seorang wanita yang bekerja sebagai guru sudah lama tidak bertemu dengan cinta pertamanya dan di pertemukan kembali di sekolah tempat ia bekerja, tapi memiliki banyak cobaan sehingga perjalanan cintanya harus banyak pengorbanan, air mata, kesetiaan kepercayaan dan keberanian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmadani Harahap, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penginapan Horor
Kami takut buk" ucap Bima cengengesan, anak-anak yang lainnya pun langsung duduk dekat ranjang.
"Katanya sih penginapan ini berhantu buk" kata Adlin, sontak para siswi pun yang tadinya rebahan terbangun histeris, dan bergabung duduk di tengah tengah mereka.
"jangan ngomong gitu ah, jangan ngomong sembarangan" kata Rima menenangkan.
"beneran buk" kata Bima
" ah gak mungkin gak percaya gua" kata Lidia.
"Lu jangan asal lu lin, lagian gak mungkin para panitia ngasih penginapan berhantu" kata Fatma.
" ihh, gak percayaan banget lu, setiap penginapan itu berhantu tau" kata Adlin.
"Yah bener, penginapan ini kan kecil, kamar mandi di luar pula, bangunan tua papan lagi, ini tu kayak cuma tempat singgah, mana ada orang luar mau menginap disini serem tau kagak ada estetiknya". bisik fadli.
"Sudah sudah, jangan seperti itu kita gak boleh lancang" ucap Rima.
"Tapi Serius buk, kemaren ada suara langkah kaki tengah malam itu kayak dentuman tapi agak sedikit lambat, kemudian ada bau anyir" Bima memelankan suaranya.
"Buk, takut buk" kata vivi memeluk Rima.
"Udah deh ah jangan nakutin terus" kata lidia.
"Tengah malam kayaknya sekitaran jam satu lewat, saya sendiri yang dengar buk, di tengah-tengah main game, saya kan pake earphone buk, saya dengar suara kresek kresek pelan tapi pasti, trus ngomong " tidur yah" merinding sebadan badan buk akhirnya saya memilih tidur, takut saya buk" jelas andri.
" kemaren selepas sholat magrib saya kan lebih dulu ke kamar, pas di kamar kayak ada bayangan putih gitu sekelebat" ujar Nanda.
"ah gak mungkin kalian itu ngarang, gak percaya" kata Lidia.
" ye, lu jangan sok ini beneran tau" kata nanda
"ni yah buk, pas kami mandi lagi , kami kan bangun jam 4 shubuh saat itu, pas masuk kamar mandi buk adehhhhh suasananya horor" Fadli melipat tanggannya bercerita begitu serius.
"Horor gimana sih maksudnya" tanya vivi serius.
" saya masuk ke kamar mandi lebih dulu, yang lain masih di belakang , awalnya sih biasa aja, pas masuk ke skat-skatan kamar mandi, beuhhhh merinding kayak ada angin yang berhembus di sekitaran leher saya lampu yang tadi menyala tiba tiba kedap kedip, ihh serem" fadli meringkuk disamping bima.
" Ahh udah lu bohong lu, bohong tu pasti buk" ujar Vivi kesal dengan cerita fadli
"iya nih kek nya bohong deh, masa dari tadi ada aja yang sendiri sendiri kayak film horor aja pergi sendirian terus mati lebih dulu, udah buk mereka ni bohong, usir aja buk mending kita istirahat" jelas Fatma
" betul, di zaman sekarang ini mana ada yang hantu hantuan, kampungan banget sih" kata Lidya.
" is is is, jangan gitu lu, mereka denger tau" kata nanda
" tapi beneran loh penginapan ini berhantu, kalau gak percaya nanti malam kita tunggui aja deh" kata Fadli
" ibu percaya gak" tanya Adlin.
"Percaya" kata Rima mendengar cerita para siswa.
"ibuuuuuuu, jangan gitu dong buk" kata Vivi .
" tuh kan ibu aja percaya, kalian aja sombong" kata Andri
" bukan sombong cuma gak percaya aja" kata Vivi.
"tapi ini serius tau, mending lu minta maaf deh" kata nanda.
"kok jadi merinding sih, ah lu ah" kata Lidia.
"pokoknya gak ada, kata gua gak ada" kata Vivi bersikeras
"Ihh serius tau, awas aja nanti kalau malam ada sesosok yang nyamperin lu mengangkat tangannya sambil ketawa hi hi hi hi" fadli terbahak bahak meledek vivi.
" Kan bener buk, mereka itu cuma jail saja, mana ada sih hantu zaman sekarang ini" kata fatma menenangkan vivi.
"Alah ini akal akalan mereka saja buk, biar mereka keluar dari kamar" kata Fatma menolak bahu Adlin.
Para siswa itu pun tertawa terbahak-bahak meledek para siswi yang sudah terhanyut dalam karangan cerita mereka, yah walaupun mereka mencekalnya tapi mereka sebenarnya khawatir.
"Lagian kalian ngapai sih keluar kamar bukannya tidur" Kata Rima.
"Kamar lain juga kayak begitu kok buk, belum ada yang tidur makanya kami keluar juga" jelas fadli.
"Tapi muka vivi tadi tegang banget, lucu kayak tikus ketakutan" Adlin menertawakan Vivi.
" Bacot lu pada, memang gak ada akhlak lu semua" jawab vivi.
" Otak berandalan tu begini" kata lidia kesal.
" Tapi kalian percaya yah sama cerita tadi" tanya andri.
" Ya percayalah, muka kalian meyakinkan sekali, siapa coba yang tak percaya, cuma kamu menyangkalnya" fatma mencubit andri.
Sudah sudah, jangan di lanjutkan lagi, gak baik kayak begitu" jelas Rima melerai fatma dan Andri.
" Baik buk, kami gak akan bohong lagi!" Ucap andri mengangkat satu tangannya.
Disela-sela obrolan mereka itu, hanya Sakinah yang tidak ikut bergabung karena ia menjaga kualitas suaranya, ia hanya rebahan dan menutup matanya.
"Kalian anggap itu lelucon yah" Sakinah memotong obrolan mereka. Bibirnya menipis dan tersenyum sedikit. " Kalian telah mengundang mereka" ujar Sakinah.
"Apaan sih Sakinah, jangan bercanda deh, mereka siapa?" Tanya meli.
"Mulai deh ah" kata vivi semakin cemas.
"Mereka, yang tadinya gak ada menjadi ada" Sakinah membalikkan badannya membelakangi teman temannya.
"Jangan bercanda lu" fadli berdiri membangunkanya.
" Kin, lu ngomong apa sih" tanya lidia
" Sakinah, jangan gitu nak kok jadi makin ngelantur" Rima panik.
"dia menatapmu fadli, di kamar mandi itu. kau ngerasa dingin di cermin itu " jangan takut" kata nya " sakinah tersenyum tipis menatap fadli dengan tatapan kosong.
"Gila lu, jangan bercanda dong" fadli menggoyang-goyangkan bahu Sakinah.
" Kenapa kau takut yah, dia akan terus menatapmu" jawab Sakinah menyeringai Seketika suasana mencekam hening, angin berhembus masuk dari sela papan kamar.
Fadli menarik badan sakinah hingga sakinah terduduk.
" Maksud lu apa sih" tanya fadli
" Mereka marah" kata sakinah menatap fadli.
Kin, lu ngomong apa sih" tanya lidia
" Sakinah, jangan gitu nak kok jadi makin ngelantur" Rima panik.
"dia menatapmu fadli, di kamar mandi itu. kau ngerasa dingin di cermin itu " jangan takut" kata nya " sakinah tersenyum tipis menatap fadli dengan tatapan kosong.
Sakinah cukup, sudah kalian kembali ke kamar" Rima takut Sakinah memperburuk keadaan.
Sakinah diam sejenak menatap mata fadli yang ketakutan dan penuh ketegangan, badannya menggigil dan keringatnya bercucuran. Suasana yang hening itu membuat yang lainnya juga menjadi tegang semuanya diam.
"Ha Ha Ha " Sakinah tergelak hebat menutup wajahnya dengan kedua tanganya.
" Lu, kenapa sih" tanya Fadli heran. Sakinah masih tertawa terbahak-bahak.
" kesurupan lu yah, sakinah sadar lu" kata fadli panik.
"Lu percaya yah, ha ha ha" Sakinah tertawa meledek.
Ahhh, kampret lu" padli menolak sakinah, disekanya keringatnya yang ada di dahinya itu duduk menenangkan dirinya.
" Rasain tuh, takutkan lu makanya jangan nakutin orang" sambung vivi.
" Aahhhh, gue kira beneran gak seru ah" kata bima.
Rima menghela nafasnya " kalian ini, jangan bercanda seperti itu lagi, masuk ke kamar masing-masing" Rima sedikit panik.
Anak- anak beranjak saling menyalahkan satu sama lain, suara mereka terdengar membuat kekacauan, di tengah pertengkaran anak anak itu lampu mati, anak anak itu terdiam, ada juga yang meringis. Sebagian siswi saling peluk.
Tuh kan, makanya jangan bercanda tengah malam gini". Ucap Rima kesal mencari ponselnya, di hidupkannya senter pada ponselnya, kemudian mengarahkan cahaya ke depan pintu.
"Aaaaaaaaaa" teriak Rima hampir jatuh terjungkal ke belakang tapi seperti ada yang menahannya, anak anak makin panik, lampu itupun menyala.
"Pak Mario?" Spontan anak-anak menyerukan namanya dan menyaksikan Mario sedang menahan Rima yang hampir terjungkal karena kaget melihat Mario tiba tiba muncul berada di depannya pada kegelapan itu.
Mario melepaskan tangannya itu dan mengeluarkan oleh oleh yang ia bawa dari luar.
" Sudah sudah, jangan buat keributan bapak bawak sedikit makanan, cukuplah buat kalian" Mario menyodorkan plastik hitamnya itu.
Wah ada martabak, enak ni malem malem makan martabak" sambut Bima.
"habis cerita horor, langsung makan martabak, sungguh nikmat" kata Andri .
"Terimakasih pak" kata anak-anak itu.
" Iya sama-sama" jawab Mario. "Rim, ada yang ingin aku bicarakan" kata Mario.
"apa" jawab Rima
"ikuti aku" ujar Mario, Rima menghela nafasnya menatap Mario dan mengikutinya dari belakang.