Aurel Apriliani seorang adalah seorang guru olahraga yang disegani, karena ia tegas dan baik hati ia sudah banyak mengikuti lomba olahraga seperti taekwondo dan karate.
Tetapi ia malah meninggal hanya terpeleset karena meninjak kulit pisang dan kepalanya terbentur di beton.
Bukannya ke surga atau ke neraka setelah meninggal tapi malah masuk kedalam tubuh gadis lemah yang di tindas oleh keluarganya sendiri. Tahun 90an yang kekurangan makanan dan didesa terpencil pula
Gadis itu akan di nikahkan dengan anak kepala desa yang cacat, untuk menggantikan sepupunya karena tidak mau menikah dengan pria cacat tersebut.
Tanpa sengaja Aurel mendapatkan keberuntungan yaitu ruang angkasa dari gelang yang di pakai gadis itu juga gelangnya yang ada di dunianya dulu.
Bagaimana aurel menghadapi kehidupan nya ditahun 90an yang kurang makanan dan hidup didesa terpencil
***
Kisah ini hanya fiktif belaka, tidak sesuai dengan sejarah, kehidupan dalam cerita ini hanya berlatar belakang didalam didesa..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jasmine Oke, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Wajah Lina dan Anton bengkak
Juga ada perhiasan perak. Aurel mencoba cincin perak yang terlihat indah, tapi tidak mencolok saat dipakai di desa ternyata pas di jarinya.
"Apa ukuran jariku sama dengan ibu" gumam Aurel lalu ia melepaskan cincin itu lagi dari jarinya, setelah itu menaruhnya kembali dalam kotak, belum saatnya dia memakai perhiasan pikir Aurel.
Kemudian Aurel menyimpan semuanya kedalam ruang dimensinya, setelah itu ia mengembalikan tembok itu seperti semula, dan mendorong lemari ketempat semula, lemari sudah kembali di tempat semula tidak ada perubahan tanda-tanda sudah di geser, waktunya ia kembali ke kamarnya sebelum ia keluar ia menampar kedua orang itu lagi dengan kuat.
Setelah sampai di kamarnya Aurel masuk kedalam ruang dimensi untuk mencoba mesin penumbuk padi. Aurel menghidupkan mesin tersebut lalu ia memasukkan pada satu karung kedalam lubang mesin khusus untuk padi yang akan di tumbuk, secara otomatis mesin itu berjalan sendiri.
Seperti itu ia kerja terus menerus sampai selesai akhirnya ia menyudahi menumbuk padi, dia menghasilkan beras sangatlah banyak, semua beras di masukkan kedalam karung, lalu disusun kembali kedalam gudang, secara otomatis gudang membuat ruangan khusus beras.
Semua padi yang di panen kemaren sudah menjadi beras, jadi dia menunggu panen selanjutnya, Aurel melihat padi nya di kebun juga sudah matang, tapi dia malas panen sekarang.
Dia ingin menanam sayuran sekarang, dia sudah rindu makan sayur, Aurel mengambil benih sayuran di gudang, ia mengambil benih mentimun, wortel dan lobak. Setelah itu ia kembali ke ladang sambil membawa mesin bajak, ia mencoba menggunakan mesin bajak yang dia beli.
Tidak terasa dia sudah selesai membajak tanah seluas 3 hektar, kemudian dia menanam benih tersebut seperti dia menanamkan sebelumnya.
Sebelum keluar dari ruangan Aurel mandi terlebih dahulu. Saat sampai di kamarnya kembali Aurel tidur soalnya hari masih malam, dia berada diruang hanya 4 jam, sama dengan 4 bulan.
Esok pagi nya, Aurel bangun dari tidur nya lalu ia membangunkan adiknya, kembali menyimpan kasur dan selimutnya, setelah adiknya mencuci muka, Aurel memberikan adik nya makan yang ia beli di kota kemaren masih ada sisa saat mereka makan tadi malam.
Setelah selesai makan Aurel memberikan Bram buah seperti biasa untuk ia makan, tapi Aurel tidak memberikan Bram buah untuk ia berbagi, hanya memberikannya permen yang dia beli di kota.
"Ambil jangan lupa berbagi dengan temanmu yang baik, pergilah bermain kakak hari ini pergi ke ladang" kata Aurel sambil menyodorkan permen ke tangan adiknya itu.
"Terimakasih kak, banyak sekali permennya" kata Bram lalu ia pergi bermain tidak membantah perkataan kakaknya itu.
