NovelToon NovelToon
Dihina Camer, Dirajakan Kekasih

Dihina Camer, Dirajakan Kekasih

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Beda Usia
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Ganendra pernah hampir menikah. Hubungannya dengan Rania kandas bukan karena cinta yang pudar, tapi karena ia dihina dan ditolak mentah-mentah oleh calon mertuanya yang menganggapnya tak pantas karena hanya pegawai toko dengan gaji pas-pasan. Harga dirinya diinjak, cintanya ditertawakan, dan ia ditinggalkan tanpa penjelasan. Luka itu masih membekas sampai takdir mempertemukannya kembali dengan Rania masa lalunya tetapi dia yang sudah menjalin hubungan dengan Livia dibuat dilema.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 19

Pagi itu langit mendung. Gerimis halus membasahi jalanan ibukota. Udara dingin menyelimuti suasana, tapi di dalam mobil hitam mewah yang melaju menuju kantor pusat RD Grup, suasana justru lebih hangat dari biasanya meski keduanya masih diam.

Ganendra menyetir dengan tenang seperti biasa. Tangan kirinya memegang kemudi, sementara tangan kanan sesekali menyeka kaca depan yang mulai berkabut. Matanya fokus ke jalan, tapi sesekali mencuri pandang lewat spion tengah. Ia menyadari, Livia sedikit berbeda pagi ini.

Tak seperti biasanya, perempuan itu tidak sibuk menatap layar ponsel atau membaca berkas. Livia hanya duduk tenang dengan tatapan lurus ke depan, seolah sedang menimbang sesuatu.

Hingga akhirnya, suara lembut itu terdengar.

“Mas Ganendra.”

Suara itu membuat pria muda itu menoleh sedikit, “Iya, Mbak?”

Livia menoleh perlahan dan mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam tas tangan. Kotaknya dibungkus kain cokelat lembut dengan pita abu-abu muda.

“Ini buat kamu,” katanya pelan.

“Oleh-oleh dari Belanda. Aku baru ingat belum sempat ngasih.”

Ganendra sedikit terkejut, tapi ia tetap bersikap tenang. “Loh buat saya, Mbak?”

“Iya,” jawab Livia cepat, lalu menambahkan sambil tersenyum tipis, “Anggap aja sebagai bentuk terima kasih karena selama ini udah nemenin dan jagain kakek dan sekarang, aku juga.”

Ia menyodorkan kotak itu. Ganendra menerimanya dengan hati-hati. Tangannya sempat ragu membuka, tapi Livia langsung menambahkan,

“Buka nanti aja. Tapi cocok banget kok buat musim hujan.”

Ganendra mengangguk. “Terima kasih, Mbak, saya nggak nyangka.”

“Ya jangan dibawa serius juga,” potong Livia cepat. “Cuma oleh-oleh biasa.”

Tapi nada suaranya tak bisa bohong. Ada sesuatu yang tak biasa dari 'oleh-oleh biasa' itu.

Di dalam kotak itu yang baru Ganendra buka setibanya di ruang staf bawah terdapat sepasang sarung tangan kulit hitam elegan, hangat dan pas dengan ukuran tangannya, lengkap dengan bordiran kecil inisial "G" di sudut dalam.

Dan di balik sarung tangan itu, terselip selembar kartu kecil bertulisan tangan:

"Musim hujan di Jakarta, kadang lebih dingin dari yang kita sangka. Jaga tanganmu tetap hangat, karena kamu juga melindungi banyak hal."

Ganendra terdiam lama. Hatinya yang biasanya dingin dan tenang kali ini ikut hangat, meski hanya oleh sepasang sarung tangan.

Dan sejak hari itu, setiap hujan turun, sarung tangan itu tak pernah absen menemaninya. Tanpa ada yang tahu kenapa Ganendra begitu menjaganya.

Mobil terus melaju perlahan di bawah gerimis. Di antara suara wiper yang menyapu kaca depan, tiba-tiba Livia kembali bersuara, kali ini tanpa menoleh.

“Nanti sore kamu temani aku ke salon, yah.”

