NovelToon NovelToon
Absurd Couple

Absurd Couple

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Idola sekolah
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: felyaklueva

Hanya menceritakan tentang dua sejoli yang awalnya sebatas teman sekelas yang sering menganggu dan di ganggu, kemudian berakhir menjadi sepasang kekasih yang sulit di pisahkan, entah alasan apa cowok bernama lengkap Jendra Natawiratama tiba-tiba jatuh cinta pada gadis sekelasnya yang bernama Aprilia Yuswan atau kerap di sapa Lia. Banyak hal yang terjadi setelah mereka menjadi sepasang kekasih, mulai dari hal Absurd nya Jendra pada Lia sampai orang ketiga yang terus mencoba merusak hubungan mereka.




Apakah mereka bisa menghadapi segala lika-liku hubungan nya? Bagaimana cara mereka berdua saling menguatkan? Dan bagaimana kelanjutan hubungan mereka? Ikuti kisah mereka sampai tuntas ya..


See you.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon felyaklueva, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 16. Masak bersama Mamanya Jendra (part 2).

Memasuki ruang dapur, Lia tersentak ketika melihat ruangan itu nampak begitu luas. Sampai-sampai gadis itu terus melirik setiap sudut dapur, mengukur-ukur berapa meter persegi nih bangunan? Apa gak capek tar beres-beres nya? Begitu isi pikiran Lia sekarang.

Dan Lia kira yang masak itu cuma Tante Rinjani seorang. Tapi ternyata, ada seorang wanita paruh baya yang nampaknya sedang sibuk memasak. Di perkirakan usianya mungkin dah masuk kepala lima, perawakan nya gembul pake baju daster panjang dan jangan lupa rambutnya di tutup kek pake Ciput atau apalah itu namanya. Beliau sempat melirik ke arah Lia dan memberi senyuman menyapa, dan dibalas dengan senyuman balik oleh Lia.

"Mbak Sum, kenalin ini nak Lia, nak Lia sayang, kenalin beliau mbak Sum. Partner bantu-bantu nya mama" ucap Tante Rinjani mengenalkan Lia pada mbak Sum.

Dan kedua wanita berbeda usia itupun saling berjabat tangan. "Saya Lia mbak, salam kenal ya" ujar Lia dengan sopan.

"Salam kenal juga nak Lia, saya Sumi biasa di panggil mbak Sum. Saya asisten rumah tangga pak Wiratama dan ibu Rinjani" mbak Sum memperkenalkan diri.

"Eh kok asisten sih mbak, partner loh mbak" ralat Tante Rinjani dengan senyum manisnya pada mbak Sum.

Mbak Sum menimpali dengan tersenyum juga, beliau ini sudah bekerja dengan keluarga Wiratama sejak Jendra masih dalam kandungan Tante Rinjani. Maka dari itu Tante Rinjani, mama nya Jendra. Tak ingin memanggil beliau dengan sebutan asisten, melainkan partner. Sebab Tante Rinjani juga masih suka melakukan kewajibannya sebagai seorang istri sekaligus ibu.

Setelah mbak Sum kembali melanjutkan pekerjaannya, kini Lia menatap pada pantry yang penuh akan bahan-bahan kue. Menghampiri pantry tersebut, lalu meletakkan tasnya di bawah pantry sembari gadis itu mulai mengikat rambutnya.

"Tante, Tante mau bikin kue ya?" Tanya Lia basa-basi pada Tante Rinjani yang hendak mengiris bawang di sebelah mbak Sum.

Tante Rinjani pun menoleh, lalu menghampiri Lia.

"Iya sayang, mama mau bikin cheese cake sama dadar gulung. Cuma baru cake nya doang yang masih di oven" kata Tante Rinjani menunjuk pada oven yang menyala.

Lia hanya ber-Oh sambil manggut-manggut. "Terus Tante adonan dadar gulung nya udah di buat? Kalau belum, biar Lia yang buat" ujar Lia.

Tante Rinjani kembali dengan senyum manisnya sebelum menjawab. "Sayang, jangan panggil Tante lagi ya. Panggil aja mama. Soal adonan, itu udah kelar kok tinggal di buat jadi kulit dadar gulung nya aja" timpal Tante Rinjani.

"O-oh i-iya mah.." ucap Lia agak terbata, sebab malu. Belum apa-apa dah di suruh manggil mama.

Tante Rinjani pun mengangguk puas, lantas dia pun mengambil sebuah wadah dari arah kitchen set, berisi adonan dadar gulung yang masih cair itu untuk di perlihatkan pada Lia.

Saat di perlihatkan pada bola mata Lia, dahi gadis itu nampak mengkerut sampai Lia saja kehabisan kata-kata. Abisnya, baru kali ini Lia lihat ada adonan dadar gulung warna coklat, bukannya dadar gulung itu warna nya ijo ya? Eh, apa wawasan Lia tentang dadar gulung cuma sebatas warna ijo doang? Pikirnya.

"I-ini adonan nya mah?" Tanya Lia hati-hati.

Tante Rinjani mengangguk dengan senyum lebarnya, sampai gigi rapi nya terlihat.

"Iya, gimana menurut kamu? Mama tuh rencananya pengen bikin yang rasa coklat, biar gak monoton gitu.. gak kaya yang suka di jual-jual di tempat biasa, yang di mana sih itu?" Tante Rinjani bertanya dengan raut wajah serius. Lah, malah ngajakin ghibah nih ibu-ibu.

