NovelToon NovelToon
Dua Hati Satu Takdir

Dua Hati Satu Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Cinta setelah menikah / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dinar

Ketika cinta dan takdir bertemu, kisah dua hati yang berbeda pun bermula.
Alya gadis sederhana yang selalu menundukkan kepalanya pada kehendak orang tua, mendadak harus menerima perjodohan dengan lelaki yang sama sekali tak dikenalnya.

Sementara itu, Raka pria dewasa, penyabar yang terbiasa hidup dengan menuruti pilihan orangtuanya kini menautkan janji suci pada perempuan yang baginya hanyalah orang asing.

Pernikahan tanpa cinta seolah menjadi awal, namun keduanya sepakat untuk menerima dan percaya bahwa takdir tidak pernah keliru. Di balik perbedaan, ada pelajaran tentang pengertian. Di balik keraguan, terselip rasa yang perlahan tumbuh.

Sebab, cinta sejati terkadang bukan tentang siapa yang kita pilih, melainkan siapa yang ditakdirkan untuk kita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

" Kita belanja dulu ya sayang, tidak apa-apa kan?". Kini Raka dan Alya tengah dalam perjalanan untuk menuju ke Apartemen milik Raka sesuai rencana mereka.

Alya menganggukkan kepalanya, karena mulutnya masih mengunyah makanan yang sempat dibeli tadi.

" Hmmm enak, kaya ada manis-manisnya apa karena disuapi calon istri ya?". Raka menerima suapan yang diberikan oleh Alya, keduanya memang sudah tidak canggung lagi dalam menunjukkan perhatian.

Blussshhhh....

Mendengar kata calon istri membuat hati Alya merasa berdebar bahkan kini seolah sedang menahan rasa gelisah, bagaimana bisa Raka selalu membuatnya salah tingkah.

" Mas, udah dong masa godain terus aku sih udah makan dulu ah fokus kedepan". Menutupi rasa gelisah kini Alya fokus dengan makanannya seorang diri, sepertinya tidak akan sanggup jika harus terus mendapatkan serangan gombal dari Raka.

Sesampainya di tempat yang mereka tuju, Raka langsung bergerak cepat mengambil keranjang belanja berjalan berdampingan dengan Alya yang kini tengah sibuk memilih bahan yang akan dibeli untuk stok.

Raka sepertinya benar-benar jatuh cinta kepada Alya, orangtuanya benar-benar tidak salah pilih untuk dirinya.

" Mas, mau beli apalagi? Sepertinya ini terlalu banyak deh". Alya yang sudah selesai dengan perlengkapannya sedikit kaget setelah melihat berbagai bahan masakan yang kini berada di dalam keranjang yang begitu banyak.

" Sepertinya kita butuh camilan sayang, tapi apakah ini sudah cukup?". Raka melihat sekilas belanjaan mereka.

Alya menurut saja karena benar yang sudah diambil hanya bahan masakan saja, tidak ada camilan. Akhirnya, keduanya memutuskan untuk kembali menuju tempat yang dibutuhkan seperti camilan dan juga minuman yang memiliki rasa.

Setelah selesai dengan perbelanjaan kini keduanya sedang sibuk merapihkan dan juga menyiapkan bahan masakan untuk diolah bersama, seperti sedang simulasi menjadi sepasang suami istri yang sedang menyiapkan stok bahan makanan untuk satu Minggu kedepan kini keduanya fokus dengan kegiatan masing-masing.

Raka yang sibuk merapihkan makanan kedalam lemari pendingin dan juga camilan kedalam toples, sedangkan Alya sibuk mengolah makanan yang akan menjadi hidangan makan siang mereka.

" Sayang, susah selesai yuk makan dulu". Mendengar panggilan yang berbeda membuat Raks seketika terdiam, mencerna apakah ini nyata atau halusinasinya.

" Masss.... Hei". Alya mengibaskan tangannya didepan wajah Raka.

" Apa sayang, coba tadi ulangi panggilannya". Raka ingin memastikan bahwa ia tidak salah mendengar.

" Apa, yang mana? Sayang?".

Greeppphhh....

Raka dengan cepat memeluk tubuh mungil kedalam dekapannya dengan erat, setelah mendengar dengan jelas cerita pagi tadi dan kini ia melihat senyuman indah dari Alya membuatnya semakin yakin akan selalu mengusahakan bahagia itu.

" Mas sayang banget sama kamu Al".

Alya merasa benar-benar beruntung memiliki Raka, apakah ini jawaban dari Tuhan jika ia mendapatkan bahagia diwaktu yang tepat? Bahkan orang yang hadirpun tepat.

" Untung saja, Al menerima perjodohan ini kalau enggak rugi banget nolak cowok sesempurna Mas hehehe". Alya mengelus lembut punggung sang kekasih.

" Mas yang beruntung dapet kamu sayang, kemana aja selama ini mas baru tau kalau wanita indah ini ternyata hidup didunia". Raka mengurai pelukannya mengelus kedua pipi sang kekasih dengan ibu jari.

Keduanya larut dalam tatapan dalam dan hangat, seolah keduanya sedang berbicara dalam tatapan yang terkunci.

Krrruukkkk.... Krruuuukkkk...

