NovelToon NovelToon
Dua Hati Satu Takdir

Dua Hati Satu Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Cinta setelah menikah / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dinar

Ketika cinta dan takdir bertemu, kisah dua hati yang berbeda pun bermula.
Alya gadis sederhana yang selalu menundukkan kepalanya pada kehendak orang tua, mendadak harus menerima perjodohan dengan lelaki yang sama sekali tak dikenalnya.

Sementara itu, Raka pria dewasa, penyabar yang terbiasa hidup dengan menuruti pilihan orangtuanya kini menautkan janji suci pada perempuan yang baginya hanyalah orang asing.

Pernikahan tanpa cinta seolah menjadi awal, namun keduanya sepakat untuk menerima dan percaya bahwa takdir tidak pernah keliru. Di balik perbedaan, ada pelajaran tentang pengertian. Di balik keraguan, terselip rasa yang perlahan tumbuh.

Sebab, cinta sejati terkadang bukan tentang siapa yang kita pilih, melainkan siapa yang ditakdirkan untuk kita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Malam ini Alya terlihat tengah sibuk menyiapkan perlengkapan yang akan dibawa selama dinas luar kota yang akan dimulai besok, setelah tadi dirinya membeli segala kebutuhan bersama Raka kini tinggal melakukan packing yang cukup menguras energi.

Raka yang posesif begitu banyak membeli perlengkapan bahkan sampai makanan yang cukup banyak, karena Alya jika sudah fokus akan lupa dengan waktu sehingga Raka berinisiatif untuk membeli makanan siap saji bahkan camilan dan susu sebagai penunda lapar namun tetap memiliki nilai gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.

" Sayang, sesuaikan dengan list ya awas ada yang tertinggal".

Alya memang sedang melakukan panggilan video karena Raka ingin benar-benar memastikan jika perlengkapan yang dibeli dibawa dan tidak ada yang tertinggal, apakah Alya kesal? Tentu tidak, karena ternyata mendapatkan perhatian yang penuh itu sangat menyenangkan.

" Iya Mas sayang, ini udah dikemas tapi apa ini tidak terlalu banyak ya Mas?".

Alya yang melihat kini kopernya sudah terisi dengan penuh, belum lagi travel bag yang mulai membumbung terisi akan alat kebersihan baik alat mandi dan juga make-up.

" Itu malah kurang sayang, tapi sudah cukup karena nanti tidak ada Mas yang bantu bawakan jika ada yang kurang beli aja disana ya. Kasian, badan semungil itu kalau harus berhadapan dengan koper dan teman-temannya hehe...".

Raka selalu membawa suasana hangat meskipun sebenarnya saat ini hatinya merasa khawatir, terbiasa bertemu dan memastikan jika sang kekasih selalu makan dengan benar, berbagi cerita ketika menutup hari secara langsung kini harus berjarak meskipun hanya beberapa hari dan itu bisa dilakukan dengan panggilan video namun tentu saja ada rasa berbeda.

" Mas, besok anter aku kan?".

" Iya dong sayang, pagi Mas sudah jemput ya kita sarapan dulu terus pelukan dulu yang lama menabung rindu yang full. Sedih banget masa Mas ditinggal sih sayang, tega banget".

Raka memasang wajah sedih seolah sedang mendalami peran drama malam ini, padahal itu bukan sebuah candaan tapi isi hati yang sebenernya namun karena Raka tidak ingin Alya terbebani jadi dibungkus seolah-olah ini hanya sebuah candaan lucu.

" Maaf yaa, nanti setelah pulang kita habiskan waktu bersama lagi kemanapun Mas mau. Mmmhh... Mas?". Alya seperti sedang menahan sesuatu yang ingin disampaikan namun masih ragu.

" Kenapa sayang? Ada yang sakit? Atau gimana? Bilang sama Mas".

" Mas Minggu ini benar-benar sibuk ya?".

Raka mengerutkan keningnya memahami maksud dari pertanyaan sang kekasih, seorang perempuan memang sangat unik bukan? Dalam sebuah pertanyaan biasanya akan banyak maksud dan tujuan yang terkadang sulit dipahami alurnya. Sehingga Raka benar-benar memahami, mencerna agar jawabannya nanti tidak salah yang membuat Alya bersih apalagi salah paham.

Belum juga berjauhan tapi sepertinya ujian pemahaman pasangan sudah dimulai, dan Raka benar-benar harus belajar kembali dimulai malam ini.

" Lumayan sayang, kenapa? Sayangnya Mas perlu sesuatu? Mau ke Pantai dulu? atau mau apa sayang ?".

Sebenernya Alya ingin sekali ditemani oleh Raka bahkan berharap jika sang kekasih akan menyusulnya, namun sepertinya ungkapan itu akan tertahan karena tidak ingin mengganggu pekerjaan Raka yang sedang banyak.

" Al pasti kangen banget sama Mas, dijaga hati dan mata nya ya Mas".

Raka menerbitkan senyuman yang sangat indah, merasa semakin bahagia karena Alya kini tidak sungkan menunjukkan sikap posesif dan khawatir sehingga Raka merasa semakin istimewa Dimata Alya.

