NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Tetangga Tampan

Mengejar Cinta Tetangga Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Murni / Romansa / Idola sekolah
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Story Yuu

Kiara dan Axel berteman sejak kecil, tinggal bersebelahan dan tak terpisahkan hingga masa SMP. Diam-diam, Kiara menyimpan rasa pada Axel, sampai suatu hari Axel tiba-tiba pindah sekolah ke luar negeri. Tanpa memberitahu Kiara, keduanya tak saling berhubungan sejak itu. Beberapa tahun berlalu, dan Axel kembali. Tapi anak laki-laki yang dulu ceria kini berubah menjadi sosok dingin dan misterius. Bisakah Kiara mengembalikan kehangatan yang pernah mereka miliki, ataukah cinta pertama hanya tinggal kenangan?

*
*
*

Yuk, ikuti kisah mereka berdua. Selain kisah cinta pertama yang manis dan menarik, disini kita juga akan mengikuti cerita Axel yang penuh misteri. Apa yang membuatnya pindah dan kembali secara tiba-tiba. Kenapa ia memutus hubungan dengan Kiara?.

MOHON DUKUNGANNYA TEMAN-TEMAN, JANGAN LUPA LIKE, DAN KOMEN.

Untuk menyemangati Author menulis.

Salam Hangat dari tanah JAWA TENGAH.❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Story Yuu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 Jendela Asmara dan Tangisan Kiara

Sesampainya di rumah, Kiara langsung bergegas masuk ke kamarnya karena merasa lelah. “Huhh… lelahnya,” gumamnya pelan di atas kasur.

Kemudian ia bangun, gadis itu membuka laci dan meraih sebuah album foto kecil di sana, ia menyelipkan satu foto di album itu.

“Ini Axel saat masih SD, menggemaskan sekali,” ucapnya tersenyum menatap foto-foto masa kecilnya bersama Axel.

“Foto hari ini, sangat berbeda. Kemana senyum cerianya yang dulu? Dia banyak diam sekarang, tapi, masih sama gemasnya,” ujarnya lagi, wajahnya berbinar tak bisa menyembunyikan bahagianya.

****

Keesokan harinya…

“Ara… sudah pagi ini, cepat bangun,” suara Desy memanggil dari luar kamar.

“Ugh… iya Bunda, sebentar lagi,” sahut Kiara masih menggeliat di atas kasurnya.

“Ara…”

Akhirnya Kiara membuka mata, “Iya, siap Bunda,” ucapnya sedikit meninggikan suaranya.

Kiara bangkit lalu duduk sebentar di tepi ranjang. “Cepat sekali, aku masih mengantuk,” rengeknya sambil mengusap mata, enggan meninggalkan kasur.

Ia kemudian menyeret langkahnya keluar dari kamar, membawa handuk yang tersampir di pundaknya, gadis itu menuruni tangga dengan mata yang masih setengah terbuka.

“Buka matamu,” titah Desy yang melihat putrinya belum sepenuhnya sadar dari kantuknya.

“Iya Bunda…”

Usai mandi, Kiara bersiap di kamarnya. Ia melangkah mendekat ke jendela, begitu membukanya ia disambut dengan pemandangan yang menyegarkan mata di pagi hari.

Seorang pria tengah bersiap memakai seragam sekolahnya, kemejanya masih setengah terbuka, hingga memperlihatkan otot perut dan dadanya yang membuat Kiara terperanjat. Namun, alih-alih mengalihkan pandangannya, gadis itu malah terus menatapnya dengan lekat. Bola matanya hampir saja keluar saking melototnya.

“Axel… so amazing,” gumamnya sambil menutup mulut dengan kedua tangannya, kagum melihat pria idamannya.

Dari seberang, Axel menyadari ada seseorang yang mengawasinya. Ia reflek mengangkat wajahnya, matanya tertuju ke arah jendela kamar Kiara. Betapa terkejutnya dia, melihat Kiara yang senyum-senyum sendiri menatap dirinya.