Suara alarm perut keduanya membuyarkan tatapan hangat itu menimbulkan tawa yang memecah keheningan.

Siang ini keduanya menikmati makan siang dengan hasil olahan Alya, obrolan ringan mewarnai kegiatan keduanya dengan sangat ramai meskipun hanya berdua.

" Sayang, sudah siap jika Mas nikahi?".

Keduanya kini duduk berdampingan sangat dekat, dengan Alya yang memeluk camilan kepalanya berada didalam pelukan Raka dengan tayangan kartun dihadapan keduanya.

" Mas yakin?"

" Sangat yakin, kita sudah dewasa sayang tidak mungkin akan menghabiskan waktu hanya untuk berpacaran bukan? Mas tidak ingin merusak masa depan kamu, jadi mari kita legalkan hubungan kita secara Agama dan Negara".

Raka menatap serius wajah Alya, memang tidak romantis karena tidak ada lilin bahkan alunan lagu yang menemani suasana siang ini. Tidak ada taburan bunga dan juga seorang pria yang berlutut dihadapan Alya, namun sepertinya Raka memiliki cara tersendiri dalam melamar sang kekasih.

" Mas sudah tahu kan naga keluarga Al?".

Alya kini mendudukkan kepalanya, ada rasa sedih dalam dirinya bahkan ada rasa takut jika pernikahannya akan bernasib sama dengan kedua orangtuanya. Trauma itu sangat nyata bagi mereka, meskipun tidak terlihat secara kasat mata tapi bisa dirasakan sangat dalam dan sangat berpengaruh.

" Mas tahu semuanya sayang, dan itu tidak akan merubah apapun. Kita tengok Bunda ya Mas mau minta izin langsung boleh?".

Alya kini merubah posisi duduknya menjadi tegak menatap wajah Raka dengan kedua bola mata yang sudah berembun.

" Sayang, setiap manusia memiliki jalan hidup yang berbeda dan setiap manusia memiliki kesempatan untuk bahagia. Jadi, izinkan Mas untuk selalu mengusahakan bahagia kamu hmmm".

Raka menggenggam kedua tangan Alya dengan ibu jari yang kini mengusap punggung tangan Alya.

" Mas yakin, Al seberantakan ini apa nantinya tidak akan membuat Mas lelah?". Sepertinya Alya masih merasa ragu.

" Kita rapihkan bersama-sama yaa yang berantakan itu, kita sembuhkan sakitnya semua ada jalannya asalkan kita mau memberikan kesempatan pada masa depan". Raka kembali meyakinkan.

Alya menatap lurus kedepan, ingatannya kembali memutar memori dimana diusia 5 tahun dirinya harus menjadi saksi pertengkaran kedua orangtuanya yang berujung perpisahan. Menyaksikan sang Ayah datang membawa seorang perempuan dengan seorang bayi laki-laki.

Mentalnya sangat hancur semua disimpan sendiri, bahkan harus merelakan sang Bunda untuk pergi selama-lamanya. Semua Alya lewati sendiri selama ini tanpa berbagi dengan siapapun, bukankah itu sangat menyakitkan?.

" Sayang, Maaf tapi Mas tidak bermaksud menjelekkan Ayah hanya saja Ayah dan Mas adalah dua orang yang berbeda. Apakah selama ini kamu merasa ada hak yang membuat tidak nyaman selama kita bersama?".

Alya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, karena jujur selama mereka memulai hubungan sampai saat ini Raka selalu memberikan kabar tanpa harus diminta, berperilaku sangat hangat dan baik bahkan Raka sangat menghargai kehadiran dan posisi dirinya.

" Pernikahan itu proses belajar memahami seumur hidup, kita akan melakukannya dengan cara yang berbeda. Kamu percaya kan dengan Mas?". Raka tidak memaksa hanya saja meyakinkan agar ketakutan itu tidak selalu menghantui sang kekasih.

Alya menatap dalam kedua bola mata Raka, terlihat jelas ketulusan itu bahkan dari nada bicara dan penyampaian kata sangat terasa hangat.

" Al mau Mas, tolong jangan kecewakan Al apalagi meninggalkan Al sendiri". Sebuah ungkapan dan harapan itu kini terucap dengan jelas membuat Raka merasa senang.

1
Wang Lee
Semangat dek
Wang Lee
Kenapa ngak bisa
Wang Lee
Biar tenang dulu iya
Wang Lee
Istirahatlah
Wang Lee
Kok diam
Wang Lee
Pasti angin sesat nih
Wang Lee
Jangan khawatir
Wang Lee
Jangan tatap
Wang Lee
Lihat aja sendiri
Wang Lee
Untuk apa
Wang Lee
Hampiri saja
Wang Lee
Kalau ngak jelas biarkan saja
Wang Lee
Rasa itu pasti timbul
Wang Lee
Terpenuhi semuanya
Wang Lee
Sudah jelas
Wang Lee
Siapa
Wang Lee
Biarkan saja
Wang Lee
mulai terlihat
Wang Lee
Semangat dek🌹🌹🌹🌹🌹
Dinar Almeera: terimakasih kakakkkuuuuu
total 1 replies
Wang Lee
Belum
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!