NovelToon NovelToon
Transmigrasi Gadis Angkuh

Transmigrasi Gadis Angkuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Misteri / Romansa / Reinkarnasi
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: Adira_Mutiara

Lisa Anggraeni , seorang gadis yang tengah berjalan dengan sahabatnya setelah dari aktifitas kuliah mengalami kecelakaan saat dia tengah menunggu bus yang ada di sebrang jalan. Dia menoleh dan melihat ada motor melanu cepat membuatnya mendorong Hani. Dan membuatnya menjadi korban kecelakaan. Lisa yang mengalami luka luka sempat di bawa ke rumah sakit. Namun sayang, saat dirinya sedang di operasi, nyawanya tak bisa di selamatkan.
Lisa yang tahu dirinya mengalami kecelakaan sebelumnya mengira dia selamat, dan berada di salah satu rumah sakit.
Tapi saat dia sadar justru, dia sedang di salah satu ruangan kosong gelap dan pengap.
Namun saat dirinya berusaha mencari jalan keluar, dia justru melihat bayangan seseorang dari kaca hias kecil.
"Aaaaaa... Wajah siapa yang ada di mukaku ini!!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adira_Mutiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bertemu Lagi

Hari minggu,

hari dimana Rubby akan berkunjung ke makam ibunya setelah beberapa hari lalu dia meminta ijin ke Iram. dan kini Rubby sudah berada di pusara sang ibu yang sudah pergi beberapa saat setelah melahirkan dirinya.

Jiwa Lisa yang ada di dalam raga Rubby berkali kali meminta maaf karena sudah menggantikan posisi Rubby di kehidupan ini. Bukan karena ingin, tapi karena Rubby yang meminta.

Rubby berjongkok dan mengusap pelan batu nisan itu, "maafkan aku, tante. tapi Rubby menginginkan kehidupan ini lebih bahagia dengan jiwaku. dan aku berdoa, semoga tante dan Rubby di pertemukan dia alam sana. semoga kalian bahagia bersama," batin Lisa yang mulai menabur bunga mawar merah di pusara itu.

Beberapa waktu, Rubby duduk dengan tenang. mulutnya diam, tapi hatinya terus berdoa agar semuanya berjalan lancar. karena setelah ini, pembalasan untuk rasa sakit hati Rubby akan di mulai. dan mungkin akan membuat raga Rubby sedikit memiliki goresan luka.

langit mulai mendung, dan Rubby mulai beranjak meninggalkan pusara itu. hembusan angin menerpa wajah dan membuat helaian anak rambut terbawa semilir angin. bau tanah yang basah karena air hujan tercium di sekitar sana.

Rubby sudah di luar area luar pemakaman. dia datang seorang diri, dan taksi online yang membawanya sampai di sini. tapi kini ia malah bingung karena sudah tiga kali di tolak oleh taksi online.

"ini kenapa di tolak terus sih!,"

karena kesal, Rubby berjalan menyusuri jalanan sepi, kakinya beberapa kali menendang batu yang ada di depan langkahnya. tas slempang kecil yang di kenakan Rubby dia masukan di dalam jaket. ada uang di sakunya untuk berjaga jaga.

"udah kayak gelandangan aja. tapi, mana ada gelandangan yang cantik kayak aku," ucapnya yang mengibaskan rambutnya ke belakang dengan gaya cantik.

Lisa dan Rubby tidak jauh beda, mereka sama sama sedikit angkuh dan ceplas ceplos dalam berucap. tapi Lisa sedikit berhati hati, karena dunia ini bukan miliknya dan dia tak ingin memiliki musuh, terkecuali Jenia. makhluk halus yang ingin menjadi posisi seperti dirinya.

"padahal jelek, tapi kenapa otaknya begitu licik. apa orang tua Jenia juga terhubung dengan semua ini?,"

*

*

Rimba saat ini sedang berada dalam mobil yang melaju menuju salah satu restoran yang menjadi tempat pertemuan dengan investor yang akan mendiskusikan tentang kesalahan yang tengah terjadi di proyek di salah satu kota.

Rimba yang masih fokus dengan ponselnya, sesekali menatap ke arah samping dimana jalanan mulai lenggang. Rimba kembali fokus dengan ponselnya, tapi suara dari asistennya yang ada di kursi depan membuat konsentrasinya terganggu.

"maaf, bos. tapi di depan saya seperti mengenal wajahnya."

"lalu?" ucapnya dingin tanpa menatap.

"saya kira itu seperti gadis yang ada di berkas yang Anda minta, bos."

gerakan jari Rimba yang tengah menscrol layar ponsel langsung terhenti. lalu dia menatap ke depan seperti apa yang Erion katakan tadi.

benar, sosok gadis yang telah membuat hari hari Rimba menjadi kacau dan tak dapat berkonsentrasi penuh. Rimba segera memerintahkan sang supir untuk berhenti, lalu dengan cepat dia keluar mobil dan berjalan mendekat ke arah Rubby yang berdiri menatap ke arahnya seolah berhati-hati.

"kau,, kau gadis permen itu kan?"

Rubby mengernyitkan alisnya, dia memundurkan langkahnya karena takut. jalanan yang sepi dari kendaraan membuatnya takut terjadi sesuatu hal yang tak di inginkan.

"hey!! jangan takut. saya tidak akan menyakitimu." ucapnya dengan tegas dan lantang.

Rubby berhenti, dan tangannya mengeratkan di saku jaket yang dia kenakan. matanya masih menatap ke arah pria yang berpakaian formal kantoran.

"maaf, tapi tolong jangan menghalangi jalan saya."