" Tenang aja sayang, nanti Mas simpen kertas dijidat " Punya Alya seorang" biar orang-orang tahu gimana? Keren kan ide Mas".

Ya Tuhan, bisa-bisanya Raka terpikir jika akan membuat karya se-random itu membuat Alya menggelengkan kepalanya.

Keduanya larut dalam obrolan ringan namun terhenti ketika ketukan pintu dari luar yang ternyata Fahri. Tidak ingin mengganggu Raka memutuskan untuk mengakhiri panggilan video, untuk memberikan ruang bagi kakak beradik.

" Kakak mau kemana? Kok barangnya banyak banget". Fahri yang baru saja masuk kedalam kamar Alya kaget melihat koper besar dan travel bag yang sudah siap dengan rapih.

" Mau pergi dek, ada apa?".

Setelah kejadian yang cukup panas beberapa waktu lalu, Alya memang terlihat cukup dingin dan diam kepada penghuni rumah.

" Kak, adek minta maaf tolong jangan pergi. Adek bangga punya kakak, maafkan atas sikap dan ucapan adek yang keterlaluan". Fahri kini menangkup kedua tangannya dihadapan Alya, seolah sedang memohon ampun kepada sang kakak.

" Tidak apa-apa, dek sebenarnya kita tidak perlu terlalu mengatur kehidupan oranglain sekalipun itu keluarga. Kita tidak tahu apa yang sedang diusahakan oleh mereka, kesulitan apa yang sedang mereka hadapi jadi dikurangi ya untuk ikut campur nya". Alya berbicara dengan nada rendah namun helaan nafasnya cukup berat.

" Kamu beruntung, dibesarkan dengan keluarga yang utuh dengan kelimpahan perhatian bahkan sampai sebesar sekarang. Kamu laki-laki dewasa yang sudah harus memikirkan masa depan, jika kamu malu jangan pernah menceritakan tentangku kepada siapapun dan jika kita bertemu diluar anggap saja kita orang asing".

Deeggg...

Hati Fahri kita terasa sakit, sedalam itu ternyata rasa sakit yang dirasakan oleh sang kakak namun dirinya selama ini tidak menghiraukan. Setelah mengetahui masa lalu Alya, bahkan asal usul keluarga mereka rasa bersalah Fahri semakin dalam dan besar.

" K..ka...kak.. Ampuni aku, selama ini aku salah..".

Fahri kini menggenggam kedua tangan Alya dengan erat, pipinya basah karena air matanya yang telah keluar dengan deras.

" Aku paham, tidak perlu meminta maaf aku justru yang seharusnya introspeksi diri bagaimana cara memperbaiki kualitas diri agar keluargaku bangga memiliki aku. Begitu bukan?". Alya tidak bermaksud membalas rasa sakit hatinya hanya saja kini ucapannya lebih tegas.

" Aku bangga memiliki kakak, tolong jangan begitu Kak. Aku yang bersalah karena selalu menuntut Kakak, membandingkan tanpa berkaca pada diri sendiri yang masih banyak kurangnya maaf....". Dengan penuh emosi dan lirih Fahri mengungkapkan ucapan maaf dan rasa bersalahnya.

Alya yang tidak tega kini memeluk sang adik, baik buruk nya dia tetaplah keluarga yang harus dijaga nama baiknya. Sekalipun harus membalas dendam, tidak akan mengubah rasa yang pernah tergores jadi lebih baik membiarkan saja.

" Jadilah pribadi yang bisa menghargai, meskipun itu hal kecil jangan pernah dilupakan. Fokuslah pada pencapaian diri agar kamu bisa lebih memahami arti kehidupan dan juga proses".

Fahri menganggukkan kepalanya, air matanya masih mengalir namun bibirnya kini ditarik menciptakan senyuman kecil.

" Terimakasih sudah bertahan sampai saat ini, maaf ternyata hadirnya Adek adalah salah satu sumber sakitnya Kakak. Tolong bertahan lebih lama, karena kakak berhak untuk mendapatkan kebahagiaan itu".

Kini keduanya larut dalam pelukan hangat dan komunikasi dalam usapan lembut dipunggung masing-masing yang begitu teratur.

1
Wang Lee
Semangat dek
Wang Lee
Kenapa ngak bisa
Wang Lee
Biar tenang dulu iya
Wang Lee
Istirahatlah
Wang Lee
Kok diam
Wang Lee
Pasti angin sesat nih
Wang Lee
Jangan khawatir
Wang Lee
Jangan tatap
Wang Lee
Lihat aja sendiri
Wang Lee
Untuk apa
Wang Lee
Hampiri saja
Wang Lee
Kalau ngak jelas biarkan saja
Wang Lee
Rasa itu pasti timbul
Wang Lee
Terpenuhi semuanya
Wang Lee
Sudah jelas
Wang Lee
Siapa
Wang Lee
Biarkan saja
Wang Lee
mulai terlihat
Wang Lee
Semangat dek🌹🌹🌹🌹🌹
Dinar Almeera: terimakasih kakakkkuuuuu
total 1 replies
Wang Lee
Belum
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!