kisah seorang gadis cupu yng dijadikan bahan taruhan oleh kakak kelasnya namun ketika taruhannya selesai akankah hubungan mereka berlanjut atau kandas yuk,,dibaca guys,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon scorpio_girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19
Flora nyengir jahil. "Lah, salah sendiri Kakak gampang baper. Aku kan emang sayang sama Kakak, tapi kan sayang sebagai—"
Reva langsung melotot. "Jangan dilanjutin! Gue udah tau ujung-ujungnya lo bakal ngomong 'sayang sebagai teman'!"
Flora tertawa, lalu menjulurkan lidah. "Hehehe, pinter juga Kakak nebaknya!"
Reva menghela napas panjang, lalu mengacak-acak rambut Flora dengan gemas. "Lo tuh ya, bikin gue seneng sekaligus kesel dalam waktu yang bersamaan."
Flora tertawa makin keras sambil berusaha menghindari tangan Reva. "Yaudah, Kak, daripada kesel mending kita langsung ke bioskop aja!"
Reva mendengus, tapi akhirnya ikut tersenyum. "Iya, iya. Lo sih enak, seneng-seneng doang. Gue yang harus nahan perasaan."
Flora menepuk bahu Reva pelan. "Sabar, Kak. Cinta itu butuh waktu."
Reva melirik Flora tajam. "Tapi lo gak butuh waktu buat bikin gue geregetan, ya?"
Flora tertawa lagi, lalu menarik tangan Reva. "Udah, ayo berangkat sebelum Kakak makin nyindir terus!"
Reva akhirnya bangkit dari bangku taman sambil menggeleng-geleng. "Iya, iya. Tapi inget, lo yang milih film, jadi kalo jelek, siap-siap gue ngomel sepanjang film!"
Flora mengangguk mantap. "Siap, Kak! Aku yakin Kakak bakal suka film pilihanku!"
Reva menatap Flora ragu. "Hmmm... gue gak yakin, tapi yaudah lah, kita lihat aja nanti."
Mereka pun berjalan meninggalkan taman, siap untuk melanjutkan kencan—eh, maksudnya jalan-jalan—mereka ke bioskop.
Sesampainya didalam bioskop ternyata mereka sedikit telat dan filmnya sudah diputar dalam keadaan gelap reva dan flora pun mencari nomor kursi yang akan mereka duduki
”uh,,lo sih flo pake beli cemilan dulu jadi telat nih ah,,,”gerutu reva
”ya,,maaf mangnya aku tau gitu filmnya udah mulai”jawab flora
Setelah berkeliling sambil gelap-gelapan akhirnya mereka menemukan bangku mereka dan mereka pun langsung duduk
Flora menaruh popcorn di pangkuannya dan menyenggol lengan Reva pelan. "Udah, Kak, jangan marah. Kan masih bisa nonton dari sini."
Reva melipat tangan di dada, masih cemberut. "Tetep aja, gue jadi kelewatan bagian awalnya. Padahal biasanya bagian awal itu penting."
Flora terkikik. "Yaudah, nanti aku ceritain kalau Kakak bingung."
Reva menoleh dengan tatapan tajam. "Hah? Lo? Ceritain? Gak, makasih. Gue mending nebak-nebak sendiri daripada lo spoiler!"
Flora nyengir jahil. "Hihihi, iya deh, iya. Kakak serius banget sih. Santai aja, nikmatin filmnya~"
Reva menghela napas dan akhirnya fokus ke layar. Namun, beberapa menit kemudian, Flora malah bersandar pelan ke bahu Reva.
Reva melirik sekilas. "Eh, lo ngapain?" bisiknya.
Flora mendongak sedikit, masih bersandar. "Diem, Kak, aku lagi menikmati film sambil nyari posisi yang enak."
Reva menghela napas panjang. "Yaelah, tapi jangan senderan juga ke gue!"
Flora terkekeh pelan. "Kenapa? Kakak risih ya?"
Reva menggumam pelan, wajahnya mulai terasa hangat. "Bukan gitu, tapi... yaudah lah, terserah lo."
Flora tersenyum puas, lalu kembali menikmati film dengan posisi nyaman di bahu Reva. Sementara itu, Reva hanya bisa pura-pura fokus ke layar, padahal pikirannya sudah kacau sendiri.
