NovelToon NovelToon
Cinta Di Atas Ranjang Mr. Arrogant

Cinta Di Atas Ranjang Mr. Arrogant

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / One Night Stand / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / PSK / Pernikahan rahasia
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: gustikhafida

*** Menjadi pemuas nafsu suami sendiri tetapi mendapat bayaran yang sangat besar. Itulah yang keseharian dilakukan Jesica Lie dan suaminya yang bernama Gavin Alexander. Status pernikahan yang di sembunyikan oleh Gavin, membuat Gavin lebih mudah menaklukan hati wanita manapun yang dia mau sampai tak sadar, jika dirinya sudah menyakiti hati istrinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gustikhafida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Sedangkan di sisi lain.

Jesica baru saja sampai di kantor suaminya dengan pakaian yang sangat sederhana.

"Maaf, dimana ruangan Tuan Gavin?" tanya Jesica kepada resepsionis.

"Apa anda sudah berbuat janji dengan Tuan Gavin?"

Jesica mengangguk, "Sudah." jawabnya.

"Baik, ruangan Tuan Gavin ada di paling atas. Anda bisa naik lift dan memencet tombol paling atas." ucap resepsionis.

Jesica berjalan menuju lift, tak sengaja dia melihat Boy yang keluar dari lift. Dengan panik, Jesica bersembunyi dibalik tembok.

"Jangan sampai Boy melihatku. Bisa-bisa dia mencurigaiku." gumam Jesica lalu mengintip dan melihat Boy yang berjalan melewatinya.

Jesica langsung berlari masuk kedalam lift.

Boy menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang saat mendengar orang berlari, tetapi dia tidak melihat hal yang aneh.

"Apa mungkin perasaanku saja? Aku merasa, seperti ada orang yang berlarian di kantor." gumam Boy kemudian melanjutkan langkahnya keluar kantor.

Di dalam lift tertutup, Jesica menghembuskan napasnya lega. "Untung saja, aku bisa lolos dari Boy." ucapnya lalu melihat ponselnya.

Ting!

Pintu lift terbuka setelah berada di lantai paling atas. Jesica keluar lift dan berjalan mencari ruangan suaminya. Langkahnya terhenti saat melihat ruangan yang bertuliskan "Ruangan CEO".

"Mungkin ini ruangan Mas Gavin. Tapi biasanya kalau ruangan CEO di jaga oleh sekertaris. Apa sekertaris Mas Gavin lagi sibuk, ya?" gumam Jesica mengetuk pintu ruangan.

Tok … Tok ….

Perlahan Jesica mendorong gagang pintu dan pintu pun terbuka.

Deg!

Jantungnya berdebar kencang saat melihat Blade yang duduk di pangkuan suaminya. Matanya berkaca-kaca.

Gavin melihat istrinya yang sedang berdiri di dekat pintu. Dan Blade, wanita itu melingkarkan tangannya di leher Gavin sembari menatap Gavin dan Jesica bergantian.

Jesica membelakangi Gavin dan menghapus air matanya yang menetes. "Maaf, aku tidak tahu kalau Tuan Gavin dan Nona Blade ada di dalam ruangan." ucapnya sembari mengatur napasnya yang naik turun.

"Aku akan pergi." ucapnya lagi lalu berjalan keluar.

Gavin meminta Blade untuk bangkit dari pangkuannya. "Jesica!" teriak Gavin.

"Sayang, kamu mengundang pembantumu itu? Bukankah, kamu bilang kalau pembantumu sudah di pecat?" tanya Blade.

"Blade, aku ada urusan dengan Jesica. Kamu tunggu di sini." pinta Gavin yang berlari menyusul sang istri.

Jesica masuk kedalam lift, dengan tangan gemetar, dia memencet tombol lift.

Gavin melihat sang istri yang sudah berada dalam lift. "Tunggu!" teriak Gavin saat pintu lift hampir tertutup. Gavin berlari dan masuk kedalam lift.

"Jangan mengejarku, Mas." ucap Jesica dengan pandangan menunduk ke bawah.

Tangan Gavin memegang kedua pipi sang istri. "Lihat aku!" pintanya.

Jesica menghapus air matanya dan menatap suaminya. "Maaf, aku sudah mengganggu Mas Gavin." ucap Jesica sembari menahan rasa sakit hatinya.

"Apa yang kau lakukan, bodoh! Aku sudah menunggumu sedari tadi! Dan kau malah pergi!" kesal Gavin lalu mendorong tubuh istrinya sampai terbentur dinding lift.

Gavin langsung mencium bibir sang istri dengan tangan meraba melepas kancing kemeja Jesica.

Jesica melepas ciumannya. Dia menahan suaminya membuka kancing kemejanya.

"Apa yang kamu lakukan, Mas? Sebentar lagi, pintu lift terbuka." ucapnya yang terus menatap pintu lift.

