Minamoto Haruki adalah seorang pemuda yang hancur. Kebahagiaan dan kehidupannya porak-poranda ketika kekasihnya, Yoshimoto Sakura, tewas dalam sebuah kecelakaan tragis. Diliputi penyesalan dan keputusasaan, Haruki hanya bisa berharap bisa kembali ke masa lalu dan mengubah takdir kelam itu.
Ajaibnya, harapan Haruki terkabul. Ia terbangun dan menemukan dirinya kembali ke masa lalu, tepat satu tahun sebelum tragedi terjadi. Di sinilah, di hari pertamanya di tahun ketiga SMA, ia bertemu kembali dengan Sakura yang masih hidup dan ceria, serta temannya yang protektif, Yoshida Hana.
Dengan kesempatan kedua di tangannya, Haruki bersumpah akan melindungi Sakura dan mengubah masa depan mereka. Namun, ia segera menyadari bahwa mengubah takdir tidak semudah yang ia bayangkan. Ada detail-detail kecil yang berbeda, interaksi yang tak sama, dan rahasia yang belum terungkap.
Ikuti kisahnya di "Two Promise"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.16 - Bayangan di balik kenangan
[29 April — 2015]
[•] Kyoto
*POV Haruki
Danau. Adalah tempat tujuan kami berlima, di rencana liburan bersama ini.
Saat ini, kami berlima sedang berpencar untuk mengelilingi area sekitar danau yang kami kunjungi.
Sakura bersama dengan Hana, sementara aku bersama dengan Megumi dan Akari.
"Akari, bisakah kau sekarang ceritakan yang terjadi di antaramu dengan Megumi?" tanyaku berbisik.
Megumi berjalan di depan, sementara aku dan Akari berjalan di belakangnya.
"Nanti saja ya ... Kak Minamoto," jawab Akari berbisik.
"Baiklah, akan aku tagih janjimu nanti ... Akari," aku berbisik.
Megumi berbalik, melihat kami berdua dengan tatapan curiga. "Kalian berdua sedang membicarakan apa? dari tadi berbisik terus."
"Bukan apa-apa kok, Megumi," jawabku.
"Itu benar, Kak Megumi," sambung Akari.
"Ya sudah kalau begitu," balas Megumi.
Kemudian, Megumi kembali berbalik, dan melanjutkan langkahnya.
Namun, di saat yang sama juga, aku merasakan hawa keberadaan seseorang yang sedang mengikuti kami bertiga.
"Siapa itu!" aku berbalik, dan tak melihat siapa pun di sana.
"Kak Minamoto ... kau kenapa?"
—Apa hanya perasaanku saja?
"Bukan apa-apa kok, Akari ... kita lanjutkan saja jalannya," jawabku.
"Baiklah, Kak Minamoto."
—Yang tadi itu apa ya? kenapa aku merasa kalau ada yang mengikutiku?.
Tepat di saat aku melanjutkan langkahku, sebuah suara memasuki kepalaku.
Suara itu merupakan suara tertawaan seseorang.
"Haruki ... kenapa kau berhenti?" Megumi bertanya.
—Mungkin itu hanya imajinasiku yang lainnya ... sama seperti saat di kuil.
"Bukan apa-apa kok, Megumi," aku pun melanjutkan langkahku.
Seharusnya aku menyadari hal itu lebih awal, namun aku tak menyadarinya sama sekali. Sampai akhirnya, penyesalan pun akan datang kepadaku.
[Beberapa menit kemudian]
Ketika kami bertiga sedang berjalan, Akari memintaku dan Megumi untuk menunggunya.
"Aku pergi ke toilet dulu ya, Kak Minamoto, Kak Megumi ... kalian berdua tunggu saja di sini."
Setelah itu, Akari berjalan menuju toilet umum. Sementara aku dan Megumi menunggunya di sini.
"Akhirnya ... hanya kita berdua saja yang berada di sini ya, Haruki."
Megumi menatap ke arahku, dia sepertinya ingin mengatakan sesuatu padaku.
"Kau benar ... Megumi."
Megumi menoleh, melihat ke arah danau. "Haruki .... ."
"Ada apa, Megumi?"
Megumi kembali menatapku. "Besok ... apakah kau ada waktu luang? aku ingin membicarakan sesuatu denganmu besok, Haruki."
"Bisa saja, Megumi ... memangnya kamu ingin membicarakan apa?"
Jarang sekali aku melihat Megumi yang seperti ini. Tidak seperti biasanya, Megumi mengajakku untuk bertemu.
Megumi sedikit menundukkan kepalanya. "Aku tidak bisa mengatakannya sekarang, Haruki .... ."
—Apa pun itu ... aku harap bukan sesuatu yang buruk.
"Baiklah ... jika itu maumu Megumi, aku akan menurutinya."
"Jadi, di mana tempat ketemuannya, Megumi?" tanyaku.
Megumi kembali mengangkat kepalanya, menatap mataku dengan penuh serius. "Taman ... besok kita ketemuan di taman."
"Baik, aku akan meluangkan waktuku untuk bertemu denganmu besok, Megumi."
"Terima kasih ... Haruki," senyum terukir di wajahnya, Megumi sepertinya sangat senang saat aku menerima permintaannya.
Tak lama setelah itu, Akari kembali dari toilet.
"Maaf membuat kalian berdua menunggu," ucap Akari saat kembali.
"Kamu tak perlu minta maaf Akari ... lagi pula, aku mengobrol dengan Haruki tadi," balas Megumi.
"Saat aku di toilet ... memangnya kalian sedang membicarakan apa, Kak Megumi?" tanya Akari, penasaran.
"Rahasia ... Akari," jawab Megumi, dengan jari telunjuk di bibir.
"Eh, memangnya aku gak boleh tahu?" tanya Akari.
