NovelToon NovelToon
From Hell To Absolute

From Hell To Absolute

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Epik Petualangan / Perperangan
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Radapedaxa

Ia dulu adalah Hunter Rank-S terkuat Korea, pemimpin guild legendaris yang menaklukkan raid paling berbahaya, Ter Chaos. Mereka berhasil membantai seluruh Demon Lord, tapi gate keluar tak pernah muncul—ditutup oleh pengkhianatan dari luar.

Terkurung di neraka asing ribuan tahun, satu per satu rekannya gugur. Kini, hanya dia yang kembali… membawa kekuatan yang lahir dari kegelapan dan cahaya.

Dunia mengira ia sudah mati. Namun kembalinya Sang Hunter hanya berarti satu hal: bangkitnya kekuatan absolut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radapedaxa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1 Gerbang Kiamat

Tahun XXXX.

Hari itu, langit di seluruh dunia terbelah.

Bukan hanya di satu tempat, bukan hanya di satu benua. Dalam satu detik yang sama, ribuan celah hitam muncul di udara, berputar seperti pusaran tinta yang melahap cahaya. Manusia menatapnya dengan rasa tak percaya—dan sejak saat itu, dunia tak lagi sama.

Mereka menamainya: Gate.

Awalnya hanya muncul dan diam, seperti sekadar fenomena aneh yang tak dapat dijelaskan. Namun waktu berlalu, dan ketika Gate itu pecah, bencana pun lahir.

Dari dalamnya, ribuan monster tumpah ke bumi. Kota-kota besar runtuh, militer kewalahan, tank dan misil tak lagi berarti di hadapan cakar, api, dan racun makhluk-makhluk itu. Peradaban modern hampir musnah hanya dalam hitungan bulan.

Umat manusia nyaris punah.

Namun… pada titik terendah itu, mereka muncul.

Manusia dengan kekuatan aneh, kekuatan yang melampaui logika sains. Ada yang bisa membelah udara dengan ayunan pedang, ada yang bisa membakar ratusan monster dengan sekali mantra, ada yang tubuhnya tak bisa ditembus peluru maupun taring. Mereka dipanggil dengan satu nama yang sama:

Hunter.

Hunter adalah harapan baru umat manusia. Dari satu orang, menjadi puluhan, lalu ratusan, hingga ribuan. Mereka mampu masuk ke dalam Gate, memburu monster di dalamnya, bahkan menutupnya dari dalam. Perlahan, manusia bangkit kembali. Kota-kota yang hancur mulai dibangun, dan monster tidak lagi menjadi momok tak terkalahkan.

Namun, segalanya berubah ketika Gate terbesar dalam sejarah muncul.

Sebuah celah hitam terbuka di daratan Asia Tengah. Ukurannya… sebesar satu negara. Dari radius ribuan kilometer, aura mencekam menyelimuti langit. Para Hunter yang mencoba masuk, tak ada satupun yang kembali.

Manusia menyebutnya: Chaos Gate.

Ketakutan menyebar di seluruh dunia. Waktu terus berjalan, dan semua orang tahu… bila Gate itu break, maka monster yang keluar akan meluluhlantakkan bumi. Dunia benar-benar berada di ambang kiamat.

Namun, di tengah keputusasaan itu, satu guild legendaris dibentuk. Bukan sembarang guild—melainkan gabungan lima Hunter terkuat dari seluruh dunia. Mereka adalah orang-orang yang kekuatannya sudah melampaui definisi manusia.

Di antara mereka, sang pemimpin adalah Hunter Rank S terkuat di dunia—seorang pria dari Korea Selatan.

Namanya: Jinwoo Arkwright.

Sosok yang disebut "Heaven Slayer."

Di sampingnya, berdiri empat orang lainnya:

Leonhard Strauss – dari Jerman. Seorang Mythical Job: Dragon Vanguard, mampu mengubah tubuhnya menjadi hibrid naga dengan kekuatan fisik yang tak tertandingi.

Ezekiel Duskbane – dari Amerika. Mythical Job: Void Reaver, pengendali kekuatan kehampaan yang dapat merobek ruang dan menghisap kehidupan.

Takeshi Muramasa – dari Jepang. Mythical Job: Sword Saint of the Eternal Moon, seorang pendekar yang mampu membelah dimensi dengan pedangnya.

Selene Aurelion – dari Perancis. Mythical Job: Holy Priestess of Dawn, penyembuh sekaligus penyihir suci dengan cahaya yang dapat membakar bahkan iblis tertinggi.

Bersama mereka, The Last Dawn Guild lahir.

Dan tanpa ragu, kelima orang itu melangkah masuk ke dalam Chaos Gate.

Di dalam Chaos Gate

Udara dipenuhi bau belerang. Langitnya hitam pekat, menyala dengan petir merah. Daratan retak, menyemburkan lava yang seakan bernapas. Di hadapan mereka… berdiri pasukan yang jumlahnya tak terhitung.

