NovelToon NovelToon
Ikhlasku Mencintaimu

Ikhlasku Mencintaimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:83.2k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Ketika di bangku SMA, Gaffi Anggasta Wiguna dan Bulan Noora selalu berjalan berdampingan layaknya sepasang kekasih yang penuh dengan keserasian. Di balik kedekatan yang mengatasnamakan pertemanan, tersembunyi rasa yang tak pernah terungkapkan. Bukan tak memiliki keberanian, melainkan Bulan Tengah mengejar seseorang. Anggasta memilih jalan sunyi, memendam dan mencoba tetap setia mendampingi sampai kebahagiaan itu benar-benar datang menghampiri perempuan yang sudah membuatnya jatuh hati. Barulah dirinya mundur pelan-pelan sambil mencoba untuk mengikhlaskan seseorang yang tak bisa dia genggam.

Lima tahun berlalu, takdir seakan sengaja mempertemukan mereka kembali. Masihkah cinta itu di hati Anggasta? Atau hanya bayang-bayang yang pernah tinggal dalam diam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2. Tahap Tertinggi Mencintai

"Gaffi!"

Hanya satu orang yang memanggilnya dengan nama depan. Dan suara itupun sangat familiar. Langkah yang ingin terhenti harus dilanjutkan karena sang paman yang kembali menghubunginya untuk segera bergegas menuju bandara.

Punggung yang lebih kekar dibandingkan masa SMA semakin menjauh membuat senyum yang sudah melengkung mulai memudar.

"Apa aku salah orang?"

.

"Gaffi!"

"Gaffi!"

"Gaffi!"

Gelengan kepala pelan seakan mengusir kenangan yang tetiba datang. Suara itu ternyata masih terngiang di telinga.

"Semoga kamu bahagia terus, Lan."

Bibir mampu berkata seperti itu. Tak sebanding dengan hatinya yang tengah meringis perih. Nyatanya, Bulan tak pernah benar-benar pergi dari hati Anggasta.

Keperihan hati yang tengah menyelimuti menguar ketika melihat dua balita lelaki kembar yang begitu tampan tengah melambaikan tangan. Senyum pun melebar dan segera menghampiri dua keponakan kesayangan yang kini sudah diturunkan dari gendongan.

"Untel!"

Selebar apapun senyum Anggasta tak mampu berdusta pada sosok dingin yang tengah memperhatikannya. Jelmaan cenayang yang kebanyakan diam. Siapa lagi jika bukan Gyan.

"Ke Wiguna Grup."

Suara yang terdengar mengandung perintah yang tak bisa dibantah. Ditatap datar oleh sang kakak membuat tubuhnya sedikit gemetar.

Sebuah kejutan sengaja Gyan berikan kepada sang ayah. Itupun berkat kerjasama dengan Daddy Aksa sehingga misinya berhasil. Kebahagiaan menyelimuti keluarga juga Anggasta.

Seperti biasa sapaan di pagi hari dari karyawan dibalas dengan senyuman ciri khas Anggasta. Mereka merasa dihargai oleh sang direktur. Apalagi Anggasta terbilang atasan yang soft spoken. Dan banyak karyawan baru yang masuk tim direksinya. Itupun atas seleksi yang sangat ketat.

Tak ada yang berbeda dari hari biasanya. Anggasta tetap berkutat dengan lembaran-lembaran berharga dan juga pergi ke beberapa meeting penting. Dia kembali ketika matahari hampir terbenam. Jam pulang kerja sudah usai dan dia meyakini di lantai di mana ruangannya berada sudah kosong tak ada penghuni.

Dahinya mengkerut ketika masih ada satu karyawan yang bergelut di depan komputer. Padahal sudah waktunya pulang. Niat hati ingin menyapa, tapi sebuah pesan yang baru saja masuk menyuruhnya untuk segera bergegas masuk ke ruangan. Memeriksa beberapa berkas yang dibutuhkan sang kakak. Derap langkahnya membuat karyawan itu menoleh. Terpana pada sosok yang sama seperti kemarin.

"Gaffi!"

Sayangnya, lelaki itu tak mendengar dan sudah menghilang di balik pintu ruangan. Anggasta terdiam untuk sesaat setelah menutup pintu. Kembali suara itu hadir. Dan lagi dia menepisnya.

