⚠️ Mature Content (Harap bijak memilih bacaan)
Cinta itu buta, tidak memandang status. Sehingga yang terlarang pun akan terlupakan.
Luna adalah anak angkat dari Richard Owen, pengusaha sekaligus CEO perusahaan ternama di Hongkong. Sejak usia 1 tahun Luna sudah hidup bersama Richard. Luna sangat mengagumi, pria yang lebih sering dipanggilnya Daddy, itu.
Namun rasa kagum yang dimiliki Luna, bukanlah layaknya seorang anak yang mengagumi ayahnya.
Kenyataanya Luna mencintai Richard lebih sekedar ikatan takdir yang digariskan pada mereka.
“Dad, aku mencintaimu”
Begitulah kalimat yang sering Luna ucapkan untuk Richard.
“Dad juga mencintaimu sayang... ” Jawab Richard, dengan tatapan lembut seorang ayah kepada putrinya.
Akankah cinta Luna terbalaskan atau hanya akan bertepuk sebelah tangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Priska, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Passionate Daddy Eps. 16
Beri jempol 👍 disetiap akhir episode yang kalian baca, sudah sangat cukup membahagiakan buat Author untuk selalu semangat berkarya.
“Apa kau menikmati film ini... ” Bisik Bryan.
“Tidak aku hanya ingin nonton, apa itu salah.” Tanya Luna yang langsung memalingkan wajah kearah Bryan.
“Kau memang gadis yang sangat unik, Luna.” Seru Bryan, terus menatap kearah kedua bola mata Luna. Meskipun cahaya ditempat itu cukup minim, namum sama sekali tidak membuat wajah cantik Luna tertutupi.
“Kemari lah, aku akan memberiku trik yang biasanya dilakukan pasangan ditempat ini..” Bryan meminta Luna untuk lebih dekat lagi padanya. Dan Luna mengikutinya.
“Trik? Trik seperti apa yang dilakukan pasangan ditempat ini. Kau jangan bercanda...” Ucap Luna menapik.
“Ciuman... ” Bisik Bryan.
“What? Apa kau gila. Benarkah mereka melakukanya ditempat ini.”
“Bahkan lebih dari itu... ” Terang Bryan. Membuat Luna semakin penasaran.
“Kau memang pria brengsek Bryan....” Luna mengutuki pria itu.
“Bodoh. Aku hanya memberi tahu mu. Apa kau pernah melakukanya?.” Tanya Bryan berbisik.
“Ditempat seperti ini, nyaliku tidak sebesar itu.” Tolak Luna.
“Berarti dengan kata lain, ditempat lain kau pernah berciuman. Astaga Luna kupikir kau wanita baik-baik... ” Seru Bryan sambil terkekeh.
Satu cubitan mendarat keperut Bryan.
“Dasar kurang ajar. Kau pikir aku wanita apa. Orang aneh... Ciuman! aku yakin kau juga sudah sering melakukan itu.” Luna mencoba membantah ucapan Bryan padanya. Meskipun dia tidak secara terang-terangan mengatakannya.
“Tentu saja. Aku pria normal. Kau pikir apa yang akan dilakukan pria ditempat ini, jika bukan itu.” Bryan menyombongkan dirinya.
“Tapi tidak semua pria sepertimu... ”
“Apa kau sudah memiliki kekasih...Aku yakin sekali, kekasihmu itu tidak akan seperti diriku, aku sangat ahli sekali berciuman.” Seru Bryan. Sehingga membuat Luna semakin penasaran.
“Apakah rasanya akan sama, seperti saat aku berciuman dengan Daddy...” Gumam Luna dalam hati.
“Orang aneh... ” Panggil Luna pelan. Bryan hanya menatap kearahnya, tanpa menjawab. “Beritahu aku bagaimana kau melakukanya.” Tandas Luna. Membuat mata Bryan terbelangah.
“Apa kau yakin?.” Tanya Bryan. Luna hanya menjawabnya dengan anggukan kepala, menunjukan bahwa dia serius dengan ucapanya.
Bryan menarik dagu Luna mendekat padanya. Dan benar saja seperti dugaan Luna, ini memang berbeda saat ia melakukanya bersama Richard. Namun ia juga tidak bisa menghentikannya sekarang, karena perlahan-lahan Luna benar-benar menikmati apa yang dilakukan Bryan padanya. Meskipun sensainya berbeda, namun hasrat dalam diri Luna tidak bisa menolak, apa lagi saat membayangkan jika yang melahap bibirnya adalah Richard dan bukan Bryan. Luna membalas ciuman Bryan dengan berani, dia juga tidak ingin dikalahkan oleh permainan Bryan begitu saja. Bryan yang mendapat respon seperti itu dari Luna, tentu saja dengan senang hati menautkan dan makin memperdalam ciumanya.
“Mmmh.... ” Suara Luna tertahan. Bryan pun melepasnya perlahan.
“Kau hampir membuatku kehabisan nafas.. ” Keluh Luna saat Bryan melepaskan tautan bibirnya.
“Kau membuatku terbakar sekarang. Ngomong-ngomong ciuman mu boleh juga.” Bryan menyentuh bibirnya dengan jari, yang masih terasa basah oleh bibir Luna. “Aku yakin kekasihmu sangat puas dengan itu.” Tambah Bryan.
“Stttsss...Sejujurnya aku hanya sedikit penasaran.” Ucap Luna jujur.
“Penasaran? Kupikir tadi kau mengatakan bahwa kau juga sering melakukan hal yang sama. Apa aku salah? Apa kau tidak memiliki kekasih Luna...?.”
“Kekasih? Kurasa tidak... ” Jawab Luna ambigu.
“Baiklah, aku mengganggap nya, kau memang tidak dimiliki siapapun saat ini. Dengarkan aku.. Aku bisa menjawab semua rasa penasaranmu itu. Kau hanya perlu mengatakannya, seperti sekarang.. ” Bryan berbisik lembut dikuping Luna.
Meskipun Luna tidak memberi jawaban apapun tentang ucapan Bryan barusan, namun kini hubunganya dengan Bryan, akan semakin menarik. Apa lagi setelah kejadian hari ini. Tentu saja ini lebih jauh dari kata pertemanan biasa.
Bersambung...