NovelToon NovelToon
Kultivasi X

Kultivasi X

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Budidaya dan Peningkatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Muzu

Sebagai seorang putra mahkota Kekaisaran Tang, sudah selayaknya Tang Xie Fu meneruskan estafet kepemimpinan dari ibunya, Ratu Tang Xie Juan.

Namun takdir tidak berpihak kepadanya. Pada hari ulang tahun dan penobatannya sebagai seorang kaisar, terjadi kudeta yang dipimpin oleh seorang jenderal istana. Keluarga besarnya tewas, ibunya dieksekusi mati, dan kultivasinya dihancurkan.

Dengan cara apa Tang Xie Fu membalaskan dendamnya?
Ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muzu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gerbang Naga Utara

Ketika para kultivator akhirnya menghentikan pukulan setelah diteriaki oleh Xiao Zhao, Xie Fu yang tak berdaya tergeletak di lantai dengan berlumuran darah dan banyak luka di sekujur tubuhnya. Lagi-lagi tidak ada yang mau menolongnya. Para pelayan hanya menatap datar, dan para kultivator alam fana pun mengabaikannya.

Xie Fu kembali bangkit setelah beberapa saat menahan sakit; ia tersenyum dan perlahan menaiki anak tangga menuju kamarnya. Semua orang terus memperhatikannya tanpa rasa iba, dan sebagian besar dari mereka merasa heran melihat senyum yang tersungging di wajahnya yang lebam.

***

Malam merangkak lambat di atas atap penginapan Kota Xing. Tak ada lagi keriuhan yang terdengar di penginapan. Semuanya terlelap dalam tidur, kecuali seorang pemuda yang masih terjaga di kamarnya.

Dalam posisi duduk bermeditasi, Xie Fu kembali memasuki alam pikirnya. Tampak olehnya secercah cahaya berpendar dari simbol kuno yang lain. Simbol yang menggambarkan inti kekuatan jiwa itu kini menyala meskipun cahayanya terlihat redup redam.

“Akar spiritual, pondasi lahiriah, dan kekuatan jiwa,” ucapnya memaknai ukiran simbol yang bercahaya.

Ia kemudian membentuk pola untuk mengaktifkan kekuatannya, tetapi gagal. Simbol itu tak bereaksi sedikit pun. Kembali ia mencobanya dengan metode yang lain, dan kembali menemui kegagalan. Tidak mau menyerah, Xie Fu terus mencobanya berulang kali dengan berbagai metode yang diketahuinya. Namun, berapa kali pun ia berusaha, kekuatan dari simbol itu tak kunjung didapatkannya, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menghentikan usahanya sementara waktu dan kembali membuka mata.

Xie Fu yang baru saja membuka mata kembali dikejutkan dengan perutnya yang menggelembung seperti seorang wanita yang sedang hamil tua. Cepat-cepat ia membuka pakaiannya dan keterkejutannya semakin membuncah pada saat melihat perutnya yang berwarna merah kehitaman dengan urat-urat hijau yang menonjol seperti akar pohon itu terus membesar tampak akan meledak.

“Ya ampun, ada apa dengan perutku?” Xie Fu membelalak tak percaya melihatnya.

Detik berikutnya, ia mulai merasakan gatal yang teramat sangat di perutnya seolah dikerumuni ribuan serangga. Dengan kasar ia menggaruknya sampai ruam, tetapi rasa gatal itu tidak mereda, melainkan bertambah dan jemari yang semula menggaruk kini berganti menjadi cakaran yang tajam.

“Ah …!” Xie Fu meringis seraya menekan kuat-kuat perutnya yang gatal.

Cakarnya yang tajam itu mulai merobek kulit dan memecah pembuluh darah di dalamnya. Tampak cairan hitam pekat, kental, dan berbau anyir merembes keluar dari kulit yang mengelupas, semakin banyak seiring tekanan dari ujung kuku yang semakin dalam menembus lapisan kulit sampai mengoyak bagian usus.

Rasa gatal di perut Xie Fu berangsur reda, tetapi yang terjadi berikutnya adalah rasa sakit yang menggerogotinya dengan begitu menyiksa. Ringisan yang sebelumnya terdengar, kini berganti menjadi jeritan tertahan. Tubuhnya mengejang, napasnya tercekat, dan matanya membelalak dengan mulut menganga. Xie Fu berada dalam kondisi kritis.

Lebih dari dua dupa lamanya Xie Fu berjuang dari rasa sakit yang mendera, kini tubuhnya tak lagi bergerak, lunglai tanpa daya. Ia tergeletak bersimbah cairan hitam yang menggenangi lantai. Isi perutnya terburai keluar, membusuk, dan menyusut dengan sendirinya.

Berikutnya muncul simbol kuno di kening Xie Fu, simbol yang berbeda dari sebelumnya. Simbol yang memiliki ukiran sebuah lingkaran mirip sebuah planet dan bercahaya biru.

