Zein terkejut saat melihat gadis yang selama ini dicarinya duduk di depannya sebagai calon 'Baby' nya.
"Mulai sekarang kau adalah milikku dan aku tidak akan melepaskanmu!"
Hilang sudah harapan Pamela untuk membatalkan niatnya menjadi seorang 'Baby'. Apakah Kak Rayhan, cinta pertamanya akan tetap menerimanya kalau dia tahu dirinya adalah seorang 'Baby'?
Warning!!!
-Ada unsur 21+ di beberapa bab (tidak semua bab)
-Bukan novel mes um, jadi jangan berekspektasi lebih karena judulnya
-Jika suka mohon tinggalkan jejak sebagai dukungan, jika tidak suka mohon tidak dibaca dan jangan berkomentar buruk (kritik dan saran membangun tetap otor harapkan!)
Terimakasih banyak buat yang berkenan mampir😘😘😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izzati Zah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Satu hari, dua hari, tiga hari...tujuh hari...
Setiap malam Pamela menunggu dan menghitung jumlah hari. Tapi Kak Rayhan belum juga menghubunginya lagi. Apa Kak Rayhan marah? Apa Kak Rayhan hanya iseng saja dengannya? Atau malah jangan-jangan Kak Rayhan sedang asyik dengan pacarnya dan tak pernah memikirkannya. Banyak pertanyaan terlintas di benak Pamela yang membuatnya hampir gila. Apa dia harus menyerah saja? Melupakan Kak Rayhan dan kembali menjalani hidupnya yang sepi sendiri.
Malam Baby, tidak lupa kan? Akhir pekan nanti ada jadwal kencan kita?
Ah, untunglah sekarang Pamela punya Daddy yang baik hati.
Ya Daddy, seperti kemarin ya? Kita mau kemana besok?
Balas Pamela cepat.
Kamu mau kemana? Saya ikut saja...
Ke taman hiburan boleh, Daddy?
Tentu saja. Bagaimana kalau hari minggu pagi saja, biar bisa puas seharian.
Ok Daddy, ketemu di pintu masuk ya
Ok baby
Dan entah bagaimana berbalas pesan dengan Daddy-nya menjadi suatu hal yang menyenangkan bagi Pamela. Pamela pun tidak sabar untuk menunggu datangnya hari Minggu. Hari dimana dia akan berkencan dengan Daddy-nya nanti. Apa ini adalah pelariannya karena bosan menunggu Kak Rayhan? Entahlah.
Pamela tak mau memikirkannya terlalu berat. Dirinya masih muda, biarlah hidupnya mengalir seperti air dan Pamela ingin sejenak menikmatinya.
Dan akhirnya hari minggu yang ditunggu pun telah tiba. Pamela pergi ke sana dengan menggunakan taksi online, seperti biasa. Namun sampai disana Pamela sempat bingung karena suasana sangat ramai. Mungkin karena ini hari minggu. Antrian tiket pun cukup mengular. Pamela mondar mandir mencoba mencari keberadaan Daddy-nya diantara kerumunan orang-orang dan antrian, sebelum kemudian sebuah tangan besar menutup matanya dari belakang.
Pamela yang terkejut sempat oleng, tapi sebuah tubuh besar menangkapnya dan tangan besar yang menutup matanya pun terlepas.
"Daddy!"
Lelaki itu pun tersenyum sambil mengangsurkan sebuah buket bunga mawar merah yang cantik.
"Terimakasih Daddy! Ayo kita antri tiket dulu Dad!"
Kata Pamela sambil menarik tangan Daddy-nya.
"Untuk apa? aku sudah punya tiketnya, ayo kita masuk!"
Dan merekapun langsung masuk ke arena permainan.
"Pamela mau naik apa?"
"Itu! Daddy berani nggak?"
"Ayo, siapa takut!"
Dan merekapun menaiki wahana roller coster.
Daddy Zein tidak ingin terlihat lemah dan tua di depan Pamela. Tapi ternyata setelah selesai, permaianan itu sukses membuat perutnya mual serta jantungnya serasa mau copot.
"Daddy kenapa?"
Tanya Pamela melihat wajah Daddy yang pucat.
"Tidak apa, cuma pusing sedikit..."
Lalu mereka duduk di dekat taman dan Pamela pergi membeli air mineral.
"Minum dulu Daddy, kalau tidak kuat tidak perlu dipaksakan!"
"Kata siapa aku tidak kuat?"
"Hehe, ayo Daddy kita ke istana boneka.."
Lagi-lagi Daddy Zein hanya menurut, mengikuti keinginan Pamela.
Setelah itu mereka beristirahat sambil makan siang. Mereka hanya makan siang di dalam arena permainan, sebab Pamela belum puas dan masih ingin main lagi setelah ini.
"Daddy, kenapa tidak mengajakku ke hotel?"
Pertanyaan Pamela di sela-sela makan siang mereka membuat Daddy tersedak.
"Apa?"
"Kenapa tidak mengajakku menginap di hotel?"
"Gadis kecil nakal, jadi sekarang kamu menggodaku?"
"Bukan menggoda Daddy, aku cuma bertanya!"
"Baiklah, minggu depan mari kita menginap di hotel!"
"Jangan Daddy, bukan begitu maksudku..."
"Pokoknya minggu depan aku mau kita menginap di hotel, kamu sendiri yang memintanya bukan?"
Kata Daddy sambil tersenyum licik. Mau tak mau Pamela hanya menggangguk pasrah.
Sepanjang sisa hari itu Pamela dan Daddy Zein menghabiskan waktu dengan bermain bomb bomb car. Setelah selesai mengantri lagi. lalu main lagi. Begitu terus sampai hari sore dan mereka memutuskan untuk pulang.
Di perjalanan pulang mereka mampir ke sebuah restoran fastfood terkenal. Pamela memesan burger dan ice cream saus coklat kesukaannya. Daddy Zein makan nasi ayam goreng. Kali ini Pamela tidak menolak saat Daddy menawarinya mengantar pulang.
"Nanti Daddy jangan ikut turun, antar sampai depan pagar saja ya!"
Begitu pesan Pamela. Apa bedanya diantar Daddy atau taksi online? Yah, meskipun mobil Daddy lebih bagus dari taksi online kebanyakan.
Sampai di depan rumah Pamela turun dan meminta Daddy segera pergi.
"Dasar gadis kecil tidak sopan!"
Umpat Daddy Zein sebelum melajukan mobilnya kembali. Pamela pun segera melangkah masuk ke rumah.
Tapi betapa terkejutnya Pamela saat melihat ada seseorang sedang duduk di teras rumahnya.
"Kak Rayhan?"
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu