NovelToon NovelToon
Lentera Jelita

Lentera Jelita

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Anak Genius / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Dokter Genius / Romansa / Penyelamat
Popularitas:861
Nilai: 5
Nama Author: Alfianita

Meminta Jodoh Di Jabal Rahmah?
Bertemu Jodoh Di Kota Jakarta?


Ahtar Fauzan Atmajaya tidak menyangka jika ia akan jatuh cinta pada seorang wanita yang hanya ia temui di dalam mimpinya saja.


“Saya tidak hanya sekedar memberi alasan, melainkan kenyataan. Hati saya merasa yakin jika Anda tak lain adalah jodoh saya.”


“Atas dasar apa hati Anda merasa yakin, Tuan? Sedangkan kita baru saja bertemu. Bahkan kita pun berbeda... jauh berbeda. Islam Agama Anda dan Kristen agama saya.”

Ahtar tersenyum, lalu...

“Biarkan takdir yang menjalankan perannya. Biarkan do'a yang berperang di langit. Dan jika nama saya bersanding dengan nama Anda di lauhul mahfudz-Nya, lantas kita bisa apa?”


Seketika perempuan itu tak menyangka dengan jawaban Ahtar. Tapi, kira-kira apa yang membuat Ahtar benar-benar merasa yakin? Lalu bagaimana kisah mereka selanjutnya? Akankah mereka bisa bersatu?


#1Dokter
#1goodboy
#hijrah
#Religi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfianita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tembakan

...Belum tentu ucapan laki-laki itu bisa dipercaya, meskipun dia beragama Islam sekalipun....

...****************...

Biarkanlah takdir yang berperan. Biarkan doa yang akan menggema di langit. Dan jika nama saya memang bersanding dengan nama Anda di Lauhul Mahfudz-Nya, lantas kita bisa apa.” Tatapan Akhtar semakin menajam, seakan ia benar-benar tidak mau kalah dari Zuena.

Bukan niat Akhtar untuk memaksa, tapi hatinya merasa yakin jika gadis yang hadir dalam mimpinya adalah Zuena.

"Tapi, maaf! Aku tetap tidak mau. Aku harus pergi sekarang. Permisi!" ucap Zuena terakhir.

Traaak.

Saat itu Akhtar diam seribu kata, jantungnya retak detik itu juga. Abi Yulian yang tahu kesedihannya menepuk pelan bahu itu sambil berbisik, "Jangan terlalu patah hati! Mungkin memang dia bukan jodohmu, Nak." Abi Yulian hanya ingin Akhtar kuat menjalani kenyataan dan garis takdir yang sudah diatur Allah, begitu rapi.

"Ya, tapi sepertinya Akhtar mau mengujinya sekali lagi. Akhtar tak suka kekalahan yang seperti ini. Akhtar ingin tahu bagaimana ekspresi wajahnya setelah tahu... Akhtar terluka, Bi." Akhtar tersenyum tipis.

Abi Yulian dan Hafizha hanya saling tatap sambil mengedikkan bahu, karena keduanya memang tidak tahu apa yang direncanakan Akhtar.

"Dek, pinjam handphone nya sebentar." Akhtar mengulurkan tangannya di depan Hafizha.

Hafizha merogoh saku blazernya, diambilnya handphone itu lalu diberikannya pada Akhtar. Akhtar tidak mau membuang-buang waktu terlalu banyak, karena ia tidak mau Zuena berlalu meninggalkan dirinya dengan luka.

"Halo, ini saya... Dokter Akhtar." Melalui ponsel Hafizha Akhtar menghubungi suster Talia_asisten pribadinya.

Zuena yang hampir melangkah pergi berhenti sejenak, ia mendengar suara percakapan Akhtar dengan seseorang dari seberang. Ia melirik kanan kiri, seakan hati dan otaknya sedang berperang. Hatinya ingin tetap tinggal, karena khawatir pada kondisi Akhtar yang belum sembuh total. Tapi, disisi lain otaknya meminta untuk segera pergi dari sana.

Apa yang baru saja terjadi sungguh di luar kendalinya. Dan itu membuat Zuena benar-benar bimbang. Langkah yang sempat terhenti kini kembali berjalan, tetapi langkah itu begitu pelan, 'apa yang dia lakukan sekarang? Apa dia merasa sakit lagi di perutnya? Tapi... Kenapa Abi dan Hafizha hanya diam saja?' Sungguh hatinya sangat gelisah.

"Iya, Dok. Ada yang bisa saya bantu?" tanya suster Talia yang sedang bertugas di ruangannya. Perempuan yang usianya memasuki dua puluh empat tahun itu mengerutkan keningnya, ada sedikit khawatir dengan kondisi atasannya itu.

"Cepat datang ke ruang rawat inap saya sekarang juga. Karena ada yang mengalami broken heart syndrome. Cepat datang! Ini mendesak, suster Talia." Suara Akhtar terdengar tegas, menekan dan dingin.

Setelah mendengar suara Akhtar, tanpa bertanya lagi suster Talia segera datang membawa beberapa alat sembarangan yang ada di ruangan Akhtar.

Sedangkan Zuena yang mendengar kata broken heart syndrome ia hanya bisa menghela napas berat, "Maafkan saya! Tapi saya tetap akan pergi. Karena menurut saya, belum tentu ucapan laki-laki bisa dipercaya, meskipun dia beragama islam sekali pun." Zuena melanjutkan langkahnya, meninggalkan ruangan yang cukup luas itu tanpa berbalik.

Akhtar memejamkan mata dengan rasa sesak yang menghimpit dada. Dunianya seakan runtuh. Harapan enam tahun bertemu dengan gadis pemain biola mungkin sudah dikabulkan, tapi tidak dengan kisah cintanya yang ngenes.

"Tadi Abi sudah bilang, jangan terlalu buru-buru!" ucap Abi Yulian, lalu menghela napas.

Akhtar tak menghirau ucapan Abinya. Dia beranjak dari tempat duduknya dengan segera, seketika membuat Abi Yulian dan Hafizha terlonjak kaget.

“Bang Akhtar mau kemana? Rebahan ya?” tebak Hafizha asal.

“Iya, Nak. Kamu mau kemana?” timpal Abi Yulian.

Belum sempat Akhtar berkata tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka, Akhtar berharap dalam hati, 'Apa dia kembali lagi dan mengurungkan niatnya untuk pergi? Ya Allah...Semoga,' helanya.

Satu, dua, tiga, "Dokter Akhtar, siapa yang mengalami broken heart syndrome? Ini saya juga sudah bawa tas kerja dokter Akhtar, asal saja sih tadi." Suster Talia menatap semua orang yang ada di sana, lalu diakhiri dengan cengiran.

Hafizha seketika mengatupkan bibirnya, menahan tawa tapi ia juga takut dosa sama Abangnya. Sedangkan Abi Yulian hanya menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal sedikit pun.

"Saya. Periksa gih!" jawab Akhtar dengan tingkah absurdnya.

"Hah?" Seketika suster Talia mengangkat alisnya dan membuka kelopak matanya lebar, "Jangan bilang kalau Dokter Akhtar patah hati karena gadis pemain biola tadi," tunjuk suster Talia ke arah luar ruangan.

Akhtar mendesah lesu, lalu duduk kembali dengan tubuh yang terlihat lemas. Abi Yulian dan Hafizha membiarkan saja, memberi waktu untuk Akhtar.

Suster Talia mendekat, alisnya bertaut, "Tapi Dok, kemarin Mbak Zuena itu begitu semangat loh saat pengambilan darah yang mau di donorkan untuk Dokter. Ada sih dua orang, Mas Adam pasien yang waktu itu dan ya... Mbak Zuena gadis pemain biola tadi,” terang suster Talia. “Golongan darah dokter Akhtar itu kan, langka. Jadi, Mas Adam yang memiliki golongan darah B- dan sedangkan Mbak Zuena O-. Hanya dua orang itu," papar suster Talia setelah ingat betul betapa khawatirnya Zuena dengan kondisi Akhtar kala itu.