Ganendra sedikit melirik ke kaca spion tengah, memastikan ia tidak salah dengar. “Saya, Mbak?”

“Iya, siapa lagi?” jawab Livia singkat, lalu tersenyum samar. “Masa iya nyuruh Pak Harjo, yang udah pensiun aja hampir.”

Ganendra tersenyum kecil, mencoba menyembunyikan rasa kikuk yang mulai merayap. “Siap, kalau memang Mbak butuh ditemani.”

Livia menoleh, menatap pria itu dari samping. “Bukan karena butuh sih lebih kepengen aja ada kamu.”

Sejenak, waktu seperti berhenti. Ucapan itu menggantung di udara, dan Ganendra tak tahu harus menjawab apa.

Livia pun buru-buru mengalihkan pandangan ke luar jendela, pura-pura sibuk memperhatikan pohon-pohon yang basah diguyur hujan.

“Salon-nya di Senopati. Yang langganan tante-tante sosialita itu,” gumamnya. “Kamu tungguin aja, nggak lama kok. Tapi jangan pergi-pergi, ya?”

Ganendra mengangguk pelan. “Baik, Mbak Livia.”

Dalam diam, ia menatap lurus ke depan lagi. Tapi hatinya tidak lagi setenang tadi pagi. Entah kenapa, hari ini rasanya beda.

Dan Livia, untuk pertama kalinya, membiarkan dirinya berharap. Meski hanya ditemani ke salon setidaknya hatinya tidak sendirian.

Livia menyilangkan kaki dengan anggun sambil memainkan ujung rambutnya. Tatapannya kini menelisik Ganendra yang masih fokus menyetir.

“Ganendra,” ucapnya pelan tapi tajam, seperti ada maksud tersembunyi.

“Penampilan kamu sebagai bodyguard sekaligus asisten pribadi aku, kayaknya harus di-upgrade.”

Ganendra melirik sekilas ke spion, sedikit heran. “Maksud Mbak?”

“Aku nggak mau orang-orang lihat aku ditemani pria dengan setelan seragam hitam-hitam kusam, sepatu tempur, dan ekspresi kayak detektif militer,” katanya sembari tersenyum setengah mengejek. “Kita ke butik nanti sore, setelah dari salon.”

Ganendra diam sejenak. Tak berani langsung menolak tapi juga enggan menerima begitu saja. Ia tahu Livia bukan hanya CEO yang cerdas, tapi juga tahu betul bagaimana memanipulasi keadaan dengan gaya yang mematikan.

“Baju saya masih layak, Mbak,” jawab Ganendra hati-hati.

“Tapi belum layak berdiri di samping aku,” potong Livia cepat, matanya menatap tajam namun tetap memikat. “Aku pengen kamu terlihat seperti pria yang layak dijadikan pusat perhatian. Setidaknya saat bersamaku.”

Ganendra menahan napas. Ada jeda sunyi yang terasa panjang sebelum akhirnya ia hanya bisa menjawab dengan suara nyaris tak terdengar, “Baik, Mbak.”

Livia tersenyum puas, lalu kembali memandang ke luar jendela. Hujan masih turun, tapi hatinya mulai terasa lebih hangat.

Hari ini ia tidak hanya akan mempercantik dirinya di salon. Ia juga akan ‘membentuk’ Ganendra menjadi seseorang yang lebih dari sekadar pengawal.

Entah untuk alasan profesional

Kehadiran Livia dan Ganendra sontak mencuri perhatian. Beberapa karyawan yang tengah mengantri di depan lift karyawan langsung membenarkan posisi berdiri mereka, sebagian memalingkan wajah, sebagian lagi justru menatap tanpa sungkan.

Suara bisik-bisik mulai terdengar di antara mereka.

“Itu kan Mbak Livia… katanya balik jadi CEO?”

“Iya, iya… itu yang katanya cucu kesayangan Tuan Besar Danuarta.”

“Eh tapi… yang cowok itu siapa? Ganteng juga. Baru ya?”

