NovelToon NovelToon
(Batas Tipis) CINTA & PROFESI

(Batas Tipis) CINTA & PROFESI

Status: sedang berlangsung
Genre:Trauma masa lalu / Cintapertama
Popularitas:420
Nilai: 5
Nama Author: Penasigembul

Dorongan kuat yang diberikan sepupunya berhasil membuat Marvin, pria dengan luka yang terus berusaha di kuburnya melangkahkan kaki masuk ke dalam ruang praktek seorang Psikolog muda. Kedatangannya ke dalam ruang praktek Bianca mampu membuat wanita muda itu mengingat sosok anak laki-laki yang pernah menolongnya belasan tahun lalu. Tanpa Bianca sadari kehadiran Marvin yang penuh luka dan kabut mendung itu berhasil menjadi kunci bagi banyak pintu yang sudah dengan susah payah berusaha ia tutup.
Sesi demi sesi konsultasi dilalui oleh keduanya hingga tanpa sadar rasa ketertarikan mulai muncul satu sama lain. Marvin menyadari bahwa Bianca adalah wanita yang berhasil menjadi penenang bagi dirinya. Cerita masa lalu Marvin mampu membawa Bianca pada pusaran arus yang ia sendiri tidak tahu bagaimana cara keluar dari sana.
Ditengah perasaan dilema dan masalahnya sendiri mampukah Bianca memilih antara profesi dan perasaannya? apakah Marvin mampu meluluhkan wanita yang sudah menjadi candu baginya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penasigembul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16

Bertemu Marvin dengan tidak sengaja dan di luar ruang konsultasi entah mengapa membuat Bianca sedikit gembira, sudah sepuluh menit Bianca hanya duduk di belakang kemudinya, Pria bernama Marvin itu memiliki luka yang tidak sama dengannya tapi setiap ceritanya membawa Bianca bercermin kepada dirinya sendiri. Luka pria itu seperti magnet yang menarik dirinya untuk mengetahui dan menginginkan perkenalan yang lebih dekat, sesuatu yang Bianca tahu tidak mungkin ia lakukan dan tidak mungkin bisa terjadi.

Bianca melajukan mobilnya perlahan, menyetir dengan santai, sebagian dirinya enggan untuk pulang, ia masih menginginkan kesendiriannya. Sebelumnya, ia sudah mengabari Vivi kalau ia akan pulang terlambat karena sudah memiliki janji dengan teman-temannya.

“Ca, sudah pulang?” tanya Vivi yang muncul dari lantai atas rumah mereka, ketika menyadari kepulangan putrinya . Bianca mengangguk, tubuhnya terasa lelah, ia ingin sekali segera masuk ke kamarnya dan beristirahat. “Papa ingin bicara denganmu, dia menunggumu di ruang kerjanya.” Lanjut Vivi lembut. Seketika tubuh Bianca menegang mendengar penuturan Vivi, ia seperti tidak memiliki tenaga untuk meladeni papanya tapi ia memaksakan diri mengangguk merespon ucapan Vivi.

“Boleh Caca taruh barang dan mandi dulu, ma?” tanya Bianca dengan suara pelan berusaha menyembunyikan gemuruh dalam dadanya. Vivi menimbang sejenak kemudian mengangguk. “tidak akan lama, ma.” Tambah Bianca ketika melihat keraguan dalam anggukan Vivi.

Bianca segera memasuki kamar dan membersihkan dirinya, tidak butuh waktu lama tubuh lelahnya sudah duduk tepat di hadapan Bram di dalam ruang kerja pria itu. Ruangan yang paling tidak ingin ia masuki, dulu ruangan ini menjadi cukup mengerikan bagi Bianca kecil.

Sudah lima menit Bianca berada di ruang kerja Bram, tapi pria itu masih sibuk dengan laptop di depannya, meminta Bianca untuk menunggu. Bianca memerhatikan setiap sudut ruangan itu, tidak ada yang berubah, meja kerja Bram yang besar dengan kursi kebesarannya di sudut kanan tepat di belakang meja Bram terdapat rak buku dengan deretan buku yang Bianca tahu semuanya berbau tentang bisnis, di belakang kursi yang Bianca duduki terdapat sofa panjang dan sebuah meja, disitulah Bianca akan belajar dengan Bram jika papanya berada di rumah ketika ia masih kecil.