Di jam delapan malam Anggasta baru keluar ruangan. Sudah tak ada siapapun di lantai itu. Dia pun melanjutkan langkah menuju lift. Mata yang tengah terfokus pada ponsel di tangan sambil menunggu lift terbuka harus mengalihkan pandangan ketika seseorang tetiba ada di sampingnya. Matanya seketika terkunci pada manik mata yang sangat dikenali.

"Gaffi!"

"Beneran kan lu Gaffi!"

Senyum yang masih sama dan rona bahagia yang tak pernah berubah. Ditambah pelukan refleks yang perempuan itu berikan membuat tubuh Anggasta menegang.

"Gua kangen lu, Fi."

Mulut Anggasta tetiba bisu mendengar kalimat yang keluar dari Bulan Noora. Perempuan yang ternyata menjadi salah satu karyawan baru yang di dalam direksi Anggasta. Tak ada balasan dari pelukan rindu itu. Perlahan Anggasta mulai memundurkan tubuh dan membuat pelukan itu terurai. Ada raut kecewa dari perempuan yang sudah menatap Anggasta.

"Ini kantor."

Sebuah kalimat yang membuat dada terasa sesak. Dan kata maaf pun terucap. Mereka bagai dua orang asing sekarang.

"Apa kabar?"

Keheningan mulai menghilang. Bulan mulai menatap ke arah lelaki yang sudah mengeluarkan kata. Mata mereka bertemu dengan sorot mata penuh rindu.

"Kenapa hilang kabar?" Mata indah itu mulai nanar.

"Ponsel gua ilang." Pandangannya pun mulai dialihkan. Anggasta harus sadar diri. Suasana kembali hening.

Pintu lift terbuka. Anggasta melangkah lebih dulu meninggalkan Bulan yang menatapnya dengan air mata yang sudah menganak.

"Ternyata waktu banyak merubah seseorang."

Ponselnya bergetar. Segera diraih benda segiempat yang ada di dalam tas. Hembusan napas kasar pun keluar.

"Sejak kapan kamu nepatin janji?"

Bulan memilih pergi dan pulang dengan menggunakan kendaraan umum. Tanpa Bulan sadari, seseorang masih berada di dalam mobil sambil menunggu karyawan baru itu pulang.

"Kenapa harus bertemu lagi?"

Kepala sudah bersandar pada jok mobil. Mata masih memperhatikan perempuan yang masih seperti dulu. Cantik dengan senyum yang begitu manis.

Pria memakai jaket hijau dengan menggunakan motor menyapa Bulan. Sodoran helm diraih dan digunakan. Motor matic itupun sudah membawa Bulan menjauh dari Wiguna Grup. Mesin mobil mulai dihidupkan dan ikut meninggalkan kantor keluarga. Tidak, Anggasta tak mengikuti ke mana Bulan pergi. Memilih pulang ke rumah karena ada si kembar yang akan menjadi pelipur lara serta lelah.

.

Baru juga tiba di kantor di pagi yang cerah, semesta seakan tengah menguji perasaan Anggasta. Kembali dipertemukan dengan Bulan yang lebih dulu menyapanya dengan sopan. Perempuan itu mulai memposisikan diri seperti karyawan yang lain. Bulan baru mengetahui jikalau Anggasta adalah direktur di direksi tempatnya bekerja dari rekan senior. Dia sangat bangga atas pencapaian Anggasta di usia muda.

Keramahan Anggasta pada semua karyawan membuat Bulan tak mengalihkan pandangan. Bukan hanya bangga, Bulan juga sangat kagum pada sosok lelaki yang pernah menjadi temannya ketika di bangku SMA. Walaupun jabatannya lebih tinggi, tetap ramah kepada bawahan. Rasa berat di dada mulai hadir ketika Anggasta sudah masuk ke dalam lift khusus para petinggi perusahaan. Untuk beberapa detik mereka saling menatap dalam diam sebelum pintu lift tertutup rapat.

Hembusan napas kasar Anggasta keluarkan setelah duduk di atas kursi kebesaran. Mulai memfokuskan pikirannya ke pekerjaan yang menumpuk. Suara pintu terbuka membuat mata Anggasta beralih. Sang kakak sudah berdiri dengan wajah yang sangat datar.

"Gantiin Kakak untuk datang ke acara nanti malam." Undangan sudah Gyan berikan.

"Hanya acara ulang tahun seorang lansia." Begitulah cara bicara seorang Gyan Abhiseva Wiguna. Sebenarnya enggan, tapi Anggasta tak bisa membantah perintah sang singa jantan.