Akhtar seketika mendongak, ditatapnya suster Talia, tidak ada kebohongan sama sekali. Kembali Akhtar berdiri, dicabutnya jarum infus yang masih menempel di punggung tangan secara paksa. Sedikit darah keluar dari sana, "Aw," rintihnya pelan. Tapi, tak dihiraukan.

Abi Yulian membuka kelopak matanya lebar, “Apa yang sudah kamu lakukan, Akhtar? Kondisi kamu itu masih lemah,” bentaknya. Abi Yulian tidak tahu lagi apa yang ada dipikiran putranya itu. Meski ia sadar jika dulu pernah melakukan hal yang sama, tapi sebagai seorang Ayah tetap saja khawatir.

"Akhtar akan mengejarnya. Abi tak perlu khawatirkan kondisi Akhtar, karena Akhtar sendiri juga dokter." Keputusan Akhtar seakan tak bisa dibantah, meskipun Abinya sendiri yang melarangnya pergi.

Akhtar berjalan lebih cepat menjelajahi lorong rumah sakit. Rasa nyeri di dalamnya tak terasa lagi, bahkan seakan rasa itu menghilang dalam sekejap. Akhtar juga mengabaikan suara Abinya dan Hafizha yang memanggilnya dari belakang.

...****************...

Zuena berdiri di lobi rumah sakit, berkali-kali dia berusaha menghubungi Adam, namun tak satu pun panggilannya diangkat. Zuena berdecak kesal, "Adam kamu di mana sih? Masa iya ke toilet lama banget. Sudah satu jam loh," Zuena misuh-misuh tak jelas.

Zuena mengedarkan pandangannya, siang itu sudah banyak orang yang mengunjungi rumah sakit, membuat Zuena sedikit kesulitan untuk mencari Adam.

"Jika aku terus berada di sini, jelas tak aman. Pasti keluarga dokter Akhtar akan mengejarku. Mereka pasti tidak akan terima kalau dokter Akhtar akan sedih dan kecewa karena ku." Zuena memutar bola matanya sambil meletakkan jari telunjuknya di dagu, seolah dia sedang berpikir.

Dan ya, Akhtar sudah berada di lobi. Ia berdiri di tengah-tengah orang yang sedang berlalu lalang di sana. Akhtar mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan zuena yang tiba-tiba hilang. Dengan lirih ia melangitkan harapan, "Ya Allah pertemukan aku lagi dengan dia." Tangannya mengepal kuat.

Zuena bisa melihat keberadaan Akhtar yang sedang berdiri di tempat yang sama dengannya, hanya saja Akhtar berdiri di sisi kanan lobi, "Tuhan! Kenapa justru Dia yang mengejarku? Dan... lukanya me-rembes." Zuena tertegun, kedua iris matanya terbuka lebar, dan tangannya menutup mulut yang menganga karena refleks.

Dor! Dor! Dor!

Tiba-tiba semua orang berlarian mencari tempat berlindung setelah mendengar tembakan yang sengaja di lepas ke udara.

Zuena terlonjak kaget, ia mencari pusat suara. Di tengah, ada seseorang dengan memakai jas hitam, seragam yang kerap dipakai pengawal Daddy nya.

“Apa maksud tembakannya itu? Adam ada di mana? Apa ini sebuah ancaman karena aku tidak mengerjakan tugasku segera?” gumam Zuena sambil mencari keberadaan Adam.

Namun, Adam tidak ditemukan di sana. Dan entah darimana Adam muncul, tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya.

“Zuena, apa kamu dengar tembakan itu?” tanya Adam sambil menepuk pundak Zuena.

Zuena sedikit terlonjak karena kaget, “Ah iya, aku dengar. Posisinya ada di tengah, lihatlah!” tunjuk Zuena di tengah lobi itu.

Adam dan Zuena kembali tertegun, laki-laki berbadan tegap itu dengan poster tubuh yang tinggi sedang menodongkan pistol pada seorang wanita yang menjadi tawanannya.

Semua orang terdiam, tak ada yang berani mendekat untuk menolong.

“Jangan ada yang berani mendekat! Jika tidak mau wanita ini mati di tempat.” Laki-laki itu mengancam.

Bersambung...

Jangan lupa like dan komen sekalian ya!

Terima kasih untuk kalian para reader's!

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!