Tangan Gavin memencet tombol lift lagi, "Aku tidak tahan. Pintu lift tidak akan terbuka sampai semuanya selesai." jawab Gavin lalu mencium bibir istrinya kembali. Dan akhirnya Jesica mengikuti permainan suaminya di dalam lift.

Karyawan lain mengerutkan keningnya setelah beberapa menit menunggu di depan lift.

"Apa lift ini rusak? Kenapa naik turun terus?" gumamnya.

Di sisi lain.

Boy sudah ada di depan rumah Jesica.

Tok … Tok ….

"Semoga saja, permintaan maafku di terima." ucapnya sembari membawa buket bunga.

Krek!

Pintu rumah terbuka. "Kamu!" teriak Boy dan Tania bersamaan.

"Kamu ngapain di rumah Jesica, ha? Jangan-jangan kamu mau maling, ya?" tuduh Boy.

"Eh, siapa juga yang mau maling, ha?" kesal Tania. "Ini rumah sahabatku. Kamu ngapain ke rumah sahabatku."

"Jesica sahabatmu?" gumam Boy tak percaya. "Aku tidak percaya kalau Jesica punya sahabat yang suka nipu sepertimu!"

"Jujur saja, kamu mau maling di rumah Jesica, kan? Aku tidak bisa biarkan maling berkeliaran. Lebih baik, aku telfon polisi sekarang juga dan memintanya untuk menangkapmu!" Boy mengambil ponselnya dan menghubungi polisi.

Tania langsung merebut ponsel Boy. "Hei, jangan gila, ya! Aku punya bukti kalau Jesica itu sahabatku!" kesal Tania yang menunjukkan foto berduannya bersama Jesica. "Lihat! Matamu harus lihat fotoku dengan Jesica!"

'Jadi benar, wanita ini sahabat Jesica?' gumam Boy dalam hati.

"Sekarang sudah jelas kan? Kalau aku sahabat Jesica! Dan siapa kamu, ha? Kenapa kamu datang ke rumah Jesica?" tanya Tania sembari berkacak pinggang. "Oh, jangan-jangan kamu mau menyatakan cinta ke Jesica?" tuduhnya lagi setelah melihat Boy membawa buket bunga.

"Jangan gila, ya!"

"Kedatanganku kesini karena aku ada urusan penting dengan Jesica!" ketus Boy.

"Urusan penting? Em, tapi Jesica sedang pergi." jawab Tania dengan senyum tipisnya.

"Jangan bohong! Jesica tidak mungkin pergi! Pasti kamu sengaja kan menghalangi pertemuanku dengan Jesica!" tuduh Boy lagi.

"Eh, ngapain aku bohong ke kamu? Memangnya, kita saling kenal? Jesica pergi dari tadi. Dia bilang ada urusan mendadak menyangkut—" ucapan Tania terhenti. 'Hampir saja, aku keceplosan.' gumam Tania dalam hati.

"Pergi kemana Jesica?" tanya Boy.

"Aku tidak tahu." jawab Tania lalu menutup pintu rumah.

"Hei, buka pintunya!" teriak Boy sembari mengetuk pintu rumah Jesica.

"Pergi! Jesica tidak ada di rumah!" jawab Tania tak kalah teriak.

"Aku yakin, sebenarnya kau tahu kemana perginya Jesica, kan? Dan kau sengaja tidak mau memberitahuku?" tuduh Boy.

"Aku tahu, kamu mau membalas dendam kejadian yang kemarin, kan? Yang aku turunkan kamu di pinggir jalan?"

Tania membuka pintu rumah lagi.

"Dasar pria gila! Siapa juga yang mau balas dendam, tapi karena kamu sudah mengingatkanku tentang kejadian kemarin, aku akan balas dendam padamu. Kamu tunggu di sini!" pinta Tania yang masuk kedalam rumah.

Boy mengerutkan keningnya. "Kira-kira dia mau ngapain aku? Dasar wanita penipu!" gumam Boy.

2 menit kemudian, Tania datang dengan membawa satu ember kecil.

Byur!

Tania menyiramkan air yang ada di ember ke arah Boy.

"Kau!" Boy marah besar, pakaiannya basah kuyup.

"Haha … itu balasan yang kemarin! Salah siapa, kamu turunin aku di pinggir jalan! Padahal niatku baik, kalau kemarin tidak ada aku, pasti kamu sudah tertabrak truk!" ucap Tania lalu masuk kedalam rumah dan mengunci pintu rumah.

Boy mencium bau tidak enak di pakaiannya, 'Sial, ternyata ini air kotor! Aku tidak akan diam saja! Aku akan balas kamu!' gumam Boy kemudian pergi dari rumah Jesica.

Tania mengintip dari jendela rumah. "Haha … memangnya enak, di siram pakai air bekas cuci piring."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!