Mula-mula, cahaya biru yang muncul di kening Xie Fu menyala terang seperti sebuah lampu pijar, menyinari seisi ruangan dan lenyap seketika bersama simbol yang terukir di keningnya. Setelah itu, perut Xie Fu yang sebelumnya rusak, kini sepenuhnya pulih dengan sempurna, dan di bagian pusarnya muncul satu titik berwarna biru terang.

Xie Fu terdiam menatap langit-langit kamar. Tidak ada lagi rasa gatal yang menderanya, dan tidak ada pula rasa sakit yang menyiksanya. Ia kini merasakan dirinya dipenuhi energi yang melimpah. Segera ia bangkit, lalu menutup kedua mata dan memasuki alam pikirnya.

Kosong. Ia tidak melihat apa pun selain kegelapan. Xie Fu kembali membuka mata, menghirup napas panjang, lalu mengembuskannya secara perlahan.

“Kenapa semuanya menghilang?” Xie Fu bingung, semua simbol kuno yang berada di alam pikirnya kini menghilang tanpa jejak. Berkali-kali ia coba memasuki alam pikir, tetapi hasilnya selalu nihil. Tidak ada apa pun di dalamnya.

“Bagaimana kalau aku gagal mengaktifkan semua simbol?” keluhnya mulai frustasi.

Tidak ada lagi yang dapat dilakukannya. Xie Fu kembali ke alam sadar dan mencoba untuk realistis menghadapinya.

“Aku tidak boleh bergantung pada apa pun dan siapa pun selain diriku sendiri!” Ia bertekad, lalu mengambil pakaian baru dari cincin spasialnya.

“Kakek Qianfan benar-benar punya selera tinggi,” pujinya setelah memakai pakaian putih bercorak emas layaknya seorang bangsawan. Aura seorang pangeran yang pernah disandangnya terlihat kembali dan begitu menawan. Semua itu ia dapatkan dari Kakek Qianfan yang mewariskan berbagai sumber daya miliknya yang terkumpul di dalam cincin spasial.

Langit terlihat gelap ketika Xie Fu melangkah keluar dari kamarnya. Namun, yang menjadi perhatiannya adalah keheningan di dalam penginapan. Tidak ada suara dari tamu penginapan yang sebelumnya ramai dipenuhi oleh para kultivator. Satu garis terukir di dahinya yang mengerut. “Ke mana semua orang pergi?” gumamnya, lalu bergegas turun ke lantai bawah.

Tampak seorang pelayan sedang membersihkan lantai. Xie Fu buru-buru menghampiri dan bertanya, “Ke mana semua orang?”

“Ah, Tuan Muda. Mereka sudah berangkat ke Gerbang Naga Utara beberapa hari yang lalu,” jawab si pelayan dengan tatapan heran.

Terjelengar Xie Fu mendengarnya.

“Sudah berapa lama aku tidak keluar?” tanya Xie Fu ingin memastikan.

Pelayan mengangkat tangan dan mulai menghitung dengan jarinya. “Kurang lebih sekitar sembilan hari,” jawabnya seraya menghitung kembali.

“Ya ampun!” Xie Fu kehilangan banyak waktu dari terbukanya portal Gerbang Naga Utara.

“Tuan Muda tidak perlu khawatir,” kata si pelayan yang memahami kegusaran dari tamunya itu.

 Xie Fu menatapnya tajam dengan alis yang terangkat.

“Portal Gerbang Naga Utara sudah muncul saat bulan purnama, tetapi tidak ada satu pun dari mereka yang berhasil membukanya sampai kemarin,” imbuhnya menjelaskan.

Xie Fu mengangguk, lalu secepatnya ia meninggalkan penginapan dan pergi menuju Gerbang Naga Utara.

Saat tiba di lokasi, Xie Fu terkesiap melihat banyaknya tenda yang terpasang memenuhi area gurun di sekitar Gerbang Naga Utara. Tampaknya bukan hanya kultivator yang ia temui di Kota Xing saja, melainkan kultivator dari segala penjuru di Benua Timur pun datang untuk memasuki portal yang masih tertutup rapat.

“Mengapa dunia selalu mengejutkanku?” Xie Fu terkekeh. Ia kemudian melanjutkan langkah melewati tenda-tenda yang berjajar di bawah bulan purnama yang telah berlalu, tetapi bentuknya masih bulat sempurna di atas langit.

Derap langkah Xie Fu tergulung keriuhan embusan angin yang menerpanya. Dalam jarak seratus tombak, terlihat ratusan atau bahkan ribuan kultivator berkumpul mengelilingi portal. Xie Fu memperlambat langkah ketika intuisinya menangkap ada yang mengintainya dari belakang. Nalurinya berdesis pelan, lalu ia menoleh cepat ke belakang. Tak ada siapa-siapa. Hanya tenda-tenda kosong yang bergoyang pelan disapu angin.

Dan pada saat itulah sebuah anak panah meluncur cepat, memecah udara dengan suara mendesis. Xie Fu bereaksi dalam sepersekian detik. Tubuhnya bergeser sedikit, dan panah itu menghantam tanah tepat di depannya.

