Trap Mr. Coldhearted

Gerald mengepalkan tangan, rahangnya saat ini sudah mengeras karena menahan diri supaya tidak marah atau kasar pada Cathleen yang telah menyebabkan dirinya didesak oleh keluarga untuk menikah. Dia tahu jika ancaman yang dilontarkan oleh Mommy Gabby tidak pernah main-main, dan Gerald tak mau kalau masa depan keturunannya sampai terancam. Pria itu masih berharap bisa menemukan kekasihnya dalam kondisi hidup, dan mempunyai anak bersama orang yang selalu memenuhi hatinya tersebut.

“Fine, aku akan menikahinya,” ucap Gerald dengan terpaksa. Tak ada mimik senang atau tulus saat melontarkan persetujuan itu.

Geraldine tersenyum puas. Dia berharap jika Cathleen bisa menjadi obat untuk kembarannya melupakan seseorang di masa lalu. “Kau harusnya bahagia bisa menikahinya, Ge. Cathleen itu cantik, dia juga baik karena sudah pernah ku repotkan tapi tidak pamrih atau marah sedikit pun.” Geraldine semakin menyanjung Cathleen supaya Gerald sadar kalau wanita dengan spesifikasi bagus itu masih banyak stocknya di dunia.

“Diam kau!” seru Gerald. Telinga seakan panas mendengarkan salah satu keluarganya terus memuji Cathleen.

Geraldine mencebikkan bibir, tak lupa mengacungkan jari tengah pada Gerald yang sangat menyebalkan.

Sedangkan Cathleen, dalam hatinya lega karena pada akhirnya akan terbebas dari sang kekasih. Dia mengulas senyum tipis karena rencananya berhasil. Walaupun pernikahan belum terlaksana.

Gerald yang menangkap samar senyum Cathleen pun semakin tak suka pada wanita itu. “Tapi ada syaratnya.”

Seketika itu Cathleen memudarkan senyum yang tidak akan terlihat kalau tak diperhatikan secara detail. “Apa?”

“Ikut denganku, kita harus membuat kesepakatan,” ajak Gerald. Dia tidak menunggu jawaban dari Cathleen, langsung saja berjalan mendahului wanita penambah masalah hidupnya.

Cathleen menengok ke arah Mommy Gabby yang sejak tadi setia di sampingnya. “Apa tak masalah aku ikut dengan Gerald?”

Nyonya Giorgio mengangguk. “Ikut saja, dia hanya ingin bernegosiasi. Teriak jika kau diperlakukan buruk olehnya. Aku akan segera datang menolongmu.” Dia menepuk punggung Cathleen.

Cathleen pun mengambil ponselnya serta debit card dan gawai milik Gerald yang tadi belum dia sentuh sedikit pun.

Dengan langkah terburu-buru, Cathleen menyusul Gerald yang sudah menaiki anak tangga. Mata tak pernah lepas dari pria kekar berpakaian santai yang mulai masuk ke dalam sebuah kamar.

Cathleen sampai terengah-engah karena mengejar Gerald. Padahal pria itu tidak kabur kemanapun. Ia langsung masuk ke dalam kamar yang pintunya tidak ditutup.

Saat pertama kali menginjakkan kaki di kamar Gerald, dia menatap aneh pada cat di dalam sana, pink berpadu merah. Suasana bahkan seperti kamar wanita. Tapi, saat mata berhenti pada sebuah lukisan yang sangat besar tercetak di dinding, ia menyadari kalau Gerald benar-benar belum bisa melupakan wanita dalam lukisan tersebut. Seluruh teman seangkatannya tahu tentang kejadian yang menimpa kekasih Gerald.

Jadi, Cathleen tidak bertanya kenapa kamar Gerald berwarna seperti itu. Sebab, kekasih Gerald memang terkenal menyukai warna yang cenderung banyak disukai oleh wanita. Dia sudah tahu jawabannya.

“Tutup pintunya!” titah Gerald. Dia duduk di kursi yang biasa digunakan untuk bermain game.

Cathleen mengikuti perintah Gerald. Aura di dalam sana terasa sangat dingin. “Boleh aku duduk?” izinnya.

Gerald tidak bersuara, cukup menunjuk ranjang dan sofa. Terserah Cathleen mau memilih duduk di mana.

Sofa adalah pilihan Cathleen. Dia menempatkan pantat senyaman mungkin di sana, dan langsung bersitatap dengan Gerald.

“Aku akan menikahimu secara tertutup. Tapi saat kekasihku ditemukan dalam kondisi hidup, aku akan menceraikanmu. Bagaimana?”

...*****...

...Palingan kekasihmu udah nikah sama cowo lain Ge, apa dia dah jadi fosil. Weslah, dikasih cewe cakep malah nolak. Takutnya kamu tuh jadi gay kalo kelamaan sendiri...