Entah apa yang membuat pernikahan yang baru berjalan tiga tahun hancur berantakan.Kakak kandungku yang menumpang sementara waktu dirumahku karna paska bercerai dengan suaminya,tega bermain api dengan ipar sendiri dibelakangku.
"Tega kalian..."ujarku.
"Maafin mas wan.Mas khilaf wanda."ujar irwan suamiku.
"Apa kurangku selama ini hah,dan kamu Ina sudah aku tampung malah jadi duri dalam pernikahan ku."ujar wanda menunjuk sang kakak yang bernama Ina.
Ina tidak menjawab sepatah katapun,dia hanya diam tertunduk mendengar apa yang adiknya ucapkan.
Kakak yang seharusnya mengayomi adiknya,ternyata menjadi duri dalam rumah tanggaku.Harusnyan dia bisa mengambil hikmah dari kegagalan rumah tangganya,ini malah menghancurkan rumah tangga adik kandungnya sendiri.
Entah mau dibawa kemana pernikahan antar irwan dan wanda selanjutnya?Apakah mereka mampu merajut kembali benang yang terlanjur kusut atau menyerah pada keadaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
"Maaf." ujar Yoga.
"Ga apa - apa nanti kamu juga bakal tau semuanya." Wanda mencoba menetralisir hatinya yang entah mengapa ada debaran halus saat matanya bertemu dengan mata Yoga.
"Baik saya akan pelajari dahulu,nanti kita bahas lagi untuk langkah selanjutnya." Yoga sesaat memandang Wanda lalu mengalihkan pandangannya kembali kepada berkas - berkas yang ada ditanganya.
"Maaf pak Ali saya tidak bisa berlama lama disini. Saya pamit undur diri. Dan kak Yoga saya tunggu kabar selanjutnya."
"Tolong kamu masukan nomor ponselmu disini,biar aku bisa menghubungimu." Yoga menyerahkan ponselnya kearah Wanda.Wanda mulai mengetik dan setelah menyimpan nomor ponselnya kedalam ponsel Yoga. Ia mengembalikan ponsel tersebut kembali kepada pemiliknya.
"Makasih,mulai saat ini kita akan sering bertemu dan berkomunikasi. Persiapkan dirimu !" ujar Yoga sembari tersenyum manis memperlihatkan lesung pipinya menambah ketampanannya.
Wanda hanya mengangguk. Lantas berjalan meninggalkan ruangan pak Ali. Yoga memandang nanar tubuh Wanda yang menghilang dibalik pintu.
"Pak yoga." tegur pak Ali.
"Eh iya ,pak." jawab Yoga terbata - bata.
"Ga usah dipandangi terus,nanti kalian akan sering bertemu." Goda pak Ali sembari tertawa.
Keduanya terlihat berbincang sesaat membahas kasus yang akan di pegang oleh Yoga.
Sementara ditempat lain seorang perempuan sudah berdandan sangat cantik dan sexy menanti pujaan hati yang berjanji akan datang. Duduk sambil memainkan ponsel,sesekali matanya melihat kearah luar berharap yang dinanti segera muncul.
Saat deru kendaraan roda empat memasuki pekarangan rumah,perempuan itu bergegas berlari menuju pintu. Tersenyum saat melihat orang yang ditunggu - tunggu sudah datang.
"Sore,sayang." laki - laki itu langsung memeluk perempuan itu yang tak lain adalah Ina kakaknya Wanda.
"Ku kira kamu ga datang." Ina memonyongkan bibirnya dan membuat Irwan gemes langsung mendaratkan ciuman di bibir yang selalu membuatnya candu.
"Udah,yang. Ayo kita masuk dulu,ga enak kalau dilihat orang. Ina berusaha mengurai pelukan Irwan.
Irwan terlihat kecewa tapi menurut apa yang Ina katakan. Mereka berdua berjalan saling berangkulan.
"Yang,mau makan dulu?" tawar Ina saat keduanya sudah berada didalam rumah.
"Bentar lagi yang. Sini aku mau ngobrol dulu." Irwan menarik tubuh Ina untuk duduk di pangkuannya.
"Mau ngobrol apa yang?" ujar Ina manja.
"Kamu pernah bertemu atau ditelpon Wanda ga?" tanya Irwan.
"Emang kenapa?" tangan Ina mengelus dada Irwan sesekali mencubit karna gemes.
"Aku merasa Wanda sangat jauh berubah. Sikapnya sekarang terlalu cuek dan dingin. Biasanya cerewet sekarang bicara seperlunya terkesan menjauh." jelas Irwan sesekali mencium ceruk leher Ina.
"Aku sudah beberapa hari ini tidak pernah komunikasi sama dia. Udah ga usah mikirin Wanda lebih baik kita mikirin diri kita sendiri." tangan Ina mulai nakal membuka satu persatu kancing baju Irwan.
Irwan menghentikan tangan Ina." Udah yang,sebaiknya kita makan sekarang aja.Aku harus pulang cepat hari ini kerumah. Aku tidak mau Wanda makin curiga." Irwan berusaha menahan nafsunya yang sudah mulai bergolak oleh perlakuan Ina.
Ina terdengar mendengar kecewa,berjalan menuju meja makan. Menyiapkan makanan buat Irwan.
"Kamu ga makan,yang." tanya Irwan heran karna hanya dirinya yang makan sementara Ina hanya duduk dengan muka cemberut karna kecewa.
"Masih kenyang." ujarnya ketus.
Irwan yang tidak mau ribut,memilih diam dan menyuap makanan yang sudah disediakan Ina hingga tandas tanpa bersisa.
"Yang ,aku ga bisa berlama - lama disini. Wanda sudah menunggu Ku dirumah." Irwan bergegas mengambil tasnya dan segera pulang.
"Pulang sana,ga usah balik kesini lagi." ujar Ina.
Irwan kaget mendengar perkataan Ina,menghentikan langkahnya.Berbalik dan menangkup wajah Ina.Menciumi bibir Ina dengan rakus.Ina merasa seperti kehabisan nafas diperlakukan seperti itu oleh Irwan.
gda guna nya juga..sama2 muna juga..saling gengsi...yg perempuan gengsi di gedein