“Astaga!” ucapnya kaget, langsung buru-buru menutup jendela, ia merapikan kancing bajunya dengan tergesa, lalu membuka kembali jendela kamarnya.

“Ara! Apa yang kamu lakukan?!” serunya menegur si Kiara.

“Ah, bukan apa-apa,” sahut Kiara dari seberang.

Axel menyeringai pahit, “Apa kamu mesum? Kenapa mengintip pria berganti baju?!”

Kiara membelalak, “Apa katamu? Mesum? Aku nggak melakukan apa-apa,” ujarnya membela diri.

Axel mengangkat alisnya. “Jelas-jelas dia menatapku yang sedang ganti baju,” gumamnya kesal.

“Axel! Aku nggak ngintip, sumpah. Cuma keliatan dikit tadi, hehe,” seru Kiara dari rumah sebelah.

Axel memiringkan kepala, menatap heran ke arah Kiara. “Dasar gadis gila,” ucapnya buru-buru menutup jendela.

“Ada apa dengannya, aku mulai merinding,” gumam Axel sambil mengusap lengannya, lalu melangkah keluar dari kamar.

****

Sementara itu, di rumah sebelah. Kiara masih terpaku menatap jendela kamar Axel yang sudah tertutup, matanya masih berbinar, wajahnya merona.

“Kenapa buru-buru ditutup? Dia malu?” bisiknya, senyum-senyum sendiri.

“Ara! Sudah siang ini,” panggil Adam dari luar, membuyarkan lamunan putrinya.

Kiara sontak menoleh, “Iya, Ayah.”

Gadis itu kemudian lari turun ke dapur.

“Ara tolong ambilkan plester luka di laci kamar, bunda kena pisau dikit,” titah Desy

“Kok bisa sih bunda, udah di obatin?” tanya Kiara khawatir.

“Sudah, tinggal di plester aja.”

“Ya udah, Ara ambilin,” sahutnya, melangkah menuju kamar Bundanya.

Saat membuka laci kecil di sana, Matanya tertuju pada sebuah lembaran kertas yang bertuliskan: Panggilan bantuan relawan medis di negara terpencil.

Degg… Kiara membeku sejenak, dengan ragu-ragu ia meraih kertas itu dan membacanya dengan seksama.

“Tanggal 23, bukankah itu lusa? Ada dua lembar, Ayah dan Bunda akan pergi bersama?” bisiknya, pelupuk matanya mulai memerah.

“Ara…”

Kiara kaget, kemudian keluar kamar dengan tergesa.

“Ini Bunda, plesternya. Ara berangkat sekolah ya,” ucapnya sambil menunduk, langsung berbalik menuju pintu keluar.

Desy mengangkat alisnya, “Kamu nggak sarapan?”

“Nggak, Ara belum lapar,” sahutnya cepat, berlari keluar.

“Kenapa dia?” tanya Adam heran.

“Entahlah, paling juga lupa lagi ada tugas sekolah, jadi buru-buru berangkat buat ngerjain di sana.”

Adam menghela napas, “Gadis itu… kapan akan dewasa,” gumamnya menggelengkan kepala.

****

Di depan rumah, Kiara sudah tak bisa lagi menahan tangisnya. Bola matanya sudah memerah, air matanya siap jatuh. Ia berlari membuka gerbang, saat keluar, ia berpapasan dengan Axel yang kebetulan baru membuka gerbang rumahnya.

Kiara berhenti sejenak, menatap Axel lalu mengerjap cepat. Tanpa kata, gadis itu menunduk kemudian berlari meninggalkan Axel begitu saja.

Axel menggaruk tengkuknya, “Dia menangis? Why?” ucapnya heran.

Axel mengikuti langkah Kiara dari belakang, gadis itu tampak berjalan dengan tergesa, seolah menghindari pria yang mengikutinya.

“Ara…” panggil Axel dari belakang.

Kiara tak menjawab, menoleh pun tak sudi. Ia terus melangkah maju dengan cepat.

