NovelToon NovelToon
Jodoh Lima Langkah Dari Rumah

Jodoh Lima Langkah Dari Rumah

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Kantor / CEO / Dijodohkan Orang Tua / Office Romance / Romansa
Popularitas:32.8k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Bagi Nadin, bekerja di perusahaan besar itu impian. Sampai dia sadar, bosnya ternyata anak tetangga sendiri! Marvin Alexander, dingin, perfeksionis, dan dulu sering jadi korban keisengannya.

Suatu hari tumpahan kopi bikin seluruh kantor geger, dan sejak itu hubungan mereka beku. Eh, belum selesai drama kantor, orang tua malah menjodohkan mereka berdua!
Nadin mau nolak, tapi gimana kalau ternyata bos jutek itu diam-diam suka sama dia?

Pernikahan rahasia, cemburu di tempat kerja, dan tetangga yang hobi ikut campur,
siapa sangka cinta bisa sechaotic ini.

Yuk, simak kisah mereka di sini!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Keluarga cemara

Nadin duduk di kursi mobil dengan wajah tegang sementara Marvin sibuk memastikan semua dokumen tersusun rapi dalam map.

“Marvin, kita cuma mau USG, bukan audit perusahaan,” keluh Nadin sambil menatap map besar di pangkuan suaminya.

“Beda, ini proyek paling penting dalam hidupku,” jawab Marvin serius.

“Proyek?”

“Iya. Proyek kebahagiaan Alexander Group, versi pribadi.”

Nadin menatapnya lama, lalu menertawakan ekspresi suaminya yang super fokus.

“Marvin, kamu tahu nggak? Kadang aku bingung, kamu ini CEO perusahaan besar atau calon ayah paling heboh sedunia.”

“Bisa dua-duanya,” jawab Marvin datar, membuat Nadin semakin tertawa.

Begitu sampai di rumah sakit, semua mata menatap mereka. Marvin Alexander, CEO muda paling populer di dunia bisnis, kini berdiri di depan meja pendaftaran sambil menggenggam erat tangan istrinya.

Petugas resepsionis bahkan sempat salah ketik nama karena gugup.

“Nama pasien?”

“Nadin Alexander,” jawab Marvin cepat.

“Hubungan dengan pasien?”

Marvin tersenyum, tapi suaranya pelan.

“Suami, dan calon ayah.”

Nadin memukul pelan lengan suaminya. “Kamu bisa jawab normal aja nggak sih?”

“Gimana bisa, kalau aku lagi bahagia?”

Di ruang USG, dokter wanita paruh baya tersenyum lembut.

“Oke, Bu Nadin, rileks ya. Kita lihat dulu calon dede-nya.”

Nadin menggenggam tangan Marvin makin erat. Begitu layar menyala, mereka sama-sama terdiam. Detak jantung kecil terdengar pelan tapi jelas.

Suara itu, ritme lembut kehidupan baru. Marvin menatap layar tanpa berkedip. Matanya yang biasanya tajam kini tampak basah.

“Dok … itu…?”

“Detak jantung janin, Pak,” jawab sang dokter sambil tersenyum. “Selamat, kehamilan Bu Nadin sudah jalan tujuh minggu. Semuanya sehat.”

Nadin memalingkan wajah, air mata kecil menetes tanpa sadar. Marvin menggenggam tangannya lebih kuat, lalu berbisik pelan di telinganya,

“Terima kasih sudah memberiku kehidupan kedua.”

Nadin hanya bisa tersenyum sambil menatap layar monitor, mendengarkan irama kecil yang kini jadi musik terindah dalam hidup mereka. Selesai kontrol, mereka berjalan di koridor rumah sakit. Nadin masih tersenyum kecil sambil memegangi hasil USG.

Malamnya di rumah, Nadin duduk di ranjang sambil menatap hasil USG yang dibingkai Marvin dengan cepat dan sudah dipajang di meja.

“Serius banget, Marvin. Kayak penghargaan bisnis aja.”

