Kania indira putri dipaksa menikah dengan anak Majikan yang sedang patah hati.
Padahal ia tahu sejak Awal bertemu Aran sangat membenci dirinya.
Dia kerap menjadi ajang pelampiasan kekasalan Aran.
Tapi apa hendak di kata karena hutang dan balas Budi Kania harus menerima takdir menjadi istri Seorang Aran Maheswara yang dingin dan angkuhnya tidak ketulungan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lara hati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Delapan belas jebakan yang gagal.
Matahari menerobos lewat jendela kaca Apartemen Celine.
Gorden putih itu bergerak perlahan tertiup angin.
Mata Aran terbuka sedikit.
Semua terlihat samar di matanya yang masih berkabut.
Aran mengerjap, mengusap sekilas wajahnya mengembalikan kesadaran.
Dia bangun dan duduk tegak di kasur. Kepalanya sangat pusing dan berat.
Dia memijitnya perlahan
Saat Kesadaran mulai pulih, Dia semakin kebingungan mendapati dirinya berada di ruangan serba putih yang sangat asing.
" Astaga, aku dimana..?" Aran menatap berkeliling memindai kamar itu penuh rasa ingin tahu.
Lalu menebak jika tempat itu adalah sebuah Apartemen milik wanita.
Tubuh Aran menjadi tegang, Muncul rasa takut bila ia berlaku ceroboh semalam.
Apalagi mendapati Ada wanita tidur lelap di ranjang yang sama denganya.
wanita itu tidur dengan posisi telungkup, berada dalam satu selimut, dengan dalam keadaan polos tanpa busana.
Aran mengumpat spontan langsung melompat turun dari ranjang.
Dia juga memindai dirinya, Sama seperti wanita itu, Aran juga tidak memakai apa pun di tubuhnya.
" Apa yang terjadi? tidak mungkin aku..."
Dia melihat pada wanita itu yang masih pulas
Apakah wanita itu Sengaja menjebaknya.
Aran ingat persis, Semalam, wanita itu membelikan sebotol wine untuknya.
Mereka minum bersama, tapi kenapa, Aran bisa tak sadarkan diri?
" Hai, Bangun!" bentak Aran tak sabar.
Wanita itu menggeliat gelisah, lalu membuka matanya dengan malas.
"Ah kamu sudah bangun rupanya, Sayang..." Desah wanita itu sambil tersenyum.
" Sayang!? apa maksudmu!!?" Aran tak terima dirinya di panggil -sayang-oleh wanita itu.
"Kenapa aku tidak pakai baju, Apa yang kamu lakukan padaku?!" tanya Aran dengan nada gusar.
Kepalanya bergerak mencari pakaiannya. Dia menemukannya tercecer di lantai.
Aran memunguti semua pakaian, dengan gerakan cepat, ia berlari masuk kamar mandi.
Celine melihat santai setiap pergerakan Aran tanpa rasa malu. baginya Aran adalah tontonan yang sangat menarik
Bahkan dia tidak berniat untuk berkedip.
Lagipula semalam, dia sudah melihat semuanya dengan puas.
Aran memang sempurna sebagai laki- laki.
Celine mengakui itu.
Seluruh bagian tubuhnya dari ujung kaki dan kepala tanpa cacat cela.
Tapi Celine sangat terpesona pada bagian inti tubuh pria itu.
dia berniat merasakannya.
bila ada kesempatan.
tentu saja saat Aran juga menginginkan dirinya.
Sayangnya dia belum mendapat kesempatan memiliki kesempurnaan itu.
Aran masih menutup hati dan diri terhadap Celine
Tapi percayalah, sebentar lagi l, Aran akan bertekuk lutut pada Celine saat dia memperlihatkan gambar- gambar itu.
Aran keluar dari kamar mandi, sudah berpakaian lengkap.
Dia jengah Saat celine terus melihat padanya dengan tatatapan tajam menggoda.
" Apa yang terjadi semalam?" tanya Aran dengan suara dingin
" Kita sama- sama dalam pengaruh Alkohol, Tanpa sadar kita berdua....Kamu lupa? semalam kita melakukannya...Tak ku sangka kau begitu hebat di ranjang, Aran."
Celine bergerak terus bergerak secara sensual di atas kasur.
Dia ingin menggoda hasrat kelakian Aran.
" Maaf, Aku tidak punya waktu untuk ini. Aku tahu tak ada yang terjadi semalam. Trik yang kau gunakan padaku tidak berlaku."
Celine berhenti bergerak dia diam sejenak.
" Kau tidak mengakui jika sudah meniduri aku. Bahkan berkali- kali!?" Celine mulai berakting dengan memasang mimik kecewa.
" Aku punya buktinya." ungkapnya ringan.
menunjukan Phonselnya pada Aran.
Aran tak terpancing dia tetap berdiri dengan muka datar dengan kedua tangan masuk ke dalam kantong celana.
" Bukti!?" Aran mencibir.
"Benar, semuanya terekam di Phonsel milikku"
" Rupanya kau coba menjebakku... wanita murahan."
Celaan Aran membuat darah Celine mendidih.
