(Novel ini adalah Novel pertama ku, jadi mohon maaf jika penulisnya masih sangat berantakan. tapi Author akan menyempatkan waktu untuk merevisi total hampir keseluruhan dari isinya, walaupun bertahap.)
"Jadilah Istri ku selama satu tahun Naya, semua pengobatan nenek mu akan ku tanggung, dan kau juga bisa menikmati uang ku selama itu" ucap Arjuna sembari mengulurkan tangannya kepada Naya.
air mata Naya menetes sembari menoleh ke dalam ruangan ICU tersebut, dalam hatinya ia sangat ingin menampar pria di hadapannya itu karena telah merendahkannya dengan menawarkan Nikah kontrak, namun di sisi lain ia juga tidak bisa munafik bahwa ia benar-benar tengah membutuhkan uang untuk pengobatan Neneknya. Naya menoleh kearah Juna.
"baik lah tuan aku bersedia" ucap Naya membuat bibir Juna tersungging.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon picisan imut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
cinta sejati
Di taman kota itu Raihan menghentikan laju motornya dan memarkirkannya disana, Naya melepaskan helmnya dan memberikannya kepada Raihan, matanya menatap ke seluruh penjuru dan mendapati ramai orang terutama kaum muda mudi yang sedang berpacaran disana, wajar saja namanya juga malam minggu, di tambah dengan langit yang sangat mendukung sudah pasti banyak para pasangan yang akan menghabiskan malam panjangnya itu di area terbuka seperti ini.
Benar saja yang di katakan Raihan disana ada panggung hiburan dan seorang artis solo tengah bernyanyi menggunakan gitar akustiknya..
"Naya kita duduk disana yuk" Ajak Raihan ia pun membeli es krim cone kesukaan Naya dan menyerahkannya kepada Naya.
"Terimakasih Raihan" Ucap Naya sembari meraih es krim tersebut. Mereka duduk di atas rumput hijau disana menikmati musik yang sedang di nyanyikan artis akustik tersebut,
"Naya? Akhir-akhir ini aku selalu melihat mu murung, aku tau kau sangat kehilangan nenek mu, tapi? Terlalu berlarut-larut dalam kesedihan itu tidak baik" Ucap Raihan, Naya pun hanya tersenyum sembari menatap dengan pandangan kosong.
"Aku hanya merasa? Dirumah itu sangat sepi Raihan, aku sudah cukup sedih dengan ayah ku yang sudah tidak ada, ibu yang pergi meninggalkan ku demi orang lain, dan sekarang nenek ku, seolah-olah memang aku ditakdirkan untuk sendiri" Ucap Naya dengan wajahnya yang sendu, sedangkan Raihan terus menatapnya, ia sangat ingin memeluk Naya, namun ia sadar dirinya tak lebih dari seorang teman, jika ia tiba-tiba memeluk Naya bisa jadi Naya akan menolaknya dan mungkin akan marah padanya.
"Naya, kau tidak benar-benar sendiri, disini ada aku" Ucap Raihan, membuat Naya menoleh cepat.
"Emmm maksud aku, Ada aku dan Dodit teman mu" Ucap Raihan, Naya pun tersenyum dan kembali menatap kearah panggung.
"Teman ya?" Gumamnya lirih,
Tak lama seorang penyanyi lain naik dan mulai membawakan sebuah lagu dari Ari lasso dengan judul cinta sejati.
ia pun mulai memetik gitarnya.
~Aku jatuh cinta padamu
Sejak pertama kita bertemu
Dia menghuni relung hati
Kau tak pernah peduli..~
Mendengar lagu itu Raihan menoleh ke arah Naya dan sedikit tersenyum sembari menunduk matanya tertuju pada tangan Naya, sedangkan tangannya sendiri mulai terangkat perlahan hendak meraih tangan Naya itu namun sesaat gerakannya terhenti ia benar-benar ragu untuk memulainya, namun debaran jantungnya semakin kuat Walau Naya masih terus fokus menatap artis tersebut sembari menikmati es krim nya.
'Naya? Andai kau tau, aku selalu memikirkan mu, bahkan aku pun turut sedih saat kau bersedih, aku sadar itu cinta, namun lidah ini sangat kaku untuk mengungkapkannya' Gumam Raihan dalam hatinya tatapannya masih mengarah kearah Naya sedangkan Naya masih fokus menatap kearah panggung.