"tidak. tidak. saya hanya ingin menolongmu saja,"

"menolong? menolong apa? saya bahkan tidak dalam kondisi menghawatirkan."

"bukan seperti itu. bisa tolong berhenti mundur?"

Rubby akhirnya berhenti mundu, walau tadi sempat berhenti. tapi langkah pria itu semakin mendekat membuatnya menjadi mundur untuk berjaga jaga.

"disini sepi, saya hanya ingin menawari untuk mengantarmu pulang. tidak akan ada taksi atau mobil yang lewat di sekitar sini"

"bagaimana anda bisa tau?"

"saya tau. karena di depan sana ada kemacetan." Tunjuk Rimba ke arah jalanan yang baru ia lewati tadi.

Rubby terdiam, kini ia tahu kenapa taksi online yang dia pesan di tolak beberapa kali. kini dia bingung sendiri ingin meminta bantuan siapa, karena kedua orang tuanya sedang keluar kota. dan kakaknya sudah berangkat kerja dan sudah berangkat kuliah.

Rimba yang melihat Rubb kebingungan, pikirannya segera membaca apa yang Rubby pikirkan saat ini. dengan langkah pelan, dia mendekat ke arah Rubby yang sedang mengotak atik ponselnya.

"ayo, saya antar kamu pulang."

Rubby mendongak dan menatap pria yang tak dia kenal. Rimba yang tahu pikiran Rubby, dia segera mengambil dompet dan mengeluarkan tanda pengenalnya.

"saya Rimba. kamu tak perlu takut. saya hanya ingin menolongmu saja"

Rubby terdiam beberapa saat, "emang om mau kemana?"

Rimba terdiam, dia seperti mendengar petir di kedua telinganya saat Rubby memanggilnya dengan sebutan om. astaga, jantung Rimba berdetak cepat, dia takut wajahnya terlihat tua atau mungkin ada uban di rambutnya.

Tidak, tidak.

Mungkin setelah mengantar Rubby dia akan melakukan perawat wajah, mengecat rambut, melakukan olahraga agar wajahnya terlihat muda.

Ini pertama kalinya ada seseorang asing yang memanggilnya dengan sebutan om. dan Rimba tak Terima, dia harus membenahi diri agar lebih segar dan awet muda.

*

*

"kenapa malah ke restoran?" protes Rubby.

Beberapa waktu sebelumnya, dia mengiyakan agar di antarkan pulang ke rumahnya. tapi kini justru pria yang duduk di samping malah membawa dirinya ke restoran mewah.

"saya ada meeting sebentar. kamu tunggu di ruangan yang sudah saya pesan, dan ada makanan yang sudah saya pesan kan untukmu. nanti setelah saya selesai, saya akan segera mengantarkan kamu."

Rubby melirik lagi ke arah restoran mewah, di kehidupannya dulu. untuk makan enak seperti ayam goreng atau chicken saja dia harus berhemat. tapi kini justru dia duduk di mobil mewah dan di tawari untuk makan di restoran itu.

*baiklah. tapi jangan lama lama ya."

Rimba mengangguk, kini keduanya keluar dari mobil bersamaan. tubuh Rubby yang pendek membuat dirinya paling kecil di antara dua orang yang ada di dekatnya.

"buncret banget ini tinggi. kenapa aku harus jadi pendek sekarang." gerutu Rubby yang kesal.

"aku harus olahraga. biar lebih tinggi, ck,, bisa di ejek kalo ada yang tau aku jadi pendek." lanjutnya dengan kesal.

Entah mengapa tinggi dia tidak seperti tinggi mendiang ibunya. apa sewaktu pembagian tinggi badan Rubby absen? atau mungkin Rubby sedang bermain?

jika Runny tengah kesal, berbeda dengan Rimba yang melirik Rubby diam diam. ingin sekali tangannya menggandeng jerami Rubby yang kecil itu. tapi dia takut di sangka akan berbuat jahat, dengan sekuat tenaga. Rimba menahan diri agar tak kelepasan dan membuat pendekatan dengan gadis cantik ini gagal total.

"ini ruangannya. kamu masuk dulu, lima menit lagi makanan tiba. saya meeting paling lama satu jam. jadi tolong diam di ruangan itu," ucap Rimba yang sudah membuka room privat untuk Rubby menunggunya.

Rubby mengangguk, dia tidak mungkin menolak rejeki makan makanan mewah saat ini. mungkin nanti dia akan menambah cemilan atau eskrim jika di restoran ini ada menunya.

"enak sekali hidup menjadi Rubby. nggak perlu capek capek kerja. duduk aja duit udah masuk ke rekening.. duuuh bahagia dalam hati,,,"

*

*

jangan lupa like komentar kalian bestie,,, 💜💜💜💜

1
Gedang Raja
balas dengan cara lebih Badas Dan bar bar lagi Ruby tapi tetap bagus dengan elegan biar kapok, untuk author nya semangat untuk terus berkarya lanjut ke bab selanjutnya ya Thor hehehe 💪💪💪👍👍👍🤭
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Sribundanya Gifran
lanjut thor💪💪💪💪💪
Sribundanya Gifran
lanjut thor
riani
ini ngak bakal gantung kan ceritanya, jadi up dong kak
Nur Ani
up LG dong ka
Nur Ani
cerita bagus suka bngettt alurnya
Nur Ani
d tunggu kelanjutannya
Daina :)
Ada apa thor, kok lama update updatenya? Aku berharap cerita ini tidak berhenti di tengah jalan.
khun :3
Thor, update dong! penasaran banget nih 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!