama tiga bulan ini.”

"Apa?!” Fadil tak kalah kaget dari Nurmala dan Bu Wahyuni. "Maksudnya? Mobil ini adalah kreditan?” Bertanya sambil menunjuk ke arah mobil yang berada di belakangnya.

"Benar.” Jawab petugas showroom. "Dan sudah 3 bulan ini Bu Nurmala tidak membayar angsuran. Jika hari ini juga tidak dibayarkan maka kami terpaksa akan menarik mobil itu.”

Nurmala terkejut, "Itu tidak benar," bantahnya. “Mobil saya ini dibeli cash oleh mantan suami saya!"

"Maaf, Bu. Dalam catatan kami, mobil ini dibeli dengan sistem kredit dan tempo selama empat tahun, oleh saudara Arhan Sanjaya." jelas orang itu sambil membuka dokumen yang mereka bawa dan menunjukkan kepada Nurmala.

Mulut Nurmala Fadil dan Bu Wahyuni terbuka lebar mendengar apa yang disampaikan oleh pihak dealer.

“Kami sudah menghubungi saudara Arhan, dan beliau mengatakan tidak ingin lagi melanjutkan angsuran tersebut,” lanjut petugas. "Sekarang, apakah Anda ingin melanjutkan angsuran tersebut sampai lunas?”

"Jika Anda tidak bisa melanjutkan angsuran, maka dengan terpaksa mobil ini kami tarik kembali,” imbuh petugas satunya.

“Tidak! Itu tidak mungkin!" Nurmala terus menggelengkan kepala dengan air mata yang mulai berlinang. "Bagaimana ini, Mas?” matanya menatap ke arah Fadil meminta pertolongan pria itu.

"Ya sudah lanjutkan saja apa susahnya?!” Jawab Fadil enteng. "Kamu kan masih punya tabungan?”

"Mana ada aku uang sebanyak itu? Semua tabunganku sudah aku gunakan untuk menambal kerugian restoran yang kemarin, dan membayar influencer untuk membersihkan kembali nama restoran kita.” Nurmala berteriak frustasi.

“Kalau begitu, kami harus menarik mobil ini kembali!" Salah seorang petugas mengadakan tangannya ke arah Nurmala meminta kontak yang sedang dipegang oleh wanita itu.

“Tidak…! Ini mobilku…” Nurmala berusaha mempertahankan apa yang dia pegang.

"Mohon untuk kooperatif, Bu! Kalau tidak, kami bisa melakukan kekerasan.” Petugas itu yang tangannya masih menengadah, menggerak-gerakkan ujung telunjuknya agar Nurmala segera menyerahkan kontak.

“Anda bisa datang ke showroom jika berniat melanjutkan angsuran. Kami beri waktu tiga hari, setelah itu, hangus."

Petugas melempar kontak pada temannya. “Bawa mobilnya!" serunya. Dia sendiri berjalan menuju mobil milik showroom yang terparkir di luar pagar.

Petugas kedua menggeser minggir tubuh Nurmala yang berusaha menghalangi mobilnya untuk dibawa. Namun, apa daya? Tenaga petugas lebih kuat. Ditambah dengan Fadil yang sama sekali tak membantu.

Mobil yang dibeli secara kredit dengan memeras keringat ke negara tetangga oleh Arhan, melaju meninggalkan rumah Fadil. Meninggalkan Nurmala yang begitu syok hingga akhirnya wanita itu terkulai dan jatuh tak sadarkan diri.

.

Sementara itu, tak jauh dari rumah Fadil, di sebuah mobil yang terparkir di seberang jalan, Arhan dan Budi menyaksikan bagaimana mantan istri arhan itu syok dan tak sadarkan diri.

Arhan tersenyum sinis dengan raut tanpa ekspresi. Sama sekali tidak peduli terhadap nasib Nurmala. Ada sedikit rasa puas menelusup dalam hatinya.

“Daebak. Ini kalau misal aku unggah gimana, ya? Pasti langsung viral. Followerku pasti langsung membludak." Budi berbicara seorang diri.