Belum sempat ia menarik napas, rentetan anak panah lainnya meluncur bersamaan dalam pola spiral dari arah kegelapan seperti hujan yang melesat dari langit. Akan tetapi, kecepatan dari lesatan anak panah itu masih terlalu lambat untuknya hingga tak ada satu pun yang berhasil menyentuhnya.

Ketika hujan panah berakhir dalam senyap, Xie Fu menatap ke arah luar wilayah Gerbang Naga Utara, mencari dari mana asal serangan licik itu datang. Matanya menyipit dan seringai dingin tergambar dari wajahnya.

“Tidak adakah keberanian dari kalian untuk menghadapiku secara langsung?”

1
〈⎳ FT. Zira
enak ya kalo gini.. gak perlu keluar duit buat beli baju/Proud//Proud/
〈⎳ FT. Zira: itu sih shopeee/Facepalm/
〈⎳ 故事結束: ga harus nunggu diskon tanggal kembar juga 😁
total 2 replies
Zainal Tyre
ceritax ancur pembacax kabur hadeh
〈⎳ FT. Zira
cara membangun suasanan yg bgini ini gimnaa caranyaa??
〈⎳ 故事結束: iya nanti diajarin
〈⎳ FT. Zira: huum.. ajarin

di sini pun tetep typo😮‍💨😮‍💨
total 3 replies
〈⎳ FT. Zira
berawal dari lamunan indah berubah jadi kenyataan yg ditolak mentah🤧🤧
〈⎳ 故事結束: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
〈⎳ FT. Zira: gakk/Curse//Curse/.. itu ditujukan untuk Ji Ruyan
total 3 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
🧐🧐🧐🧐🧐
〈⎳ 故事結束: 😁😁😁😁😁😁
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
aduhh.. nama namanya ../Facepalm/
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
pangerang???
〈⎳ 故事結束: huum 😁😁😁
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: hooh, robotpun bisa salah kok./Facepalm/
total 5 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
mana xie fu sih... knp mendadak raib dia???
〈⎳ 故事結束: yoi 😁😁😁
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: iya sih, dia kan netral
total 5 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
dentian itu apa thor? sama itu meridian... istilah apa itu?
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: ooohhh... tak tahu pun.../Facepalm/
〈⎳ 故事結束: Dantian itu Lautan Qi seorang kultivator. Digunakan sebagai pusat kumpulan energi

Meridian itu jaringan dalam tubuh yang dilalui aliran qi
total 2 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
awas ya Thor, jgn salah nulis jadi Jirayut/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
ibu bacanya Guanlin /Facepalm/
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: ooooh./Facepalm/
〈⎳ 故事結束: itu udah kusebut, cupatkai si bayi, wucheng, sama gurunya tong samchong
total 8 replies
〈⎳ FT. Zira
perasaan tiap ada bab up, notifnya gak nongol,, padahal udah subcribe😮‍💨😮‍💨.
〈⎳ FT. Zira: perlu cek tiap hari kalo gini..
〈⎳ 故事結束: Aku lg ngejar bab berikutnya nih.
total 2 replies
〈⎳ FT. Zira
aku suka kalimat ini.. 🥰
〈⎳ FT. Zira: wehh.. makasih bang.. nunggu momennya dulu
〈⎳ 故事結束: boleh dong
total 4 replies
Hawkeye
kultivasi itikurih
Hawkeye
berlian tdk mungkin berubah jd kerikil meski berada di kubangan lmpur sekalipn. begtupula dgn sampah mau trbungks kain berlapiskan emas sekalipn sampah ttaplah sampah
〈⎳ 故事結束: Yes betul
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
mengapa kau terus menghindar?/Facepalm//Facepalm/ ya iya lah.. masa di serang harus pasrah gitu? logikanya kan melindungi diri atau menyelamatkan diri.

jawab gitu si Fan ini tambah ngamuk/Facepalm/
〈⎳ FT. Zira: emosi di gedein, ngremehin dijadiin hobi, berakhir kalah. malu gak tuh😏
〈⎳ 故事結束: Hahaha betul. Dia udah terlanjur emosi, jadinya pengen lawannya tuh udah diem aja gitu 🤣
total 2 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
lanjut
〈⎳ 故事結束: Laksanakan!
total 1 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
lah kirain xiao zhau itu cowok... alamak.. /Facepalm/
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: ok....
〈⎳ 故事結束: Xiao Zhao, Bun. 😁
total 4 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
apa dia Xie Fu?
〈⎳ 故事結束: hehehe 😁
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: jd semangat klo komen direspon itu/Facepalm/
total 3 replies
〈⎳ FT. Zira
kyknya bukann cuma di alam dewa aja deh yg model gini.. mungkin 80% manusia punya tabiat gitu🤧🤧
〈⎳ FT. Zira: huum.. definisi kejujuran mahal harganya
〈⎳ 故事結束: Betul, Ka. Orang² lebih takut kehilangan posisi daripada kejujuran
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!