Marvin menatapnya sambil tersenyum lembut.

“Ini hasil merger terbaik sepanjang hidupku, aku, kamu, dan malaikat kecil kita.”

Nadin menunduk menahan tawa kecil, tapi hatinya hangat.

Pagi itu, Nadin baru bangun tidur dengan wajah masih kusut, tapi ruang tamu sudah ramai. Araya, Alex, bahkan Rani ibunya Nadin, semua ada di sana. Plus satu tamu tak diundang, Tante Yuni, adik Araya yang terkenal cerewet. Begitu Nadin muncul dari tangga, semua mata serentak menatapnya. Lalu serempak berteriak.

“Selamat ya, calon Mama!”

“Wah, cucu pertamaku akhirnya datang juga!”

“Eh Nadin, kamu ngidam belum? Mau aku masakin rendang?”

Nadin sampai mundur setengah langkah.

“Eh ... pagi juga semuanya…”

Sementara Marvin di belakangnya cuma bisa garuk kepala. Araya langsung berdiri, menggenggam tangan menantunya dengan ekspresi haru.

“Nadin sayang, Mama senang banget. Kamu harus makan yang banyak, jangan stres, jangan mikirin kerja dulu. Semua tanggung jawab kantor biar Marvin aja!”

Marvin refleks menyela, “Ma, itu udah dari dulu juga tanggung jawab saya.”

Semua orang tertawa. Rani menatap menantunya bangga, “Lihat, Vin … aku percaya kamu bisa jadi suami yang hebat. Tapi tolong ya, jangan terlalu cerewet kalau Nadin ngidam aneh-aneh.”

Marvin menatap Rani dengan wajah serius. “Tenang, Ibu mertua. Sekarang tugas utama saya cuma dua, jadi CEO dan jadi tukang cari makanan ngidam.”

“Bagus!” sahut Araya sambil menepuk bahu anaknya. Tengah hari, ruang makan berubah jadi dapur darurat.

Araya sibuk di dapur bikin jus sehat, sementara Rani dan Tante Yuni ribut menyiapkan makanan.

“Dia pengennya asem-asem, masak lodeh nangka, yuk!”

“Lodeh nangka itu bukan asem, itu gurih!” timpal Rani.

“Ya udah tambahin belimbing wuluh biar asem!”

“Eh jangan, nanti menantuku malah sakit perut!” sela Araya.

Marvin yang baru turun dari lantai dua berdiri di ambang pintu dapur dengan wajah putus asa.

“Tolong ... tolong jangan jadikan dapur ini medan perang…”

Dari meja makan, Nadin tertawa kecil sambil mengelus perutnya yang masih datar.

“Anakku, lihat ya ... nenek-nenek kamu pada kompetitif semua.”

Sore harinya, setelah rumah mulai tenang, Marvin mengantar Yuni pulang. Begitu ia kembali, ia menemukan Nadin tertidur di sofa sambil memeluk bantal besar.

Wajahnya damai, sesekali tersenyum kecil dalam tidur. Marvin mendekat pelan, membenarkan selimut di tubuhnya. Ia lalu duduk di lantai, menatap wajah istrinya lama-lama. Suara lembut keluar dari bibirnya tanpa sadar.

“Kamu tahu, Din … aku nggak pernah nyangka bisa sebahagia ini. Kamu dan bayi ini ... dua alasan terbesarku untuk pulang setiap hari.”

Nadin menggeliat pelan, masih setengah sadar.

“Hmm ... jangan ngomong manis ... nanti aku kebanyakan mimpi indah…” gumamnya dengan mata terpejam.

Marvin tertawa kecil. “Ya udah, tidur lagi. Aku jagain.”

Ia menatapnya sekali lagi sebelum mencium lembut puncak kepalanya. Tapi dari jendela luar, seseorang sedang memperhatikan dari dalam mobil hitam yang berhenti tak jauh dari rumah. Seorang wanita bergaun elegan, menatap rumah itu dengan mata dingin dan senyum samar.