Suara laptop yang ditutup menyadarkan Bianca dari pikirannya dan mulai mengembalikan fokus untuk mendengar apa yang ingin Bram bicarakan.

“Papa kasih kamu waktu tiga bulan untuk kamu menyelesaikan semua urusan pekerjaanmu.” Tidak ada basa basi, tidak ada pertanyaan ramah tentang harinya, hanya sebuah perintah yang langsung menusuk ke dalam pendengaran Bianca, Bianca terbelalak, menatap Bram bingung.

“Maksud papa?” tanya Bianca pelan dan hati-hati, tidak mau menyulut bom yang bisa meledak kapan saja.

“Apa mama belum bicara denganmu?” pertanyaan Bram mengingatkan Bianca dengan pembicaraannya dengan Vivi beberapa waktu lalu, mengenai keinginan Bram untuk membawa Bianca ke perusahaan, ditambah pembicaraan Bram dan Vivi yang tidak sengaja di dengarnya.

“tapi pa...”

“tidak ada tapi, Ca.” Potong Bram cepat, Bianca memejamkan matanya, berusaha menenangkan dirinya sendiri, ia tahu jika papanya sudah berbicara dan mengeluarkan perintah tidak akan bisa dibantah.

“Caca gak mau, pa.” tolak Bianca tegas meski terdengar ada sedikit getaran dalam suaranya.

“Papa kasih kamu pilihan , menikah dengan pria pilihan papa atau tinggalkan profesimu dan mulai masuk ke dalam perusahaan.” Balas Bram lebih tegas, mengingatkan Bianca dengan siapa ia berhadapan.

“Caca gak mau dua-duanya, pa.” Balas Bianca, menolak untuk kedua kalinya dengan sedikit berteriak.

“kamu tahu jelas papamu orang seperti apa, papa tidak suka di bantah, Ca.” Ujar Bram sambil bangkit dari kursinya, berdiri membelakangi putrinya yang terlihat kesal dan menahan tangis yang bisa tumpah kapan saja.

“Caca Cuma minta waktu, Pa. Kenapa sih papa gak pernah mau ngerti dan selalu egois? Semua harus tentang papa!” Suara Bianca terdengar semakin keras, nadanya semakin meninggi sesuatu yang juga tidak disadari Bianca akan ia lakukan, ia tidak pernah berani berteriak apalagi meninggikan suaranya di depan Bram. Pria itu menoleh, melirik tajam ke arah putrinya.

“Jaga nada bicaramu, Bianca.” Tegur Bram dengan suara keras yang masih penuh dengan ketegasan. Teguran yang berhasil membuat Bianca mengatupkan bibirnya rapat, ia sadar Bram tidak lagi memanggilnya dengan Caca, dulu setiap kali memarahinya, Bram akan memanggilnya Bianca dengan penuh penekanan yang tegas, seperti yang baru saja dilakukan pria itu.

“kali ini aja, Pa. Kasih Caca Ijin untuk melakukan apa yang Caca mau dan sukai.” Suaranya melemah, tidak sekeras dan setinggi sebelumnya. Bianca tidak bermaksud meninggikan suaranya di depan Bram dan memantik emosi pria itu. “Caca tidak membantah permintaan Papa, Caca Cuma minta waktu buat nikmatin pilihan Caca, Pa.” lanjut Bianca lirih.

“waktu?” tanya Bram mengulangi kata waktu yang selalu Bianca berikan sebagai alasan, “Kamu selalu menjadikan waktu sebagai alasan, sekarang katakan berapa banyak waktu yang kamu butuhkan?” Bram melanjutkan pertanyaannya, pertanyaan yang berhasil membuat Bianca diam karena tidak memiliki jawaban.

