Setelah kematian kedua orang tuanya, Farhana baru tahu jika mereka bukanlah orang tua kandungnya.
Mereka berdua meninggal akibat kecelakaan. Dan ternyata yang menabrak adalah putri kandungnya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PENANGKAPAN
Perjalanan Tuan Pratama ke kota Bunga ternyata tidak sia-sia. Ia sudah mengantongi keseluruhan bukti yang bisa menjerat Nyonya Dewi ke penjara serta memperberat hukumnya.
Nyonya Dewi beserta selingkuhannya bisa terancam di hukum mati. Sebab sudah tiga orang yang telah menjadi korbanya. Mey Lin, Candra dan juga Anggun harus kehilangan nyawa akibat ulahnya.
Setibanya di ibu Kota Tuan Pratama langsung pergi kantor polisi untuk menyerahkan semua bukti yang sudah ia kumpulkan. Pihak kepolisian langsung mengeluarkan surat penangkapan buat Putri, Nyonya Dewi dan selingkuhannya.
Untuk Putri tuntutannya tidak terlalu lama. mungkin hanya terkena pasal pelanggaran lalu lintas yang mengakibatkan kematian.
Hanya saja pelanggaran itu bisa dinyatakan gugur apabila pihak kepolisian menyatakan Nyonya Dewi sebagai tersangka yang telah menyabotase mobil yang dikendarai oleh Putri.
Kebetulan saat ini Nyonya Dewi sedang berada di apartemen sang kekasih sesuai laporan dari anak buah Tuan Pratama yang diminta untuk mengawasi keduanya.
Kepala polisi langsung menurunkan empat orang polisi untuk melakukan penangkapan Nyonya Dewi dan Kekasih gelapnya. Sedangkan untuk Putri kepala polisi menurunkan dua orang polwan untuk menangkapnya di sekolah. Kebetulan Putri sudah mulai masuk sekolah .
"Ada yang bisa Kami bantu Pak?" tanya Kepala Sekolah Putri.
"Kami membawa surat penangkapan buat siswi Bapak yang bernama Putri kelas sembilan."
"Penangkapan? Apa yang sudah dilakukan olehnya?"
"Putri diduga melakukan penabrakan dan tidak mau bertanggung jawab."
"Apa!!!! "
Kepala sekolah langsung terkejut mendengarnya. Kemudian membawa kedua polwan itu ke kelas yang ditempati oleh Putri.
Penangkapan Putri membuat geger pihak sekolah. berita itu menyebar dari satu mulut kemulut lain. Bukan hanya tingkat menengah saja tetapi sekolah Farhana dan Kampus Reza kini geger membicarakannya.
Farhana juga mendengarnya. Ia cukup salut atas kegigihan Tuan Pratama dalam bertindak. Meksi tidak secepat dirinya namun Tuan Pratama berhasil dalam waktu kurang dari seminggu. Lebih cepat dari tenggat waktu yang ia berikan.
Semua orang membicarakannya. Beberapa kelas tidak mendapatkan pelajaran karena jam kosong. Karena ada rapat darurat yang dilakukan oleh para guru.
Seperti biasa Cindy dan Lily memutar kursinya ke belakang. Seperti yang lainnya mereka juga membicarakan soal penangkapan Putri. Keduannya nampak semangat seperti yang lainnya. Kecuali Farhana dan juga Dzaki. Keduanya fokus dengan buku di depannya.
"Kok Kalian berdua kompak banget sih. Nggak penasaran dengan berita yang menyebar? "
"Nggak, " jawab Farhana dan Dzaki dengan kompak. Cindy dan Lily saling pandang dan tersenyum miring.
"Kamu tahu kan siapa anak yang sudah di tangkap?" tanya Cindy pads Farhana.
"Hmmmm."
"Kalau Kamu memang Saudara senior Reza pasti kamu juga saudaranya dan sudah kenal dengannya."
"Tidak begitu kenal, " jawab Farhana jujur.
"Kok bisa?"
"Kami jarang berkomunikasi," jawab Farhana secara asal.
"Kalian satu rumah kan? "
"Tidak lagi. Sekarang Aku tinggal di Asrama."
"Sejak kapan? "
"Kemarin lusa. "
"Nyaman nggak tinggal di Asrama? "
"Lumayan."
"Teman sekamar mu baik-baik saja kan? "
"Tidak ada teman sekamar. "
"Wow... bagus dong. Jadi pengen deh."
"Tinggal pindah saja kalau memang pengen. "
"Papa tidak mungkin ngebolehin."
Cindy seolah melupakan pembicaraan awal mereka yang membahas soal penangkapan Putri. Ia mengungkapkan keluhannya yang tidak diperbolehkan untuk tinggal di Asrama. Padahal ia sangat ingin tinggal di Asrama.
Cukup lama mereka berbincang sebelum Cindy dan Lily kembali menghadap ke depan. Bukan karena ada guru, namun karena ia merasa ngantuk.
Farhana merasa ingin buang air kecil. Ia meminta izin kepada Ketua kelas untuk pergi ke toilet.
Farhana tidak menyangka jika saat akan tiba do toilet, wanita yang dulu pernah mendorongnya hingga jatuh dari kursi roda. Matanya menyipit tajam.
"Minggir! " ucap Farhana dengan tegas. Namun kedua gadis itu tidak bergeming sama sekali.
"Sepertinya peringatan waktu itu tidak kau anggap sama sekali. Apa Kamu tidak malu menipu cowok setampan Dzaki buat dorong kursi roda ? "
"Kenapa Aku harus malu? Aku tidak telanjang di depan, " jawab Farhana dengan santai.
"Banyak bacot! "
Gadis itu hendak menyerang Farhana dengan brutal. Farhana tidak akan diam saja. Ia memutar jam tangannya dan membidik lutut Gadis itu. Seketika rasa sakit menyerangnya. Ia berteriak secara histeris.
Siswa lain yang mendengar teriakan gadis itu bergegas datang satu persatu. Saat itu kondisi gadis itu sungguh memprihatinkan.
"Ada apa Ini?
hana dn kluarganya pst bhgia bgt....
slain hana udh smbuh,nnek shir jg bkln d hkum mti....
jd pgn mkan nasi padang jg....ngiler.....🤤🤤🤤
slain msih khilangn orngtua angktnya,dia jg kcewa dgn kluarga kndungnya....tp mngkn dgn brjalnnya wktu,dia jg mau mmaafkn kluarganya.....
yg mstinya malu tu klian kaleee....
ngaku2 dkt sm dzaki,pdhl mh knal jg kagak.....