~Tuhan mengapa kau anugerahkan
Cinta yang tak mungkin 'tuk bersatu
Kau yang telah lama kucintai
Ada yang memiliki~
Dada Raihan tiba-tiba sesak ia tidak bisa menahan perasaannya lagi.
"Naya aku mencintaimu" Ucap Raihan sedikit keras, namun karena suara musik itu sangat kencang hingga suara Raihan pun kalah olehnya.
"Raihan kau tadi berkata sesuatu ya?" tanya Naya yang merasa seperti mendengar sesuatu dari Raihan, jantung Raihan semakin berdegup kencang saat kedua bola matanya saling tatap dengan Naya.
Di sisi lain Arjuna yang tengah mencari Naya sedari tadi pun akhirnya menemukannya saat mendapati kiriman foto dari Lifia dengan caption bahwa calon istrinya tengah berkencan dengan pria lain, membuatnya segera menghampiri lokasi tersebut.
Ia pun melihat Naya tengah bersama pria itu yang pernah ia temui di rumah sakit bersama Naya.
"Sepertinya pria itu memang kekasih Naya, brengsek! Dari mana Lifia bisa tahu Naya ada disini? Kalau bukan karena Lifia aku malas menjemputnya" Gerutu Arjuna ia pun menghampiri Naya.
Di saat yang bersamaan Raihan sudah menghela nafas panjang ia siap menyatakan cintanya malam ini juga.
"Naya aku?"
"NAYAKA!" seru seseorang di belakang mereka memotong kata-kata Raihan dan membuat keduanya menoleh kebelakang.
"Tu... Tuan Arjuna?" Ucap Naya, Raihan pun menoleh ke arah Naya,
"Ayo cepat pulang" Seru Arjuna yang lantas menarik tangan Naya.
"Tuan? Apa-apaan ini? Anda tiba-tiba menarik Naya, apa hak anda?" Seru Raihan dengan tatapan tajamnya.
"Kau tidak usah ikut campur, karena dia calon istri ku" Seru Arjuna membuat Naya melebarkan bola matanya, kenapa Arjuna tiba-tiba membuka semuanya di depan Raihan.
"Apa? Naya katakan yang sebenarnya, Tuan Arjuna berbohong kan?" Seru Raihan.
"Aku tidak berbohong, dia memang calon istri ku, Naya jawab pertanyaannya kalau kau itu benar-benar calon istri ku" Ucap Arjuna.
"Naya? Aku benar-benar tidak mengerti ini, tolong katakan dengan jujur Naya" Raihan meraih tangan Naya,
"I... Iya Raihan, Tuan Arjuna ini calon suami ku" Jawab Naya berat, matanya sudah berkaca-kaca ia benar-benar ingin menangis saat ini.
"Tidak mungkin Naya, itu tidak mungkin" Dada Raihan sesak.
"Apanya yang tidak mungkin? Semua mungkin saja terjadi jika kita saling mencintai kan?" Ucap Arjuna sembari melingkari tangannya di pinggang Naya.
"sekarang lebih baik anda berhenti menemui calon istri saya, karena bulan depan kami akan menikah" Sambung Arjuna, mendengar itu Raihan hanya bisa mematung.
"Sayang kita pulang ya" Ajak Arjuna yang lantas membawa Naya.
"Ta.. Tapi aku kesini bersama Raihan" Naya berusaha menahan diri namun Arjuna tetap menariknya dan membawanya pergi meninggalkan Raihan yang masih mematung itu.
~ Dan kau selalu
Hanya diam membisu
Meskipun kau tahu
Betapa dalam cintaku
Wo-oo yeah
Aku jatuh cinta padamu ~
Raihan tertunduk lesu, matanya mulai basah di antara riuh tepuk tangan para penonton saat penyanyi itu selesai menyanyikan lagunya, begitu pula harapannya terhadap Naya yang berakhir begitu saja tanpa pernah memulainya.
Raihan mengepalkan tangannya, ia meremas kepalanya hingga tanpa sadar air matanya menetes akibat kekecewaan yang sangat besar di hatinya, ia terlambat melangkah sehingga bosnya itu mencuri star lebih dulu darinya.
Dengan itu pula ia terus mebodoh-bodohkan dirinya yang tidak kunjung menyatakan perasaannya kepada Naya.