Puluhan ribu jenderal iblis.

Ratusan Archdemon.

Sembilan Demon King.

Dan di belakang mereka… jutaan monster di atas Rank-S.

Jinwoo melangkah maju, matanya dingin.

“Seperti yang kita duga,” ucapnya lirih. “Ini bukan sekadar dungeon… ini neraka yang sesungguhnya.”

Leonhard meretakkan buku jarinya. Sisik perak perlahan merayap di lengan dan lehernya. “Bagus. Aku bosan menunggu. Biarkan mereka datang.”

Takeshi menarik pedang panjangnya, bilah katana yang berkilau di bawah cahaya merah. Tatapannya tenang, seolah sudah siap mati sejak ia melangkah ke tempat ini.

Ezekiel tersenyum miring, bayangan gelap merambat dari kakinya, berdenyut seperti akar yang lapar. “Lihatlah mereka… jutaan mangsa untuk Void-ku. Indah sekali.”

Sementara Selene menutup mata, cahaya lembut menyelimuti tubuhnya. Namun di balik kelembutan itu, wajahnya menyimpan keteguhan yang nyaris suci. “Kita harus menang… atau dunia akan berakhir di sini.”

Dan pada detik itu juga, neraka pun meledak.

Archdemon pertama, berwujud raksasa berlapis baja hitam dengan enam tanduk, meraung. Gelombang pasukan iblis berlari deras seperti tsunami. Tanah bergetar, udara dipenuhi raungan dan desingan.

Jinwoo mengangkat pedangnya—Heavenpiercer.

“MAJU!”

Ledakan kekuatan meledak dari tubuh mereka berlima.

Leonhard melompat, tubuhnya membesar, sisiknya berkilau, dan dari mulutnya semburan api naga meluluhlantakkan ribuan iblis dalam sekali hembus.

Takeshi menari dengan pedangnya. Sekali ayunan, puluhan jenderal iblis terbelah menjadi dua. Gerakannya begitu cepat hingga bilahnya hanya meninggalkan cahaya bulan perak di udara.

Ezekiel membuka kedua tangannya, dan sebuah pusaran kehampaan lahir di atas medan perang. Ribuan monster tersedot ke dalam, jeritan mereka lenyap di balik kegelapan abadi.

Selene mengangkat tongkat sucinya. Cahaya emas membanjiri, menyembuhkan luka sekutu, sekaligus meledakkan iblis yang terkena sorotnya. Jeritan demon terbakar memenuhi udara.

Dan Jinwoo… melesat menembus pasukan musuh, pedangnya menebas kepala Archdemon seakan itu hanyalah rumput. Setiap ayunan pedangnya menorehkan cahaya biru yang menembus langit neraka.

Pertempuran itu bukan lagi pertempuran manusia melawan monster. Itu adalah perang dewa melawan dewa.

Darah, teriakan, dentuman, dan doa bercampur menjadi satu simfoni kiamat.

Mereka berlima bertarung bukan hanya untuk menang—tetapi untuk memastikan dunia masih memiliki hari esok.

Namun, jauh di dalam kegelapan, sembilan Demon King menunggu. Mereka tidak bergerak, hanya menatap dengan senyum keji, menunggu saat yang tepat.

Suara retakan menggelegar di tanah neraka itu.

Salah satu Demon King akhirnya bergerak. Tubuhnya raksasa, bersayap hitam, matanya merah menyala seperti bara. Suara raungannya merobek langit, dan dengan sekali hentakan sayap, ia melesat menembus lautan iblis langsung menuju Selene.

Cahaya suci priestess itu menyinari kegelapan, membuatnya menjadi target paling jelas di medan perang.

“Selene!” Jinwoo menoleh cepat.

Namun sebelum cakar raksasa itu menembus tubuhnya, suara berat penuh amarah meledak.

“Mau ke mana kau, bajingan!?”

Sosok besar dengan sisik perak melesat. Leonhard Strauss menghantam Demon King itu dengan bahu naga miliknya, dentumannya membuat tanah retak. Udara bergetar. Seluruh pasukan iblis yang berada di sekitar mereka tersapu oleh gelombang kejut.

Tank guild itu meraung:

“Tank akan selalu menjaga support-nya!”

Demon King itu menggeram marah, namun sebelum ia bisa membalas, Leonhard sudah mengayunkan tinjunya. Tinju naga itu menghantam wajah iblis, menimbulkan dentuman seolah gunung dihantam meteor.

Selene menggertakkan gigi. Tangannya bergetar, tapi ia tetap mengangkat tongkat suci. Cahaya keemasan mengalir, menyelimuti Leonhard.

“Berkat Suci!”

Tubuh Leonhard diselimuti aura emas, kekuatannya melonjak. Ia menahan serangan Demon King satu lawan satu, sementara mantra penyembuhan mengalir deras, menutup luka-lukanya bahkan sebelum darahnya sempat jatuh ke tanah.