”eh,,flo bisa gak lo awasin kepala lo dari bahu gue,,gue pegel nih”protes reva
”gak,,mau kenapa kakak malu karena dekat sama cewek cupu kayak aku hah”
”ya,,ampun ini gak ada hubungannya kali sama penampilan lo tapi gue itu pegel flora ngerti gak sih lo!”
”gak,,dan aku gak mau ngerti kan kata kakak hari ini hari aku jadi suka-suka aku dong mau gimana aja sikap aku ke kakak”
”heh,,dasar batu lo kalo di omong terserah lo dah”
namun pada saat mengobrol tak disangka ada seorang pengunjung yang duduk di belakang mereka menegur flora karena merasa terganggu dengan suaranya flora
”woi,,cupu bisa diem gak gue jadi keganggu nih sama suara lo!”tegurnya
Reva yang merasa tak terima itu langsung menengok ke belakang dengan tatapan tajam. "Eh, lo ngomong sama siapa?"
Cowok di belakang mereka melipat tangan di dada dengan ekspresi kesal. "Ya sama temen cupu lo lah, siapa lagi? Berisik banget dari tadi!"
Flora langsung menunduk, merasa bersalah. "Maaf, Kak, aku nggak sengaja…"
Reva mendengus dan balas melipat tangannya. "Denger ya, lo kalo punya mulut dijaga dong manggil orang seenaknya aja kalau ngomong cupa-cupu,,ngerasa ganteng lo hah! Kalo lo terganggu, pindah tempat sana.jngan disini”
Cowok itu mengerutkan kening. "Lah, lo yang ribut, malah nyuruh gue pindah?"
Reva menyeringai. "Ya iya lah! Kan tadi lo yang duluan ngomel-ngomel. Atau lo mau gue beli popcorn terus gue tumpahin ke kepala lo biar lo diem?"
Flora menahan tawa, tapi langsung meraih lengan Reva. "Udah, Kak, jangan berantem… kita nonton aja."
Reva masih melotot, tapi akhirnya menghela napas kasar. "Tuh denger, temen gue udah minta maaf. Jadi lo diem aja, nikmatin filmnya."
Cowok itu menggerutu, tapi akhirnya diam.
”flo,,kenapa sih malah lo yang minta maaf dan lo mau aja lagi dikatain cupu ma orang-orang macam dia”ucap adel
”udah sih kak,,kita kan kesini mau nonton bukan mau ribut”
”iya,,gue tau tapi tetep aja gue gak suka denger mereka jelek-jelekin lo flo cupa-cupu apaan coba manggil kayak gitu”
”udah sih,,kak kakak gak usah marah kan memang bener kalo aku ini cupu”
Reva langsung menoleh tajam ke arah Flora. "Hah? Lo bilang apa tadi?"
Flora nyengir kecil. "Ya emang aku cupu, Kak. Gak ada yang salah, kan?"
Reva menghela napas panjang sambil mengusap wajahnya. "Yaelah, Flo. Masalahnya bukan lo cupu atau enggak, tapi cara orang itu ngomong ke lo. Gak bisa gitu aja nerima kalau ada orang ngehina lo!"
Flora menepuk bahu Reva pelan. "Aku gak merasa dihina kok, Kak. Lagian aku udah biasa dibilang kayak gitu."
Reva makin kesal. "Nah itu dia masalahnya! Lo tuh terlalu biasa nerima omongan orang. Padahal lo tuh lebih dari sekadar 'cupu'!"
Flora terkikik. "makasih ya kak,,kakak udah membelaku habis-habisan nih. Aku jadi terharu deh"
Reva mendengus, menatap layar bioskop dengan wajah cemberut. "Bukan ngebela doang, tapi emang fakta! Gue tuh cuma gak mau lo ngeremehin diri sendiri."
Flora diam sejenak, lalu tersenyum kecil. "Makasih ya, Kak."
Reva meliriknya. "Makasih doang?"
Flora tertawa pelan. "Mau minta traktiran juga?"
Reva menoyor kepala Flora pelan. "Bukan itu, dodol! Pokoknya mulai sekarang, jangan mau diremehin orang lain, apalagi sama diri lo sendiri!"
Flora mengangguk mantap. "Siap, Kak! Aku akan berusaha jadi orang yang lebih pede!"
Reva tersenyum tipis. "Bagus. Sekarang nonton yang bener, jangan gangguin gue lagi."
Flora kembali bersandar ke bahu Reva. "Oke, Kak, siap!"
Reva mendesah, tapi membiarkan Flora tetap bersandar. "Dasar bocah nyebelin..."q