NovelToon NovelToon
Ayudia Putri Dari Istriku

Ayudia Putri Dari Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Anak Haram Sang Istri / Romansa
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Hania

Karena cinta kah seseorang akan memasuki gerbang pernikahan? Ah, itu hanya sebuah dongeng yang indah untuk diriku yang telah memendam rasa cinta padamu. Ketulusan ku untuk menikahi mu telah engkau balas dengan sebuah pengkhianatan.

Aku yang telah lama mengenalmu, melindungi mu, menjagamu dengan ketulusanku harus menerima kenyataan pahit ini.

Kamu yang lama aku sayangi telah menjadikan ketulusanku untuk menutupi sebuah aib yang tak mampu aku terima. Dan mengapa aku baru tahu setelah kata SAH di hadapan penghulu.

"Sudah berapa bulan?"

"Tiga bulan."

Dada ini terasa dihantam beban yang sangat berat. Mengapa engkau begitu tega.

"Kakak, Kalau engkau berat menerimaku, baiklah aku akan pulang."

"Tunggulah sampai anak itu lahir."

"Terima kasih, Kak."

Namun mengapa dirimu harus pergi di saat aku telah memaafkan mu. Dan engkau meninggalkanku dengan seorang bayi mungil nan cantik, Ayudia Wardhana.

Apa yang mesti ku perbuat, aku bukan manusia sempurna....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12: Amplop Coklat

Meskipun tante Sofia tampak senang dengan tingkah laku Ayu yang lucu dan menggemaskan, namun Dika dapat merasakan kalau dia sedang tidak baik-baik saja.

“Tumben, Tante pulang.”

Dia menghembuskan nafas dengan berat. Seakan ada beban yang kini sedang diembannya.

“Mau menenangkan pikiran, Dika.”

“Memangnya ada apa, Tante?”

Wajahnya yang sesaat lalu terlihat ceria, kini mulai berkabut dan tegang. Membuat Dika merasa bersalah, mengapa dia kepo dengan kehidupan tantenya.

“Maaf Tante. Dika tak bermaksud membuat tante sedih.”

“Nggak apa-apa Dika.”

Dia segera bangkit, berlalu dari hadapan Dika menuju kamarnya. Tak lama kemudian kembali dengan sebuah amplop coklat di tangannya. Dia pun memberikannya pada Dika.

Dika pun membukanya amplop yang berlogokan sebuah rumah sakit yang cukup ia kenal. Dika membaca dan mencermati apa yang tertulis dalam berkas tersebut. Begitu selesai, Dika pun menarik nafas panjang yang kini terasa berat.

"Apakah ini yang membuat Tante sedih?"

"Ya." Sofia mengangguk lemah.

Tak sangka jika tante Sofia memiliki rahim yang tidak sempurna yang menyebabkan ia akan kesulitan untuk hamil. Bukan factor penyakit atau yang lainnya, melainkan karena sindrom MRKH yaitu sebuah kelainan genetic yang menyebabkan wanita tak memiliki rahim atau hanya memiliki rahim sebagian kecil. Kelainan ini disebabkan oleh mutasi genetik secara acak yang mengganggu perkembangan organ reproduksi selama dalam kandungan.

“Paman Steve tahu, kan?”

“Tante beruntung mendapatkan Steve sebagai suami tante. Orang yang sangat baik dan tak pernah mempermasalahkan kekurangan tante. Dia terima tante apa adanya.”

“Alhamdulillah, syukurlah kalau begitu.”

“Sebagai wanita, tante merasa kurang dan tidak sempurna tak bisa memberikan keturunan untuknya.”

Dika tersenyum dan mencoba untuk mengerti. Namun Dia tak mau menimpali, berkomentar, memberikan pandangan atau saran. Khawatir akan menyebabkan Tante Sofia kembali sedih.

