Luna Alexandra, gadis cantik berumur 20 tahun, seorang Mahasiswi semester 5 di Universitas XX.
Putri dari Wyman Alexander seorang pengusaha restoran yang sukses.
Ia tidak menyangka ayahnya meminta izin untuk menikah lagi setelah 10 tahun hidup menyendiri sepenigggal ibunya.
Apakah Luna mengizinkan Ayahnya untuk menikah lagi? Lalu siapa wanita yang ingin dinikahinya? bagaimana pula dengan kehidupan cinta Luna?
ikuti kisahnya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syauqi Namaria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
Deg…
Luna dan Saga sama-sama tercengang mendengar ucapan Sonya. Saga tidak menyangka Sonya akan berbicara tentang pernikahan, dan itu membuatnya tidak senang.
“Aku nggak ada waktu buat mikirin nikah mah, sekarang ini aku
cuma fokus sama perusahaan” ucap Saga tegas membuat Sonya sedih.
“Kenapa kamu nggak mau nikah Ga? Apa kamu masih nungguin Tania, perempuan yang udah ninggalin kamu demi mengejar karirnya” Sonya mulai meninggikan volume suaranya. Saga hanya diam tanpa mengatakan
apa-apa.
“Tania” ucap Luna lirih, hatinya merasa tidak senang mendengarnya.
“Mamah tahu banget Ga, gimana keadaan kamu setelah di tinggal Tania, tiap hari kamu mabok-mabokkan, sampai mamah bawa kamu ke psikiater karena kamu kayak orang yang udah nggak punya semangat hidup” imbuh Sonya lagi dan itu membuat Saga tidak senang mendengarnya.
“Cukup mah” bentak Saga, “Tania itu masa lalu jadi tolong jangan di ungkit-ungkit lagi” Saga mulai kesal karena ia tahu Luna pasti mendengar percakapannya dengan Sonya.
“Terus kenapa selama 5 tahun ini mamah nggak pernah dengar kamu pacaran dengan siapapun”
“Karena aku memang nggak ada keinginan buat pacaran, fokus aku cuma perusahaan” ucap Saga meyakinkan mamahnya.
“Lalu artikel yang mamah baca tentang kamu bawa perempuan ke hotel apa maksudnya, siapa perempun itu? apa dia pacar kamu?” Sonya mulai mengorek kehidupan pribadi anaknya.
Saga menghela nafas panjang” itu urusan aku mah, sebaiknya mamah nggak usah ikut campur” Saga mulai tegas dengan perkataannya.
Luna yang sedari tadi di dalam kamar mandi mulai tidak nyaman, ia ingin segera keluar agar tidak mendengar percakapan antara ibu dan anak yang mulai memanas.
“Baik kalau begitu, maafin mamah ya Ga karena terlalu mencampuri urusan pribadi kamu, mungkin karena mamah pengen cepet punya mantu kayak temen mamah yang lain biar bisa di ajak belanja bareng” ujar Sonya.
Saga tersenyum mendengar omongan Sonya, ia memaklumi kekhawatiran dan keinginan mamahnya itu.
“Sekarang kan mamah punya anak perempuan, mamah bisa ajak Luna belanja bareng” tutur Saga.
“Aah iya kamu benar sekarang mamah punya Luna” Sonya tertawa kemudian ia keluar dari kamar Saga.
Luna mengintip keluar pintu, setelah melihat situasi dan kondisi yang memungkinkan akhirnya ia memberanikan diri melangkahkan kakinya keluar. Saga tertawa melihat adiknya mengendap-endap seperti seorang pencuri.
“Mamah udah keluar” ucap Saga yang sudah selesai merapikan pakaiannya.
Luna menghela nafas lega dengan memegang dadanya, lalu ia berjalan menuju pintu agar bisa keluar dari kamar Saga, saat tangannya memegang handle pintu dan membuka pintunya sedikit, Saga bergegas mendekati Luna dan menutup kembali pintu kamarnya, membuat Luna tercengang.
“Mas Saga apa-apan sih” Luna membalikkan badannya, Saga yang di belakangnya mulai menghimpit tubuh Luna, kini mata mereka saling beradu pandang.
Jantung mereka mulai berdebar, entah apa yang sedang ada dipikiran mereka. Luna memalingkan wajahnya agar tidak terlalu dekat dengan wajah Saga yang kini berjarak hanya 5 cm “terlalu dekat” pikir Luna, membuatnya tidak nyaman.
Namun apa yang di lakukan Saga, lagi-lagi ia mencium bibir Luna tanpa ijin, tangan kanannya memegang tengkuk leher Luna, sedangkan tangan kirinya memeluk tubuh Luna dengan erat.
“Emmmmm…Emmmmm…”
Luna merasa tak bisa bernafas karena ciuman Saga yang menggebu dan terkesan menuntut, ia memukul dada Saga berkali-kali sementara Saga hanya memiringkan kepalanya ke kiri dan ke kanan mencari kenikmatan dalam
sentuhan bibir Luna. Hingga akhirnya Saga melepaskan bibir Luna dari bibirnya.
“Hah…Hah…Hah…”
Luna langsung menghirup udara sebanyak mungkin mengisi kembali rongga paru-parunya yang terasa kosong dan mengusap bibirnya yang basah dengan tangan karena ulah Saga.
“Kenapa kamu kayak gini Mas” Luna menangis.
“Mas anggap aku ini apa?” imbuhnya lagi. Saga menatap tajam bola mata Luna yang indah kemudian memeluk Luna agar merasa tenang.
“Aku nggak tinggal di sini lagi Lun, kita pasti bakalan jarang ketemu itu yang membuat pikiranku kacau” ucap Saga yang masih memeluk tubuh Luna kemudian ia mencium area sekitar leher Luna.
“Tolong Mas jangan bikin aku bingung”
“Kenapa?” tanya Saga sembari melepaskan pelukannya.
“Hatiku mulai terusik dan itu membuatku menginginkan lebih dari hubungan saudara” sahut Luna menundukkan kepalanya.
“Aku nggak pernah sekalipun nganggep kamu saudara” tegas Saga membuat Luna terdiam.
Luna menatap tajam wajah Saga baru kali ini ia menyadari Saga mempunyai bola mata yang indah serta bulu mata panjang dan hidung mancung yang membuat wajahnya begitu sempurna.
“Tapi tetap aja Mas orang tau nya kita ini saudara” tutur Luna meyakinkan Saga, kemudain ia membuka pintu kamar Saga dan melangkah keluar kembali ke kamarnya.
Saga menghela nafasnya, ia berjalan mengambil kopernya dan keluar kamar kemudian melangkahkan kakinya menuruni tangga. Terlihat Wyman dan Sonya menunggunya di ruang tamu.
“Aku pamit mah, om” Saga mencium tangan Wyman dan Sonya.
“Luna mana?” tanya Wyman yang tak melihat anaknya turun.
“Tadi aku udah pamitan, mungkin sekarang dia udah tidur”.
“Ya udah hati-hati ya sayang, sering-sering mampir kesini tengokin mamah” Sonya memeluk Saga.
Wyman juga memeluk Saga seraya berkata “makasih ya selama beberapa minggu ini kamu udah jagain Luna” ungkapmya tersenyum.
“pamit bik” teriak saga yang melihat bik Idah sedang menatapnya. Bik Idah menganggukan kepalanya dan tersenyum, kemudian Saga pun kembali ke apartemennya.