"Tentu saja ... kau tak berhak mengetahuinya, Akari," jawab Megumi.
Sepertinya, waktu bagi kami bertiga untuk berkeliling area danau ini masih tersisa cukup banyak.
Dengan begitu, mungkin ada cukup waktu bagiku untuk mendengar cerita dari Akari nantinya. Aku sangat menantikannya.
...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...
[•] Area sekitar danau
*POV Sakura
Aku sedang bersama dengan Hana, berkeliling area danau ini.
Angin sejuk berembus, menenangkan hati kami berdua.
"Anginnya sejuk sekali ya, Sakura."
"Kau benar Hana-chan."
"Sakura .... ."
Aku menoleh. "Ada apa, Hana-chan?" tanyaku.
"Kapan kau akan mengatakan hal itu pada Minamoto-kun?"
Saat mendengar pertanyaannya, aku kembali memikirkan hal tersebut.
—Apakah aku harus mengatakan itu padanya atau tidak?
Minamoto Haruki-kun, dia adalah salah satu orang yang berada di luar pemikiranku.
Walaupun baru beberapa minggu aku mengenal dirinya, aku yakin kalau dia adalah orang yang akan menerima semua hal, bahkan hal yang di luar akal sehat sekalipun.
Namun, entah mengapa aku sulit mengatakan rahasia itu padanya.
Saat aku memutuskan untuk berteman dengannya, apa yang sebenarnya sedang aku pikirkan tentangnya waktu itu.
—Dia orang yang baik?
kurasa bukan itu alasanku ingin berteman dengannya.
Benar juga ... saat aku pertama kali melihatnya. Waktu itu, aku melihat seorang laki-laki yang suka menyendiri, namun .... .
Sepertinya ini adalah jawaban yang tepat untuk pertanyaanmu, Hana-chan.
"Aku pasti akan mengatakannya, walaupun waktu itu akan lebih lama tibanya ... aku pasti ... pasti akan mengatakan itu padanya, Hana-chan."
Aku berhasil menjawabnya ... entah ekspresi seperti apa yang aku tunjukkan padanya, aku yakin kalau diriku tersenyum saat menjawabnya.
"Baiklah, jika itu yang kau inginkan ... Sakura."
Hana-chan tersenyum, syukurlah dia menerima jawabanku.
Sekarang aku hanya perlu mengumpulkan sedikit demi sedikit keberanian untuk mengungkapkannya.
Tak lama setelah itu, Haruki, Megumi, dan Akari telah selesai berkeliling dan pergi menemuiku dan Hana-chan.
"Yo, apa kalian berdua sudah puas berkelilingnya?" Haruki bertanya pada kami berdua.
Hana mengacungkan ibu jarinya, lalu mengucapkan, "Tentu saja ... Minamoto-kun."
Kemudian Haruki menatap ke arahku. "Bagaimana denganmu Yoshimoto-san ... sudah puas?"
Aku tersenyum. "Um ... sudah puas kok, Minamoto."
"Kalau begitu, ayo kita semua pulang, sebelum malam tiba nantinya," ucap Haruki.
"Baik!" balas semuanya.
Kemudian, kami semua pun berjalan bersama menuju ke stasiun.
Setelah sampai di stasiun, kami memesan tiket untuk pulang ke Tokyo.
Selama perjalanan, tak ada hal penting yang terjadi. Kami hanya diam di dalam kereta, sambil melihat pemandangan di luar jendela.
Beberapa di antara kami ada yang tertidur karena perjalanan pulang yang cukup lama.
Setelah sampai di Tokyo, kami semua berpisah dan pulang ke rumah masing-masing.
[•] Kediaman keluarga Yoshimoto
Saat sampai di rumah, aku dan Akari langsung berjalan ke kamar dan merebahkan tubuh kami di kasur.
Sambil melihat langit-langit kamar, aku kembali mengingat liburan bersama kami semua.
"Ternyata liburan itu bukan mimpi ya?"
Aku bersyukur dapat menghabiskan waktuku, bersama dengan teman-temanku yang aku sayangi.
"Kapan-kapan, kita harus liburan bersama lagi ya ... kali ini di liburan musim panas nanti," gumamku.
Tak lama setelah itu, aku pun tertidur dan memimpikan kembali liburan itu.
...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...
[30 April — 2015]
[•] Kamar Apartemen Minamoto Haruki
*POV Haruki
Hari ini, aku ada janji bertemu dengan Megumi. Kami berjanji akan bertemu di taman pada sore harinya.
Saat ini aku sedang mempersiapkan diriku untuk bertemu dengan Megumi.
Saat dirasa sudah cukup, aku pun keluar dari kamar apartemenku dan berjalan menuju ke taman.
[•] Taman
Setelah berjalan beberapa menit, aku pun telah sampai di taman tempatku berjanji bertemu dengan Megumi.
Ketika sampai di sana, aku melihat Megumi yang sudah berdiri di dekat salah satu bangku di taman itu.
"Megumi!" aku berteriak memanggilnya.
Megumi melambaikan sebelah tangannya. "Haruki!"
Aku pun segera berjalan menghampirinya.
"Apa kabar, Megumi?"
"Baik ... Haruki. Bagaimana denganmu?"
"Baik juga, Megumi."
"Sudah berapa lama kau menungguku, Megumi?"
"Belum lama kok .... ."
Megumi terus menjawab pertanyaanku satu demi satu dengan wajah tersenyum.
"Jadi ... apa yang ingin kau bicarakan padaku, Megumi?" tanyaku.
Megumi berbalik, sementara wajahnya menoleh ke belakang.
Megumi tersenyum, namun matanya seakan ingin menangis. Ia pun mulai membuka mulutnya.
"Haruki .... ."
Bersambung....