Mereka pun sejenak terdiam sambil memperhatikan tingkah laku Ayu yang sedang sibuk dengan boneka Barbie nya. Dia teramat gembira, kini boneka berbienya bertambah banyak. Ada tambahan dari tante Sofia.

“Tante, bagaimana sekarang wajah Annelisya?” tanya Ayu sambil menunjukkan salah satu boneka barbienya yang ia beri nama Annelisya.

Sofia seketika tertawa, melihat wajah boneka barbie sudah berubah semuanya. Dan yang paling parah adalah yang kini ditunjukkan padanya.

“Cantik. Tapi dia akan lebih cantik kalau wajahnya tanpa make up, tampak alami dan segar.”

“Seperti wajahku ya, Tante?”

“Betul.”

Ayu pun segera mengambil tissue yang ada di atas meja makan. Lalu membersihkan semua bonekanya dengan tekun sampai bersih semuanya.

Dia memasukkan ke dalam kotak dengan rapi. Namun sayang, belum sampai selesai ia sudah menguap berulang-ulang. Dia sedang mengantuk berat.

"Papa, Ayu mau bobok," ucapnya dengan lirih.

Dika segera meraih dan memangku nya. Dia meletakkan kepala Ayu di pundaknya. Tak lama matanya pun terpejam. Hanya hembusan teratur dari hidung yang terasa di pundaknya.

“Tante, aku harus kembali ke kantor. Kapan-kapan kita akan menjenguk Tante lagi.”

 “Lho, Dika. Jangan bawa Ayu. Biarkan dia tidur di sini.”

“Ah, nanti malah merepotkan, Tante.”

“Nggak Dika. Tante malah senang. Tante jadi punya teman.”

Dia pun urung membawa Ayu pergi. Dia bersyukur masih ada keluarga Ayu yang masih perhatian.

Bukannya dia tak mau menjaga dan merawat Ayu, tapi kemampuan dan waktunya sangat terbatas, membuatnya tak bisa sepenuhnya memperhatikan Ayu. Kalau saat ini tante Sofia mau menolongnya, itu sesuatu banget. 

“Ditidurkan di mana, Tante.”

“Di kamarnya Lea saja dulu.”

“Baik Tante,” ujar Dika dengan wajah tenang, meski ia menyimpan kesedihan dalam hatinya.

Meskipun Lea sudah lama tiada, namun setiap mendengar namanya atau menyentuh barang yang berkaitan dengan Lea, akan membuat hatinya bergetar.

Ah, sampai kapan namamu akan menghilang dari kehidupanku.

Sejenak Dika terdiam. Kenangan-kenangan bersama Lea di rumah ini seolah berputar kembali di alam khayalnya. Sampai suara lirih Ayu menyadarkannya.

“Papa,” ucapnya dengan mata terpejam.

Dia pun meletakkan tubuh di tempat tidur yang sama saat terakhir kali Lea meninggalkan rumah ini. Semua barang-barang di sini tidak pernah berubah. Almari, meja rias, nakas, dan semua ornament-ornamen yang menghiasi ruangan ini. Foto Lea dari kanak-kanak sampai dewasa pun masih terpajang indah di dinding kamarnya.

Dika pun melepaskan jasnya, lalu dipergunakan untuk menutupi tubuh Ayu, agar bisa nyenyak. Begitulah Ayu, sudah menjadi kebiasaan dalam tidurnya untuk memegang baju Dika, sebagai pengantar tidurnya.

Setelah dirasa Ayu telah nyenyak, Dika pun keluar sebentar. Dia mengambil beberapa barang milik Ayu yang ada di dalam mobil dan meletakkan di kamar Lea.

“Tante, aku titip Ayu. Kalau ada apa-apa, tolong telpon Aku.”

“Jangan khawatir, dia akan baik-baik saja bersamaku.”

“Aku pergi dulu, Tante. Assalamualaikum.”

“Waalaikum salam.”