Sebenarnya Anggasta begitu menghindari acara seperti ini. Akan ada banyak pertanyaan yang terlontar. Juga perjodohan untuk memperluas atau menyelamatkan bisnis yang tengah berjalan.

Uluran tangan Anggasta berikan kepada pria yang sudah tak muda, tapi masih merayakan ulang tahun layaknya balita.

"Maaf, Pak Gyan tak bisa hadir. Beliau menitipkan ini kepada saya." Sebuah hadiah Anggasta berikan.

Mereka berbincang santai, tapi Anggasta menganggapnya perbincangan yang penuh dengan basa-basi.

"Maaf, saya terlambat."

Suara barito yang tak asing dan pernah Anggasta dengar. Serta wangi parfum yang begitu bersahabat. Perlahan Anggasta menoleh ke samping kiri. Seorang pria dengan pakaian sangat formal sudah menjabat tangan sang pemilik acara. Juga di lengan kirinya melingkar tangan seorang perempuan yang sangat cantik.

Senyum perempuan itu menguar setelah melihat Anggasta yang ternyata ada di sampingnya. Senyum tipis lelaki itu berikan dan memilih pergi tanpa terlalu menunjukkan sebuah penghindaran.

"Tahap tertinggi mencintai adalah mengikhlaskan demi sebuah kebahagiaan orang yang gua sayang."

...*** BERSAMBUNG ***...

Mana atuh komennya ...

1
NadiraDira
uuuhhhh....para singa jantan emang cinta&sayg nya gak main2 bwt pasangannya
Ida Lestari
hahahahha......nikmatin itu smua manusia2 serakah mngkannya jgan coba2 melawan kluarga wiguna
lnjut trus Thor
semangat
N I A 🌺🌻🌹
makan tu 10% nya alma😂😂😂😂
uchiek hiday
10 persen gak tuh haahahahaa puas banget
Salim S
kenapa ya di dalam satu keluarga ada saja yg serakah...udahlah setya dan alsa kalian ngga akan menang lawan s jambul 🤭🤭🤭wong s jambul titisannya daddy aksa...
sum mia
🤣🤣🤣🤣🤣 nikmati dan syukuri saja hai manusia-manusia serakah . meski cuma 10% tapi lumayan lah bisa buat makan dan hidup , daripada gak dapat sama sekali . kalau gak terima ya udah.... pergi sono ke laut . orang-orang serakah macam mereka emang gak akan pernah merasa puas .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Nurminah
mantap keluarga singa mencari menantu bukan karena kekayaannya tapi karena orangnya kalo sampe orang itu masuk standar keluarga singa berarti punya nilai plus2 dan siap diratukan
Lusia
keturunan kakek genta dan pipo dilawan, hayo siapa lagi yg nak nantang, awas aja klu sampai papi restu dan kakek daddy Aksa sampai turun tangan, itu baru cucu nya di jambul yg maju, gimana klu yg lain ikut turun tangan bisa mampusss loe 👍👍👍
nonaleutik
kalian salah lawan wkwk 🤣
cuman gyan yg turun tangan 🤭gimana kalo opa nya Aksara Wiguna
pengsan kalean Setya sama alsa
Tanti Retno Wati
Zong puas banget deh
Sri Lestari
Kalau masih kurang puas tak kasih bom sekalian nie dua curut got 🤬
Kasih Sklhqu
ihhhh mampus kan kakek serakah salah lawan jambul keramat di lawan kooitlah 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
NadiraDira
selamat ya penganten baru
Rahmawati
tunjukan pesona istri seorang aggasta gaffi wiguna
Tanti Retno Wati
mantap all
Yus Nita
divinisi kaya dari orok 7 turunan. 7 tanjakan 7 tikungan gak bakal habis.
itu lah keturunan Wifuna
Riris
dari harta...kadang2 mata manusia jadi gelap😔
Sayem Sayem
mantap Alma keluarkan taring singa ..buang lh saudara yg busuk hati ktempat sampah yg layak untuk d huni manusia serakah
sum mia
keren.... Alma , tunjukkan kalau kamu bukan wanita lemah . karena ada seorang Ghaffi Anggasta Wiguna yang akan selalu ada di sampingmu . biarin aja harta dan perusahaan di ambilnya , tapi yakinlah setelah itu tidak akan berlangsung lama . karena seorang Ghassan Aksara Wiguna tidak ada tinggal diam .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Wiwin Winarsih
cakeep jd istri singa wiguna hrus berani ya al.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!