Setelah adiknya pergi dia juga pergi ke ladang untuk mencabut rumput yang ada di ladang, dia tidak memasak hari ini, karena tidak ada bahan untuk dimasak.
Sedangkan di kamar paman dan bibinya sedang terjadi kegaduhan, saat mereka terbangun mereka langsung berteriak.
Aaaaaaa
Mereka berteriak bersamaan, karena Antonio melihat wajah lina yang bengkak dan memerah seperti hantu begitu pula dengan Lina ia melihat wajah Antoni juga bengkak, karena itu mereka berteriak bersamaan, membangunkan semua orang yang ada dirumah.
"Bang, wajahmu kenapa" ucap lina setelah sadar ternyata yang didepannya adalah suaminya bukan orang lain.
"Ada apa dengan wajahku, seharusnya aku yang bertanya ada apa dengan wajahmu" kata Antoni juga bertanya membuat lina heran dan bingung lalu ia bangun dan mencari cermin.
Aaaaaa ia kembali berteriak saat melihat wajahnya sendiri, begitu pula dengan Antoni juga berteriak dan merasa heran
"Bang apa kau menampar ku saat aku tidur" kata Lina marah kepada suaminya.
"Bagaimana cara aku menamparmu aku juga tidur, justru ini aneh kenapa wajah kita berdua seperti ini" kata Antoni kepada lina.
"Apa ada orang yang masuk ke kamar kita," kata lina lalu bergegas lari ke arah lemari mengecek uangnya ternyata tidak ada yang hilang, lalu ia juga mengecek perhiasannya juga masih sama.
Perhiasan ini adalah peninggalan ibu Aurel yang tidak tersimpan maka lina mengambil semuanya, dan memakainya dengan bangga sudah menganggap perhiasannya sendiri.
"Ibu ayah ada apa dengan kalian, kenapa kalian berteriak" kata siska dari luar kamar ibunya. Lina yang mendengar suara anaknya membuka kamarnya,
"Ah, ibu ada apa dengan wajahmu, ayah juga, apa kalian bermain selalu semangat tadi malam" kata Siska dengan santai kepada ibunya.
"Apa yang kau katakan sebagai seorang gadis" kata lina tapi ia juga memikirkan perkataannya siska, apa benar dia bermain selalu semangat.
"Sudahlah, ambilkan ibu obat" kata lina kepada anaknya lalu ia kembali ke kamarnya.
Siska mengambil obat untuk ibunya, setelah di obati lina pergi kedapur untuk melihat apakah aurel sudah masak, ternyata belum.
"Sialan anak itu ternyata ia belum masak" marah lina lalu ia memeriksa bahan masakan tambah marah lah dia " kurang ajar kamu Aurel kamu memasak semuanya yang ada di dapur" marah lina lalu ia memanggil suaminya.
"Bang abang sini kamu, lihat keponakan kau dia menghabis semua beras juga bahan masak lainnya, lalu kita makan apa hari ini" kata lina marah.
"Masak ubi saja, biasa juga masak ubi jika tidak bahan dirumah" kata Anton lalu ia pergi dari dapur ia juga kesal hari ini wajahnya membengkak istrinya mengomel-ngomel di rumah, bikin kepala nya sakit.
Lalu Antoni pergi ke warung kopi yang ada didesa itu, warung kopi juga ada menjual makan kecil kecil, seperti goreng tahu, goreng tempe juga ada goreng ubi, biasanya dia makan disini. Saat sampai di warung semua orang memandangi.
"Ada apa denganmu Anton, apa kau bertengkar dengan istri mu" kata salah satu pria juga pengunjung di warung itu.
"Aku tidak sengaja terjatuh di kamar mandi" ucap anton mengelak pertanyaan dari para pengunjung lainnya.
Lalu ia memesan kopi dan kemudian makan gorengan yang tersedia disana, setelah perutnya kenyang dia kembali kerumah setelah membayar semuanya. Kopi satu gelas 2 rupiah, dia makan gorengan lima buah jadi 5 rupiah, jadi total belanjanya 7 rupiah.
"Enak kamu ya bang, istri kelaparan di rumah kami asyiknya nongkrong di warung saat perutmu kenyang baru ingat pulang" kata Lina saat melihat pulang dari warung, dia yakin suaminya pasti sudah makan disana.
"Bukankah kamu rebus ubi, apa tidak cukup" kata Antoni kepada Lina lalu ia duduk di kursi santai di terasnya.
"Ubinya tidak cukup kami masih belum kenyang, pergilah keladang bawa panen semuanya bawa pulang" kata Lina sambil menyuruh suaminya ke ladang untuk mencabuti ubi.