Meskipun dalam hati Dika ada sedikit kekhawatiran, namun lihat dia mencoba untuk tenang. Toh, Ayu bukan bersama orang lain, melainkan bibi Sofia yang sejak lahir paling sering menjenguknya dibanding kakek Wisnu, mertuanya.

Cuman satu yang dikhawatirkan Dika, kalau nanti Ayu bangun dan tak mendapatkan dia di sampingnya, Bagaimana kalau Ayu akan menangis? Semoga Tante Sofia bisa mengatasinya.

***

Sepeninggal Dika, Sofia segera berlari ke kamar Lea. Dia ingin menemani Ayu tidur. Dia sudah amat rindu pada Ayu. Lama-lama, Dia pun tertidur pula di samping Ayu. Sampai-sampai tak mengetahui kalau Steven datang.

Dia tersenyum melihat Sofia yang tidur sambil memeluk Ayu. Dia tahu bagaimana sedih Sofia ketika mengetahui vonis kalau dia tak bisa hamil. Memupuskan harapannya selama ini. Dia hanya mampu berharap Dika mau melepaskan Ayu untuk mereka.

Sofia sudah lama menginginkan Ayu, sejak pertama melihat Ayu yang saat masih bayi merah dalam gendongan Dika. Apalagi saat Lea meninggal dunia. Dia ingin sekali membawa pergi bersamanya.

Tapi dia tak tega, ketika melihat Dika memeluk baby Ayu dengan erat dan tak mau melepaskannya. Biarlah sementara Ayu bersama Dika agar dapat menjadi penghibur hati Dika.

Tapi sekarang berbeda. Ayu sudah semakin besar dan kesibukan Dika semakin banyak. Nanti ia akan mencoba bicara lagi dengan Dika masalah Ayu. Demi Sofia dan juga Ayu.

“Sofia,” bisik Steve di telinga Sofia. Dia khawatir kalau keras-keras akan membuat Ayu terbangun.

“Oh, Mas sudah pulang.”

Shofia berlahan-lahan melepas pelukan Ayu agar tak terjaga. Setelah memastikan Ayu masih pulas, Ia pun mengajak suaminya keluar dari kamar Lea. Dia mengajak ke ruang tengah, agar dapat berbincang-bincang dengan bebas.

“Bagaimana tadi, sudah ngomong sama Dika?” tanya Steve penasaran.

“Ya, ngomong kalau aku nggak bisa punya anak, itu saja. Aku masih ragu untuk ngomong tentang keinginan kita untuk mengasuh Ayu.”

“Oke, aku nanti yang ngomong. Aku sudah punya bukti kuat bahwa kita lebih berhak mengasuh Ayu daripada Dika.”

“Lho, bukankah dia papanya?” tanya Sofia heran.

“Andai dia papanya, dia akan mencantumkan namanya dibelakang Ayu. Tapi ini tidak, dia mencantumkan nama keluargamu.”

“Kita tahu selama ini Dika punya sifat sentimental yang kuat. Mungkin karena cintanya pada Lea sangat besar, maka dia lebih memilih nama keluarga kita daripada nama keluarganya yang sampai saat ini belum jelas.”

“Kurasa bukan. Ini buktinya.”

Steve mengeluarkan berkas dari amplop coklat yang ia bawa dan menunjukkannya pada Sofia. Seketika membuat Sofia terperanjat.

1
Mike Shrye❀∂я
mampir akak.
mampir juga di karya aku ya🤭
partini
lanjut Thor,aku berharap perjodohan ayu ga ada Thor di ganti yg lain
partini
good story 👍👍👍👍
Hania
iya kakak.
cuman akan aku persingkat.

sayang kalau tak ku teruskan tulisan ini.

biar deh, walaupun tak lulus review.
yang penting selesai dulu.
Hania: terima kasih kk🙏
total 3 replies
partini
Thor ini dari awal lagi yah,,kemarin kan ayu udah di jodohin biarpun sama ayah dika saling mencintai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!