Menjadi wanita single parent untuk anak laki-laki yang ditemukan di depan kosnya saat kuliah dulu membuat Hanum dijauhi oleh orang-orang terdekatnya bahkan keluarganya karena mereka mengira jika anak itu adalah anak Hanum dari hasil perbuatan di luar nikah.
Hanum hanyalah sosok figuran bagi orang di sekitarnya. Terlihat namun diabaikan begitu saja oleh mereka. Walau begitu Hanum tak mempermasalahkannya karena menurutnya cukup ada anak laki-laki itu di hidupnya itu sudah cukup membuatnya bahagia.
Menjadi sosok figuran ternyata terus berlanjut di hidup Hanum saat ia memutuskan menerima permintaan menikah dengan seorang pria anak dari Dekan fakultasnya yang telah membantunya menyelesaikan studynya saat kuliah dulu.
"Bagaimana bisa Mama memintaku menikahi wanita beranak satu itu?!" Pertanyaan berupa hinaan itu terdengar oleh telinga Hanum dari pria yang berstatus sebagai calon suaminya.
Kehidupan rumah tangga yang ia harapkan dapat bahagia ternyata justru sebaliknya karena pria yang telah menjadi suaminya itu hanya menganggapnya sosok figuran yang hanya terlihat tapi tidak dianggap.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malas untuk bertemu dengannya
"Kenapa kau bertanya seperti itu?" Tanya Dio.
"Jangan balik bertanya. Ayo jawab saja pertanyaanku." Tekan Daniel.
Dio diam sambil memikirkan bagaimana sikap Queen dulu pada Daniel. "Dia terlalu mencintaimu hingga tidak ingin satu jengkal saja berjauhan darimu. Dia bahkan rela membantah perkataan kedua orang tuanya untuk kuliah di dalam negeri saja demi menemanimu kuliah di Jepang." Jawab Dio.
Daniel tersenyum sinis mendengarnya. "Jika kau berkata sikap Queen seperti itu karena dia begitu mencintaiku, lalu bagaimana dengan kekasihmu itu?" Tanya Daniel.
"Dia..." Dio pun tersadar atas apa yang ia katakan. "Dia juga sangat mencintaiku. Tapi caranya mencintaiku berbeda dengan cara Queen mencintaimu dulu." Jawab Dio. Wajahnya kini masam menatap pada Daniel.
Daniel mengangguk saja mengiyakan perkataan Dio. Berbeda dengan hatinya yang ingin tertawa melihat betapa bodohnya sahabatnya itu saat ini.
Tak berselang lama ponsel milik Daniel pun berdering tanda ada panggilan masuk ke dalam ponselnya.
"Siapa?" Tanya Dio merasa awas.
Daniel menunjukkan nama penelefonnya.
"Jangan di angkat!" Titah Dio.
"Jangan membuatku seperti orang yang tidak sopan." Ketus Daniel.
"Baiklah." Dio mengangkat kedua tangannya. "Jika kau ingin mengangkatnya maka angkat saja. Tapi yang jelas katakan hal yang sama seperti apa yang aku minta tadi." Pinta Dio.
"Aku tidak berjanji." Ucap Daniel lalu mengkat sambungan telefonnya.
Setelah panggilan terhubung dan Daniel mulai terlibat percakapan dengan seseorang yang tak lain adalah Bu Shanty di seberang telefon, Bu Shanty pun mulai mempertanyakan pada Daniel apakah Dio ada bersamanya saat ini karena Bu Shanty sudah menelefon Marvel dan Kevin untuk mempertanyakan keberadaan Dio namun mereka menjawab sedang tidak bersama Dio.
"Benar, Tante. Saya sedang bersama Dio saat ini. Sebentar lagi Dio akan pulang Tante." Jawab Daniel santai tanpa perduli jika saat ini Dio melototkan kedua matanya padanya.
"Kau..." geram Dio tertahan saat panggilan telefon sudah berakhir.
"Aku tidak ingin berbohong pada orang tua karena aku tidak ingin terkena sial." Ucap Daniel santai.
Dio masih menggeram melihat sahabatnya yang tidak mau membantu dirinya saat ini.
"Sekarang lebih baik kau pulang ke apartemenmu karena Om dan Tante sudah berada di sana." Ucap Daniel.
"Kau mengusirku?" Tanya Dio.
"Tidak. Aku hanya menyuruhmu pulang dan berbakti pada kedua orang tuamu." Jawab Daniel.
"Ck." Lidah Daniel berdecak. "Jangan menceramahiku." Ucap Dio lalu bangkit dari duduknya. Dio pun melangkah keluar dari dalam ruangan kerja Daniel tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Dio... Dio. Kenapa kau bisa sebodoh ini sekarang? Sudah jelas Calista tidak begitu mencintaimu. Jika dia benar mencintaimu dia tidak akan membuatmu menunggu terlalu lama seperti ini." Ucap Daniel menatap kepergian Dio dari dalam ruangan kerjanya.
*
Dio kini sudah sampai di apartemen tempat tinggalnya. Dengan malas kakinya terus masuk ke dalam apartemen yang kini sudah berisi kedua orang tuanya di dalamnya.
"Akhirnya kau pulang juga." Ucap Tuan Mahesa saat melihat kedatangan putranya
Dio hanya diam sambil terus melangkah mendekati kedua orang tuanya.
"Apa Mama dan Papa sudah lama sampai?" Tanya Dio pura-pura tidak tahu.
"Cukup lama sampai Mama dan Papa bisa menghabiskan dua bungkus makanan di sini." Jawab Bu Shanty.
Dio memasang wajah datar. Ia pun akhirnya duduk di atas sofa yang berhadapan dengan kedua orang tuanya setelah bersalaman dengan mereka.
***
tidak mudah berada di posisi Calista yang dulunya sama2 saling mencintai tapi Calista benar2 sadar Dio bukan jodohnya.
good Calista....semoga kau segera mendapatkan pengganti cintamu.