Buru-buru Lia pun mengambil wadah adonan dari tangan Tante Rinjani, sebelum nanti makin nungguin jawaban soal tempat yang ngejual dadar gulung ijo.

"Kalau kata Lia sih, mama kreatif. Bagus ma. Oh iya, Lia boleh pinjem kompor sama teflon nya kan?" Ucap Lia sembari bertanya, pengen cepet-cepet kelar dan gak di ajakin ghibah.

"Ah.. kamu bisa aja, ini mama cuma ngide doang. Lumayan lah... Coba-coba" ujar Tante Rinjani dengan hidung kembang kempis di puji Lia.

"ya..boleh dong sayang, pake aja kan mama dah bilang anggap rumah sendiri. Tapi bikin nya di dapur bersih aja ya, soalnya dapur kotor udah penuh kompor nya" sambung Tante Rinjani sambil menunjukkan dapur bersih di belakang badan Lia.

Saat Lia membalikkan badan hendak melihat, Lia kembali di buat tersentak kaget. Pasalnya, dia baru sadar ada pintu di sebelah pantry dan ketika dia berhadapan dengan Tante Rinjani. Ya otomatis tuh pintu dia belakangi, jadi pas di intip sama Lia ternyata emang di sana terdapat satu kitchen set minimalis.

'Buset dah, pantes aja luas. Dapurnya aja di bagi dua, ada kotor sama bersih segala. Hebat nih yang buat' batin Lia sambil melangkah ke arah dapur bersih kala sudah di beri ijin sama yang punya rumah.

Setelah sampai, baru saja Lia menghela nafas penuh kedamaian. Sebab akhirnya dia bisa anteng sendiri, tanpa harus nervous masak bersebelahan Tante Rinjani. Namun, yang namanya buah jatuh tak jauh dari pohonnya, maksudnya setelah Tante Rinjani sibuk dengan urusannya terbitlah Jendra.

Lelaki itu memasuki dapur. Setelah mengganti seragamnya dengan baju rumahan, kaos tangan pendek warna merah maroon serta celana pendek warna putih. Belum lagi rambutnya yang masih basah, abis mandi. Dia bersenandung kecil menghampiri setiap mahluk yang ada di dapur, mau ngapain lagi kalau bukan menganggu.

"Mah..lagi ngapain mamaku ini?" Basa-basi Jendra di sebelah ibunya.

"Lagi panjat pinang nih Jen, mau bantuin?" Timpal ibunya Jendra asal, dan Tante Rinjani juga balik bertanya pada putranya.

Membuat mbak Sum serta Lia yang ikut mendengarkan, menahan tawanya kala pertanyaan konyol keluar dari mulut seorang Jendra.

"Jendra bantuin doa aja mah, lanjutin panjat pinang nya. Tar kalau udah beres kasih tau ya?" Jendra balik menimpali sementara ibunya hanya merotasi kan mata lalu menggeleng pelan.

Lalu lelaki itu pun bergeser ke arah mbak Sum, Jendra menatap dua wajan penuh masakan yang berbeda tanpa berkedip. Hal itu membuat mbak Sum terkekeh sembari menggeleng pelan, beliau sudah hafal jelas tabiat Jendra. Orang mbak Sum dulu turut bantu mengasuh Jendra. Lantas mbak Sum mengambil satu piring kecil berserta garpu, dan memberikan nya pada lelaki itu.

"Nih den, kalau mau nyicip. Cicipi aja" ucap mbak Sum sambil menyodorkan alat makan pada Jendra.

Jendra tentu menerima dengan senang hati tak lupa bilang makasih juga ke si mbak, lantas ia menusuk beberapa potongan daging kambing yang telah di masak menjadi gulai dan memindahkan nya ke piring. Lalu...

"Jangan sampai di habisin ya Jen, nyicip sama habisin itu beda ya nak" celetuk Tante Rinjani tanpa alihkan pandangan, sibuk bikin adonan dimsum.

"Belum juga masuk mulut mah.." protes Jendra ke arah ibunya sambil cemberut.

Tante Rinjani menoleh dengan tersenyum senang, seolah berhasil membuat sang anak bad mood.

"Mama kira kamu ngambil nya sama wajan-wajan nya juga" ujarnya.

"Di kata anak mama apaan, bisa nelen sama wajannya" kata Jendra sembari memasukkan potongan daging itu ke mulutnya.

"Ya udah sih, sana bantuin Lia bikin kulit dadar gulung di dapur bersih gih.." titah lembut Tante Rinjani pada jendra.

Dan sedari tadi Lia yang menguping pembicaraan ibu dan anak itu, namun kala mendengar Tante Rinjani menyuruh anaknya untuk membantu Lia. Sontak membuat Lia menjadi malas, baru saja ia mendapat kedamaian. Dan kini harus kembali misuh-misuh, pasalnya kalau ada Jendra gak bakal kelar kerjaan yang ada dia mah ngeganggu doang.

'Sabar Lia.. lo masih di habitat nya, jadi kalau si Jendra bikin ulah diemin aja. Bales aja nanti' batin Lia menasehati dirinya sendiri.

1
Nana Colen
🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!