“Aku nggak kalah, Nadin…” bisiknya pelan.

“Permainan baru saja dimulai.”

1
@$~~~tINy-pOnY~~~$@
stress
@$~~~tINy-pOnY~~~$@
emaknya malah ngajarin yg ge waras
@$~~~tINy-pOnY~~~$@
setinggi apa itu
@$~~~tINy-pOnY~~~$@
damar ato dimas?
Esther Lestari
Marvin kenapa kamu dengan mudahnya menerima minuman...kan bisa kamu menolak dengan tegas.
sum mia
aku bacanya geregetan banget , bego banget Marvin mau aja di kasih minum wine , jelas-jelas minuman memabukkan yang pasti akan buat dia oleng . semoga saja Nadin bisa mengatasi foto Marvin dan Anita yang mungkin akan tersebar di media .
rasanya pengen tak getok aja tuh kepalanya Anita biar gegar otak sekalian . jadi orang kok murahan banget mau merebut suami orang .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
sum mia: ikut geregetan kan....
total 4 replies
Rokhyati Mamih
kok aku jadi jengkel ke anita murahan pisan ngga punya urat malu deh 🤭🤭
Lusi Hariyani
marvin km jg ceroboh bngt untung nadin wanita kuat
Teh Euis Tea
anita gagal lg ya mau ngerjain marvin, emang enak, udahlah anita jgn kejar trs marvin
Wulan Sari
lha sebel dmn2 cerita ada pelakor.....
sampai bacanya gemes tolong pelakor di hempaskan biyar kapok dan kena karmanya....
heeee lanjut Thor semangat 💪
Hary Nengsih
lanjut
Ucio
Anita stress Masih monitor,,capkede🤭🤭
sum mia
lampir satu ini kok masih ngotot aja , masih gak sadar juga . Anita.... Anita.... laki-laki didunia bukan hanya Marvin , kenapa kamu harus merendahkan diri sendiri hanya karena seorang laki-laki .
tapi ingat aja Anita.... kamu gak akan menang melawan wanita bar-bar seperti Nadin Alexander .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
sum mia: orang sirik kayak gitu mana bisa mikir positif , yang ada hanya ingin merebutnya saja .
total 2 replies
sum mia
betul kata Marvin....kamu gak perlu seperti mereka , cukup jadi diri kamu sendiri itu sudah sangat membanggakan .
dan ternyata drama ibu hamil masih berlanjut terus . bukan Nadin yang hamil yang bikin heboh , tapi Marvin suaminya malah sekarang ditambah mertuanya .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
sum mia
eh .... masih ngeyel juga .... masih belum menyerah . kapan kamu sadar Anita.... lagi-lagi kamu gak akan bisa melawan Nadin Alexander . wanita yang kau anggap dari golongan rendah tapi nyatanya dia yang tampil tenang , elegan dan berkelas .
tapi pantes aja sih kelakuan Anita kayak gitu , orang ajaran dan didikan ibunya juga gak bener .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
sum mia
dan akhirnya....si Anita wanita yang sok berkelas dan elegan mundur walaupun mungkin masih menyisakan rasa iri dengki dihatinya . iri karena tidak bisa menggeser Nadin disisi Marvin .
apalagi sekarang Nadin lagi hamil makin sayang dan cinta mereka makin tumbuh lebih besar .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Ddek Aish
nggak nyerah juga si calon pelakor malah didukung maknya
Teh Euis Tea
ky lomba aj km anita blm menang, emang mau ngapain km jgn bikin hara2 deh km anita
Arin
Memang kalau dirimu menang, dapat apa Anita? Marvin?
sum mia
weleh...weleh.... Nadin yang hamil tapi keluarga yang heboh . bak ketiban durian runtuh... mereka amat sangat bahagia .
selamat ya Nadin dan Marvin , semoga kehamilannya berjalan lancar hingga lahiran nanti .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!