NovelToon NovelToon
Iparku

Iparku

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Beda Usia / Keluarga / Romansa / Sugar daddy
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Khozi Khozi

"mbak meli ,besar nanti adek mau sekolah dikota smaa mbak "ucap lita yang masih kelas 1 SMP
" iya dek kuliahnya dikota sama mbak "ucap meli yang sudah menikah dan tinggal dikota bersama suaminya roni.

apakah persetujuan meli dan niat baiknya yang ingin bersama adiknya membawa sebuah akhir kebahagiaan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khozi Khozi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 14 merayakan

Mereka berempat sudah masuk ke dalam rumah. Amel tertidur pulas di kamar ibu Arya, sementara Rian terlelap di ruang depan. Hanya Arya dan Lita yang diam-diam melangkah menuju kamar Arya,

“Jadi… kita LDR,” ucap Lita lirih, matanya sendu, seakan kata-kata itu terlalu berat untuk diucapkan.

“Iya… tapi aku janji,” Arya menatapnya penuh keyakinan, “Begitu urusan aku di sini selesai, aku bakal nyusul kamu.”

Lita menggigit bibirnya, menahan rasa takut akan jarak.

“Jangan… jangan dekat-dekat sama orang di sana,” bisiknya arya , seperti sebuah peringatani rasa takut kehilangan.

lita tersenyum tipis. “Hati aku… udah jadi milik kamu, sayang.”

Kalimat itu membuat arya terdiam. Ada rasa hangat yang mengalir di dadanya. Arya merasa lega, seolah beban yang menekan dadanya sedikit terangkat.

" tapi nanti kamu sering sering tlfn aku,kamu jaga diri baik baik disana, jaga kesehatan jangan lupa makan kalau kamu sakit nanti gimana kamu,aku tahu pasti disana udah ada mba meli tapi gak selalu mba meli ada dirumah terus " ucap Arya mengebu gebu

"iya sayang,muka kamu kalau gitu lucu tau ucap lita yang ingin tertawa

" aku serius sayang,kamu malah ketawa " Arya mulai kesal ,dirinya sangat mengkhawatirkan gadis itu melebihi apa pun

" iya aku inget kok semuanya " ucap lita

“Mari tidur, sudah larut malam,” bisik Arya . Ada rasa enggan yang menyesakkan, seolah ia ingin menyimpan setiap detik bersama kekasihnya sebelum jarak benar-benar memisahkan mereka.

“Iya… selamat malam,” jawab Lita lirih, matanya perlahan terpejam, menyembunyikan kegelisahan yang diam-diam mengalir di hatinya.

“Malam juga, sayang,” ucap Arya, suaranya penuh hangat, lalu ia pun ikut memejamkan mata, mencoba menenangkan diri dalam kehangatan sesaat itu.

Malam berjalan tenang. Untung saja Amel dan Rian tidak terbangun, segalanya bisa berantakan. Rahasia yang mereka jaga rapat-rapat bisa pecah begitu saja.

Sebelum fajar benar-benar merekah, Arya dan Lita terbangun lebih dulu. Jantung Lita berdegup cepat, khawatir gerak-geriknya menimbulkan kecurigaan. Dengan hati-hati ia bangkit, lalu perlahan merebahkan diri di samping Amel, memastikan gadis itu tetap lelap dan tak menyadari apa pun.

Pagi itu, sinar mentari baru saja menyelinap lewat celah jendela ketika Amel dan Lita sudah terbangun lebih awal dari biasanya. Wajah Amel tampak sedikit kusut karena kurang tidur, namun tangannya cekatan membereskan barang-barang yang berserakan. Dari sekian banyak orang yang menginap semalam, justru dialah yang paling banyak membawa barang . Padahal, mereka hanya bermalam satu hari saja.

“Udah siap-siap, lit?” tanya Arya sambil menepuk bahu Amel yang masih sibuk merapikan isi tas.

“Iya, udah,” sahut Lita yang lebih dulu menggantungkan ransel kecil di pundaknya.

“Mau pulang sekarang?” Arya memastikan, matanya menatap Lita lebih lama dari seharusnya.

“Iya, Mel… aku pulang dulu ya,” ucap Lita berpamitan sambil tersenyum tipis.

“Iya, hati-hati ya,” jawab Amel lembut.

Mereka berdua lalu menaiki motor. Deru mesin membelah keheningan pagi. Angin yang menerpa wajah Lita seakan membawa pergi sisa-sisa momen semalam. Setibanya di rumah Lita . Di teras, tampak Mbak Meli bersama Roni yang sudah duduk santai.

“Eh, Mbak Meli udah pulang?” batin Lita, sedikit terkejut. Ia pun turun dari motor, diikuti Arya yang langsung menundukkan kepala sopan menyapa calon kakak iparnya.

“Kalian dari mana pagi-pagi gini?” tanya Meli dengan alis sedikit terangkat.

“Semalem, Rian, Amel, sama Lita ngadain perpisahan di rumahku, Mbak,” jawab Arya santai.

“Kalian bakar-bakar ya?” tebak Meli sambil tersenyum setengah menggoda.

“Iya, Mbak, cuma bakar-bakar aja kok,” jawab Arya ringan.

Namun, di sisi lain, Roni yang berdiri sedikit menjauh menatap Lita tajam. Pandangannya menyapu dari ujung kepala hingga ujung kaki, bukan untuk menilai penampilan, melainkan seolah mencari sesuatu yang tersembunyi. Ada kegelisahan yang tak bisa ia tutupi.

“Ayo, masuk dulu… ngobrolnya di dalam aja,” ajak Meli ramah.

“Lain kali aja, Mbak. Di rumah masih ada temen-temen yang nunggu,” Arya menolak halus sambil tersenyum.

“Yaudah, makasih ya udah nganterin Lita,” ucap Meli tulus.

“Udah jadi kewajiban aku kok, Mbak,” sahut Arya, sedikit bercanda, membuat Meli terkekeh menanggapi.

Arya kemudian menoleh lagi pada Lita, tatapannya lebih dalam, seakan ingin memastikan sesuatu yang tak terucap.

“Besok aku ke sini lagi,” katanya lirih, tapi cukup jelas untuk membuat jantung Lita berdegup lebih cepat.

“Iya, Arya…” jawab Lita singkat, hampir berbisik.

Tak lama, motor Arya melaju meninggalkan halaman, . Lita melangkah masuk ke rumah bersama Amel, berusaha menahan senyum kecil yang tanpa sadar terbit di wajahnya.

Namun, Tatapan roni matanya penuh selidik. Dari sejak tadi, ia menangkap sesuatu yang berbeda. Mata Arya tak bisa berbohong, begitu pula dengan kilatan singkat di mata Lita ketika menjawab ucapannya. Ada getar yang hanya bisa dimengerti oleh orang yang sedang jatuh cinta—dan Roni jelas merasakannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!