Arahan yang terkejut mendengar ucapan Budi, langsung menoleh menatap ke arah sahabatnya itu. "Kamu merekamnya?" Arhan bertanya dengan mata memicing ke arah Budi yang tampak memperhatikan ponselnya dengan tatapan terpesona. Seolah baru saja menyelesaikan sebuah mahakarya spektakuler.

“Kenapa tidak? Ini kejadian fenomenal," ucapnya berkelakar. “Layak untuk diabadikan. Ha ha ha…”

Arhan tertawa tergelak mendengarnya. Dirinya sendiri bahkan tak berpikir sejauh itu.

“Aku benar-benar merasa takjub melihat bagaimana karma bekerja. Itu balasan yang setimpal atas apa yang telah dia lakukan padamu,” ucap Budi.

"Tapi itu belum bisa disebut karma sih," lanjut Budi lagi. "Dia hanya kehilangan apa yang memang bukan miliknya. Aku benar-benar ingin melihat bagaimana karma datang pada mereka.”

Arhan menghela nafas panjang. “Aku sudah tidak peduli lagi apa yang akan terjadi pada mereka selanjutnya. Lebih baik aku fokus pada kehidupanku sendiri di masa depan."

Budi mengangguk. Menatap kembali ke arah halaman Fadil. Tak lagi ada sesuatu yang menarik di sana. Nurmala juga sudah dibawa masuk ke dalam rumah. Menyisakan beberapa tetangga yang tampak berkerumun sibuk bertanya dan mencibir.

Budi segera memutar balik mobilnya dan meninggalkan tempat itu. Membawa Arhan dengan rencananya menyongsong masa depan.

:

1
〈⎳ FT. Zira
pikiran orang yg gak mau usaha ya gini🤧
Hasanah Purwokerto
Bagus bgt filosofinya mam...👍👍👍👍
Hasanah Purwokerto
Kasiaaaannnn...Fadil...umpanmu tdak termakan...hahahahaaaaa
Hasanah Purwokerto
Sudah benar apa yg kamu lakukan Arhan,,tidak ada gunanya mempertahankan wanita seperti Nurmala...
Hasanah Purwokerto
skak mat...
Hasanah Purwokerto
Cinta yg membabi buta,,jika terluka bs menjadi benci yg membabi buta juga..
Hasanah Purwokerto
Smg kelak.kalian bs bekerja sama,,saling menguntungkan,,tunjukkan pd dunia kalian bisa..
Sunaryati
Wah dengan adanya ibu dan adik kamu mungkin menambah lariis warungmu, karena masakan ibumu
Hasanah Purwokerto
Betul kata pak tua..yuk bangkit yuk..kamu bisa Ar...💪💪💪💪
Hasanah Purwokerto
Ini orang berdua ya,.bukannya sadar diri malah menjadi jadi..
Hasanah Purwokerto
Smg karma segera datang pd kalian..
Hasanah Purwokerto
Ga akan pernah..justru kamu yg akan menangis dan memgemis di bawah kaki nya Arhan...
Hasanah Purwokerto
Yang sabar,,yg kuat ya Ar...
Gusti mboten sare...
Hasanah Purwokerto
Kok ky penjahat kelas kakap aja,,cm diinterogasi masa tangannya diborgol kebelakang begitu..
Hasanah Purwokerto
Cn Arhan punya bukti perselingkuhan mereka ya,,minimal sblm dihajar udah di poto dl...
Hasanah Purwokerto
Bener" uedaaaannn....
orang tua macam apa seperti itu...
Hasanah Purwokerto
Oalah...wong tuo kucluk...
membiarkan anaknya melakukan dosa...🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
Hasanah Purwokerto
Arhan patah hati sepatah patahnyaaaaa
Hasanah Purwokerto
Kli memang wanita terhormat,,apapun yg terjadi,,selama ditinggal suami ya akan menjaga kehormatannya...
bukan malah menyalahkan org lain..
Hasanah Purwokerto
Lha kok malah bela selingkuhan...
wah..minta dipecat dg tidak hormat nih istri...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!