Namun kekuatan Demon King jelas berbeda dari pasukan biasa. Serangannya menggetarkan tulang, dan tubuh Leonhard mulai terdorong mundur.

“Aku tidak bisa menahan lama!” teriaknya. “Bantu aku dasar kalian orang bodoh yang buta map!”

Dan saat ia berteriak, sebuah cahaya bulan berkilau melintas di antara mereka.

Srekkhhhhh!

Dua tebasan anggun namun mematikan mendorong Demon King itu mundur beberapa langkah. Leonhard mendengus keras, meludah ke tanah.

“Kemana saja kau, Takeshi!?”

Dari bayangan monster yang baru saja tercerai-berai, muncullah sosok berambut hitam dengan katana berlumur darah. Takeshi Muramasa. Ekspresinya tetap tenang, meski matanya dingin menatap iblis.

“Aku sibuk membersihkan lautan monster dan Archdemon.” Pedangnya meneteskan darah hitam panas. Ia mendengus. “Badan doang gede kayak naga, tapi selalu merengek.”

Leonhard meraung marah. “Apa kau bilang, dasar—”

Belum sempat ia melanjutkan, dua Demon King lain melesat dari sisi berbeda. Cakar hitam mereka siap mencabik Leonhard yang masih dalam posisi terbuka. Mata Leonhard melebar—ia tahu ia tidak sempat menghalau keduanya sekaligus.

Tapi pada detik itu, sesuatu yang tak terbayangkan terjadi.

SRAKKHHHHHHHH!!!

Satu tebasan yang membelah dimensi melintas, lebih cepat daripada mata bisa menangkap. Cahaya biru keperakan memanjang hingga ke langit neraka.

Dan dalam sekejap, kedua Demon King itu terbelah menjadi dua. Tubuh mereka meledak, hancur berkeping-keping, darah hitam mereka mengalir seperti sungai.

Seluruh medan perang hening. Bahkan pasukan iblis berhenti bergerak seolah tak percaya apa yang baru saja terjadi.

Jinwoo berdiri di antara mereka, pedangnya masih meneteskan darah iblis. Matanya tak menunjukkan emosi sedikitpun.

“Fokuslah. Kita tidak sedang liburan.”

Takeshi tersenyum miring, menatap Leonhard. “Huh, bahkan aku tidak sempat bergerak. Sepertinya pemimpin kita tak suka berdebat kecil.”

Leonhard menggertakkan gigi, urat-urat di lehernya menegang. “Brengsek…”

Namun teriakan Ezekiel memotong ketegangan. Suaranya menggelegar, bercampur dengan desisan bayangan gelap di sekelilingnya.

“Berhenti bercanda! Sisa tujuh Demon King mulai bergerak!”

Benar saja. Dari kejauhan, tujuh sosok raksasa iblis mulai berjalan maju. Aura mereka menekan udara, membuat seluruh pasukan iblis meraung liar.

Selene tak punya waktu untuk menghiraukan perseteruan. Ia menutup mata, mengangkat tongkat sucinya tinggi-tinggi. Cahaya emas meledak, menerangi medan perang yang suram.

“Oh Dewi Suci, berkatilah kami! Jadikan tubuh ini tombakmu, jadikan darah ini tamengmu, jadikan jiwa ini cahaya-Mu!”

Aura emas memancar, melingkupi seluruh anggota guild. Luka-luka mereka sembuh, kekuatan mereka melonjak berkali lipat. Bahkan udara di sekitar mereka bergetar, seakan dewi itu sendiri turun ke neraka untuk memberkati pertempuran ini.

Leonhard menghela napas panjang. Otot-ototnya kembali pulih, sisiknya semakin berkilau.

“Selene… kau penyelamatku.”

Selene membuka mata, tersenyum tipis. “Tank yang merajuk tak akan bertahan lama tanpa penyembuh.”

Jinwoo mengangkat pedangnya. Sorot matanya tajam, wajahnya datar.

“Mari selesaikan dengan cepat.”

Takeshi merapatkan pegangan pedangnya, bibirnya melengkung dengan dingin. “Sepertinya ini baru awalnya saja.”

Ezekiel tertawa rendah, bayangan di sekitarnya semakin pekat. “Hahaha… akhirnya pertunjukan sesungguhnya dimulai.”

Leonhard meraung sambil menginjak tanah, retakan menyebar ke segala arah. “Ayo hancurkan mereka semua!”

1
Rudik Irawan
nanggung banget
RDXA: hehe/Blackmoon/
total 1 replies
Rudik Irawan
up terus Thor
Ilham bayu Saputr
mantap
Ilham bayu Saputr
crazy up thor
RDXA: insyaallah, terimakasih atas dukungannya 💪
total 1 replies
Rudik Irawan
sangat menarik
Rudik Irawan
lanjutan
mxxc
lanjut bg
Rudik Irawan
lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!