Axel berlari dan menarik tangan gadis itu, mau tak mau Kiara berhenti di hadapan Axel.

Ia mendongak perlahan, wajahnya sudah dipenuhi oleh cairan bening yang terus mengalir dari matanya.

“Kenapa? Ada masalah?” tanya Axel pelan, matanya menatap lekat wajah Kiara.

Kiara hanya menggelengkan kepala, “Axel, lepasin aku,” ucapnya dengan suara bergetar.

“Ada apa?” desak Axel, masih menggenggam erat tangan gadis itu.

Kiara masih terisak, “Axel, lepasin aku!” teriaknya membuat Axel tersentak.

Pria itu membeku sejenak, melihat gadis yang selalu ceria, kini menangis bahkan membentaknya dengan lantang.

Perlahan ia melepaskan tangan gadis itu, perasaannya mulai tak karuan, entah karena bentakannya atau… karena melihat wajah sendunya yang dipenuhi oleh air mata.

Kiara berlari menjauh dari Axel, sementara Axel hanya menatap punggung gadis itu yang kian menjauh. Axel masih membeku di sana, pikirannya mulai dipenuhi banyak tanya.

“Ada ada dengannya? Dia menangis, karenaku? Atau karena hal lain?” pikirnya penasaran.

“Apa ucapanku menyakitinya tadi pagi?”

Axel menyeret langkahnya yang terasa berat, benaknya masih dipenuhi oleh rasa penasaran tentang Kiara.

****

Sampai di kelas, Kiara langsung menjatuhkan diri di bangku. Ia merebahkan wajahnya di atas meja, lalu menutupinya dengan buku.

“Huhuhu…” tangisnya tak lagi bisa dibendung.

Via yang duduk di sebelahnya, langsung mendekat dan mengusap punggungnya. “Ada apa Ra?” tanyanya khawatir.

Kiara tak menjawab, isak tangisnya masih terus menggema di ruang kelas.

Ayah dan Bunda akan pergi lagi? Mereka tidak memberi tahu, padahal mereka sudah janji tidak akan pergi lagi. batinnya pahit, merasa di bohongi.

Terakhir kali, saat tragedi kelulusannya di masa SMP. Kedua orang tuanya tengah mengabdi sebagai relawan di negara terpencil, sehingga tak bisa mendampingi Kiara yang mengalami trauma akibat kecelakaan saat camping. Kiara merasa tak disayangi oleh keduanya, dan meminta mereka untuk pensiun sebagai relawan.

Adam dan Desy menyetujui, sudah lebih dari empat tahun keduanya tak pernah lagi pergi, namun, hari ini Kiara mengetahui bahwa Ayah dan Bundanya mendapat panggilan, dan kemungkinan besar akan pergi lagi.

Rasa kecewa itu menusuk sunyi, meninggalkan perih yang berubah jadi sedih tanpa bisa ditahan.

**Sabar ya dek Ara, Ayah Bunda pergi untuk tugas mulia. Nanti kamu nginep di rumah Axel aja, xixixi**

...****************...

Bersambung...

Mohon Dukungannya Teman-teman Sekalian...

Jangan Lupa Like, Vote dan Coment! Untuk Menyemangati Penulis.

Salam Hangat Dari Author, 🥰🥰

1
Anna
alahh modus ee si Axel ..
Anna
cerita nya fress, alur nya simple sukaa pollll ..
Yuu: makasih kakak sudah mampir🥰🥰
total 1 replies
Fausta Vova
thor, bisa ga yah up tiap hari???
🤣
ak pasti menunggunya thor
Fausta Vova
jangan ribet-ribet thor
otakku baru bangun nih
Yuu: Terimakasih sudah mampir, 🥰
total 1 replies
Duane
Gila, endingnya bikin terharu.
Yuu: Terimakasih ka. nantikan update selanjutnya ya🥰
total 1 replies
Maris
Plot yang rumit tapi berhasil diungkap dengan cerdas.
Yuu: Terimakasih 🥰🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!