Tanpa sadar beranjak turun dari ranjang dalam keadaan yang sangat memalukan.
Aran melihatnya dengan tatapan sinis.
Celine mendekati Aran
" Kau bilang apa tadi?"
" Kau perempuan murahan.MU-RA-HAN..!"
Plak!.
Sebuah tamparan telak mendarat di rahang Aran.
Aran terkekeh geli, dan menyentuh pipinya.
" Aku tidak tahu apa niatmu menjebak aku seperti ini, uang? tas branded, baju dan sepatu bermerek? mobil mewah? katakan saja kau mau apa?"
" Aku bukan tipe wanita klub malam yang sering kau kencani. Aku tidak butuh uangmu, Tuan Aran maheswara."
" Aku tidak punya wkqtu untuk semua ini, Maaf aku harus pulang" Pamit Aran seraya memakai jaketnya.
" Aku melakukan semua ini karena mencintaimu.." cetus Celine tiba- tiba.
Aran berhenti bergerak. berpaling
Menatap Celine sesaat
" Cinta...!?"
Aran terbahak.
" Sorry, Miss, Aku sedang tidak tertarik menjalin hubungan apa pun dengan gadis manapun saat ini" Jawab Aran.
"Kudengar, Om Sanjaya, sedang mencari calon istri untukmu. Kukira kau bisa memilih aku menjadi istrimu, Tuan muda."
" Istriku...?? lupakan saja khayalanmu" sahut Aran hendak keluar dari unit Celine, Dia menyentuh gagang pintu dan membukanya perlahan.
" Aku akan menunjukan seluruh gambar yang ada di Phonsel ini pada Papamu!" Ancam Celine sebelum Aran pergi.
" Silahkan, aku tidak perduli"
Brak !
Pintu Apartemen Celine tertutup sempurna.
Celine hanya bisa menatap putus asa kepergian Aran.
" Sial! ternyata dia tidak bisa di jebak dengan mudah.
Mungkin trik yang aku lakukan terlalu mudah di tebak olehnya."
Aran tiba di kediaman Wicaksono.
Dan membawa mobilnya masuk garasi untuk di parkir.
"Aran..!" Panggil Sanjaya mengagetkan Aran saat melintasi ruang tamu.
Sanjaya duduk sendirian di sana masih mengenakan kimono tidurnya. pria itu Menikmati secangkir kopi sambil membaca berita pagi di tab nya.
" Kau tidak tidur di rumah semalam?" tanya Sanjaya geram.
Aran tidak bisa menjawab
dia tampak salah tingkah menggaruk tengkuknya karena kepergok.
" Kau membiarkan istrimu tidur sendirian di ranjang pengantin...Suami macam apa kau ini?!" hardik Sanjaya dengan suara bass yang naik beberapa oktaf.
" Maaf, Pa, Aran belum bisa menganggap pelayan itu..Eh maksud nya, Dia sebagai Istri Aran. semua butuh waktu dan proses, kami masih merasa asing dan canggung satu sama lain .."
"Lantas kau tidur dimana, semalam? Jangan bilang kau tidur lagi dengan salah satu perempuan yang kau temui di bar.
Deg!
Jantung Aran berdetak cepat.
Bisa mati dia bila Papa nya tahu, Aran tidur bersama seorang gadis di Apartemennya.
meski Aran yakin, tak ada yang terjadi dengan dia dan gadis itu.
Tapi cukup memalukan karena perempuan itu sengaja menelanjangi Aran.
Entah apa yang dia lakukan saat Aran tertidur.
" Nggak kok, Pa. Aran ketiduran dan menginap di rumah salah satu teman lama.
" Ketiduran Atau pingsan karena mabuk?" Selidik Sanjaya sampai keningnya berkerut dan melipat. melihat tajam penuh tuduhan pada Aran.
"Malam ini adalah malam terakhir kau mendatangi Klub malam, Bila masih bendel dan tetap kukuh melakukannya. maka Papa akan mencoret namamu sebagai pewaris dan menghibahkan semua Harta Papa pada Kania, istrimu.."
Aran telonjak kaget.
" Bagaimana bisa begitu? putra Papa itu, Aku. .! bukan dia... Kenapa papa menghibahkan semua harta papa padanya.?
"Terserah Papa,dong. Papa tidak suka pria yang sombong dan tidak bertanggung jawab seperti dirimu."
" Jadi menurut Papa aku tidak becus?"
"Papa tidak bilang begitu...Tapi itu sudah keputusan Papa.
Silahkan saja bersenag- senang sepuasnya.
Mulai Minggu besok Papa akan membawa Kania bekerja di kantor sebagai sekertaris Gibran."
" Gibran akan mengajari dan menjadi tutor Kania.
Lihat saja bagaimana gadis itu bekerja. kuharap kau tidak menyesal jika perusahaan ini jatuh ke tangan istrimu kelak."
Setelah selesai mengancam dan memperingati Aran, Sanjaya segera pergi meninggalkan Aran yang terpaku bagai patung di sana.
Lanjut thor
Lanjut thor
Semangat thor