“Gila, bukan. Itu Ganendra, katanya mantan bodyguard sekarang jadi asistennya langsung. Deket banget tuh kayaknya…”

Livia hanya mengerling sekilas, bibirnya mengulas senyum tipis, senyum yang tak benar-benar ramah, tapi cukup untuk membuat mereka yang sedang membicarakannya merasa tidak enak sendiri. Ia melangkah dengan anggun ke arah lift eksekutif yang langsung terbuka saat melihat kartu aksesnya disentuhkan.

Sementara Ganendra, berdiri setengah langkah di belakang Livia. Tubuhnya tegak, matanya lurus ke depan, ekspresinya datar namun menciptakan kesan dingin dan tak mudah didekati. Tatapan tajamnya cukup membuat beberapa karyawan buru-buru menunduk dan berpura-pura bermain ponsel.

Begitu pintu lift tertutup, suara Livia terdengar ringan namun menggoda.

“Mulai banyak yang memperhatikan kamu, Ganendra.”

Ganendra tak menanggapi, hanya menarik napas tipis. Ia tahu, sejak menerima tawaran Livia untuk menjadi asistennya, hidupnya tidak akan pernah sesunyi dulu lagi.

Dan sepertinya dunia mulai memperhatikan mereka berdua.

atau personal.

Seseorang di antara kerumunan mendesis pelan, suaranya sedikit ditahan tapi cukup jelas untuk menyulut perhatian lainnya.

“Masa kalian nggak pernah lihat? Dia itu mantan supir pribadinya Tuan Besar Rais Danuarta.”

Beberapa pasang mata saling menatap penuh rasa ingin tahu. Salah satu karyawan perempuan mengangkat alis tinggi, setengah tak percaya.

“Hah? Serius? Supir? Tapi sekarang jadi asistennya Mbak Livia? Gimana ceritanya tuh?”

Yang lain ikut menyahut, “Mungkin yaa karena cakep? Atau ada sesuatu di balik itu?” gumamnya sinis disusul tawa cekikikan.

“Eh, jangan-jangan...” bisik seorang lainnya sambil melirik ke arah lift yang sudah lama tertutup, “Jangan-jangan mereka emang deket. Siapa tahu udah lama simpan rasa? Atau jangan-jangan cuma buat gaya-gayaan Livia aja biar beda dari biasanya.”

Suasana di depan lift seketika jadi arena spekulasi tak bertuan. Berita kecil seperti ini, di kantor besar, bisa cepat tumbuh jadi badai.

Tapi satu yang pasti, Ganendra bukan pria biasa. Dan Livia, kembali ke tampuk kekuasaan, jelas membawa agenda yang belum diketahui siapa pun.

1
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
sunshine wings
dan kamu emang udah layak dari pertemuan pertama insiden itu Livia .♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Wah aku yg salting.. asekkk.. 💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻
sunshine wings
hahaha.. energi ya mas.. powerbank.. 💪💪💪💪💪😍😍😍😍😍
sunshine wings
Kan.. 👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Good Ganendra.. 👍👍👍👍👍
sunshine wings
Yaa begitulah..Mantapkan hati.. 👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Memang ada pilihan lain tapi hati hanya punya satu ya mau gimana lagi ya kan..
sunshine wings
Sudahlaa Lintang nanti makan diri sendiri.. 🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️
sunshine wings
kerana Livia yg pertama ada selepas hati Ganendra hancur berkeping².. ♥️♥️♥️♥️♥️
Naila
lanjut
Purnama Pasedu
lintang jadi badai
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: duri dalam daging 🤭🤣
total 1 replies
sunshine wings
😘😘😘😘😘
sunshine wings
Yesss!!! 💪💪💪💪💪♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
daaan calon suami juga.. 🥰🥰🥰🥰🥰
Purnama Pasedu
Livia,,,sekali kali ajak ibunya ganen sama ganen ke restoran
Purnama Pasedu: begitu ya
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: belum waktunya kak mereka belum resmi pacaran
total 2 replies
sunshine wings
Laa.. rupanya adek sepupu kirain adek sekandung.. buat malu aja.. sadar dri laa ɓiar sedikit.. 🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe 🤭🤣
total 1 replies
Al Ghifari
lanjut seru banget
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak kakak insyaallah besok 😘🙏🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!