Sabrina Luvena adalah seorang mahasiswa yang masih berusia 20 tahun dan dia hidup hanya dengan adik laki-lakinya berusia 7 tahun yang menderita kanker paru-paru. Dia membutuhkan banyak uang untuk membiayai operasi adiknya, Sabrina hanya punya satu-satunya pilihan yang dia miliki adalah menjadi pengganti pria asing yang kaya raya.
Javier Fernando adalah seorang miliarder muda, tampan yang masih berusia 24 tahun dan berhati dingin.
Kakek dan neneknya ingin Javier buru-buru memberinya seorang cicit sebelum mereka meninggal, terpaksa Javier menyewa seorang ibu pengganti.
Namun baik Sabrina maupun Javier tidak pernah menyangka mereka ditakdirkan untuk bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zila_septya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
"Siapa kamu sebenarnya?" Tanyaku heran, berusaha menepis pikiran kalau pria dihadapanku adalah pria yang sama denga tiga tahun yang lalu.
"Tidak mungkin.. bisa saja pria ini adalah teman pria itu." Pikirku memaksakan diri untuk meyakinkan seperti itu karena takut.
"Bagaimana menurutmu? hmm?" Tanyanya balik sambil menyeringai padaku.
"Biarkan aku pergi" Mohonku kepadanya sambil berusaha mendorongnya tapi tetap saja tidak bisa karena badanku yang kecil.
"Hah.. membiarkanmu pergi? Kenapa? apakah sulit untuk menerima kenyataan dari tiga tahun yang lalu?"
"Apa hubungannya denganmu?" Tanyaku marah kepadanya karena ucapannya.
Aku harus tetap waspada dengannya karena dia pria yang berbahaya yang bernama Javier Fernando.
Sejak tadi berusaha ku palingkan wajahku darinya tapi dia kembali memaksaku untuk menatapnya.
"Siapa kamu sebenarnya?" Tanyaku lagi sambil menyembunyikan rasa takutku padanya.
"Tentu saja aku pria yang mendapatkan keperawananmu." Jawabnya lalu tiba-tiba menciumku.
Hati sakit ketika mendengar jawabannya yang tidak sesuai dengan dugaanku, sambil menunjukkan kepadaku apa yang terjadi tiga tahun lalu.
Tanpa sadar air mataku menggenang di mataku. Jadi dia adalah laki-laki yang membuatku kehilangan orang terpenting dalam hidupku. Pria yang paling aku benci selama tiga tahun ini.
"Dasar laki-laki tak berperasaan" umpatku setelah dia berhenti mencium ku dan menatapku. Sorot matanya pun berubah saat dia melihat wajahku.
"Jadi benar itu kamu?" Tanyaku lagi untuk lebih meyakinkanku.
Dia hanya merespon dengan meletakkan tangannya di wajahku dan mulai membelai wajahku.
Kebencian selama tiga tahun menguasaiku hatiku dengan menampar wajahnya.
"Ban jing an .. Kembalikan anakku, kamu juga pembunuh. Aku benci kamu. Aku benci seluruh keluargamu." Ucapku sambil mencengkeram bajunya.
Air mata mengalir dari mataku saat mengingat Kevin dan bayiku. Itu semua salah pria ini, dia tidak mau datang sedangkan aku sudah menunggunya lama.
"Apa? Aku pembunuh? Lalu bagaimana denganmu? Kamu pembunuhnya dan bukan aku." Ucapnya sambil menekanku ke dinding dengan erat.
"Bagaimana bisa aku seorang pembunuh? TIDAK? Itu kamu dan keluarga sie Alan mu itu" Ucapku dalam hati heran.
"Aku bukan pembunuh tapi itu kamu .. aku sudah menunggu .." Ucapku tidak bisa menahan tangisku.
Rasa sakit yang kusembunyikan selama tiga tahun, aku harus kehilangan adikku dan juga bayiku. Bukankah itu semua karena pria ini?
"Apa?" Tanyanya sambil memegang daguku lagi sakit.
"Kembalikan anakku. Kamu berutang dua nyawa padaku." Balasku sambil menatap lurus ke matanya seolah tanpa ada rasa takut.
"Aku berhutang dua nyawa padamu? Ha, kau sudah yang membunuhnya, kau yang tidak mau memberikan uangnya, kenapa harus ada yang harus bertangung jawab." Katanya sambil melemparkanku ke sofa dan naik ke atas tubuh ku.
"Dia bahkan tahu apa yang terjadi pada adikku. Apa benar itu semua salahku?" Batinku terus bertanya tanya.
"Tidak, bukankah itu semua karena kamu?" Tanyaku padanya saat dia menyeringai padaku lagi.
"Karena aku? huh.. kenapa harus karena aku, itu terjadi karena kamu." Jawabnya terus menyangkal semua yang terjadi pada waktu itu.
"Aku sekarang sudah tidak peduli Tuan Javier.. tolong kembalikan anakku atau aku akan membawanya paksa pergi bersamaku. Monster sepertimu tidak pantas menjadi ayah anakku." Ucapku sambil mendorongnya dan bangkit dari sofa tetapi tanganku ditangkap olehnya lagi.
"Coba kau ulangi apa yang kau katakan tadi?" Ucapnya membuat tubuhnya menggigil takut ketika melihat matanya.
Begitu menarik tapi sangat berbahaya.
"Javier Fernando kamu monster, kamu ban jing an tak berperasaan dan seorang pembunuh" Terangku lagi sambil menyeringai padanya dan melepaskan tangannya dari tanganku saat berbalik untuk pergi, tetapi sebelum aku bisa pergi, dia menangkapku dari pinggangku lalu melemparkanku ke atas tempat tidur.
"Ha, akan kutunjukkan apa yang bisa dilakukan ban jing an tak berperasaan ini. hmm?" Ucapnya menyeringai padaku sambil membuka kancing kemejanya.
"Apa yang akan dia lakukan?"
Rasa takut menguasaiku saat dia melepas bajunya dan naik ke tempat tidur.
"Apa yang sedang kamu lakukan?" Tanyaku dengan suara gemetar.
Aku takut, aku benar-benar takut pada pria ini.
"Apa yang aku lakukan? Aku akan menidurimu di sini dan akan menunjukkan betapa tidak berperasaannya aku."
"Tidak.. dia tidak akan meniduriku kan?" Pikirku kacau dan takut.
Dia mulai naik ke atas tubuh ku saat dia melepas jubah mandi dari tubuh ku.
"Tidak, tolong lepaskan aku" mohonku meronta karena aku tidak mau.
Kenapa aku begitu menyedihkan? Aku merasa sangat kasihan pada diriku sendiri ketika melihat wajahnya yang tanpa emosi.
"Tolong, jangan lakukan ini, kamu tidak bisa melakukan ini padaku" mohonku sambil menangis saat dia mulai melepas celananya.