Bram yang tidak mendapatkan jawaban dari putrinya kembali melanjutkan, “jika meneruskan perusahaan adalah beban yang besar, menikah dengan pria pilihan papa, yang papa yakini baik untuk kamu dan perusahaan.” Mendengar perkataan Bram, Bianca mengepalkan tangannya di balik meja kerja Bram. Ia sangat kesal, marah dan sedih karena ini keadaan yang sangat menghimpitnya. Ia tidak pernah benar-benar lepas dari ikatan dan sangkar keegoisan Bram.

Bram masih tidak merubah posisinya, punggung tegapnya masih terlihat kokoh dimata Bianca. Bianca berdiri dari kursinya dan melangkah dengan lemah menghampiri Bram dan berlutut di hadapan pria itu. tindakan Bianca berhasil mengejutkan Bram, pria itu tidak pernah membayangkan putrinya akan melakukan hal seperti ini.

“Caca mohon, Pa. Jangan paksa Caca untuk dua hal itu” Ucap Bianca terbata, “kasih Caca kesempatan buat sekali aja bisa memilih sesuatu untuk hidup Caca.” Ucap Bianca sambil berlutut, wajahnya penuh dengan permohonan. Bram mengalihkan pandangannya ke arah lain, hatinya sedikit goyah melihat putrinya melakukan hal seperti itu.

“Paa...” lirih Bianca lagi karena tidak mendapat respon dari Bram, “Please, pa. Untuk kali ini aja” Lanjut Bianca masih dengan suara dan posisi yang tidak berubah. Bram masih bergeming, menimbang keputusan apa yang harus ia ambil. Ia bukan pria yang bisa dibantah dan ditolak, semua keinginannya harus terpenuhi. Bisnis yang ia rintis susah payah memang ditujukan untuk keluarganya, dan menaruh harapan penuh pada putrinya untuk melanjutkan bisnis mereka.

“waktumu tiga bulan.” Bram mengulangi waktu yang ia berikan tanpa memperdulikan permohonan Bianca..

“Tidak ada penerus lain selain kamu, dan kamu harus melanjutkan bisnis ini. Cepat atau lambat, mau tidak mau kamu akan meninggalkan profesimu untuk bisnis ini.” Ucap Bram tegas dan final, karena sedetik kemudian Bianca menyadari Bram melangkah meninggalkannya.

“Pa... please,” mohon Bianca lagi dengan suara yang sedikit keras tapi penuh permohonan, berharap Bram mau mendengarnya, tapi suara pintu yang tertutup menyadarkan Bianca bahwa sekarang dia sendirian, Bram tidak mendengar permohonannya sama sekali. Pria dengan tubuh tegap yang sudah semakin tua itu sudah menghilang di balik pintu ruang kerjanya.

Bianca terduduk lemah, isakan yang sedari tadi ditahannya terdengar semakin jelas. Sesekali ia menyeka air matanya kasar. Sepanjang hidupnya ia hidup sesuai dengan aturan, pilihan dan keputusan yang Bram ambil untuknya, ia hanya ingin sekali saja memiliki kesempatan mengambil keputusan untuk langkah hidupnya terutama terkait karier dan pasangan hidup.

Kepergian Bram dari ruangan itu digantikan dengan kemunculan Vivi yang langsung menghampiri dan memeluk Bianca yang masih terduduk dan menangis meski isakannya sudah mereda. Bianca menatap Vivi, ada sorot marah meskipun tersamar dengan air mata, tapi sedetik kemudian Bianca menundukkan kepalanya. Ia tahu Vivi tidak bisa membantu dirinya apalagi membuat Bram merubah keputusan yang sudah diambil.

Vivi meraih tangan putrinya, berniat membantu Bianca berdiri, tapi wanita itu menolak, “mama dan papa sama saja, sama-sama egois dan tidak pernah mau mengerti Caca.” Ujar Bianca kesal setelah ia berdiri dan kemudian meninggalkan ruang kerja Bram. Vivi hanya terpaku di tempatnya melihat putrinya yang menghilang di balik pintu.

1
Tít láo
Aku udah baca beberapa cerita disini, tapi ini yang paling bikin saya excited!
Michael
aku mendukung karya penulis baru, semangat kakak 👍
Gbi Clavijo🌙
Bagus banget! Aku jadi kangen sama tokoh-tokohnya 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!