NovelToon NovelToon
Kujual Tubuhku Demi Sesuap Nasi

Kujual Tubuhku Demi Sesuap Nasi

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa / PSK
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Qwan in

“Di balik seragam putih abu-abu, Nayla menyimpan rahasia kelam.”

Di usia yang seharusnya penuh tawa dan mimpi, Nayla justru harus berjuang melawan pahitnya kenyataan. Ibu yang sakit, ayah yang terjerat alkohol dan kekerasan, serta adik-adik yang menangis kelaparan membuatnya mengambil keputusan terberat dalam hidup: menukar masa remajanya dengan dunia malam.

Siang hari, ia hanyalah siswi SMA biasa. tersenyum, bercanda, belajar di kelas. Namun ketika malam tiba, ia berubah menjadi sosok lain, menutup luka dengan senyum palsu demi sesuap nasi dan segenggam harapan bagi keluarganya.

Sampai kapan Nayla mampu menyembunyikan luka itu? Dan adakah cahaya yang bisa menuntunnya keluar dari gelap yang menelannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qwan in, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

01

"Dasar perempuan gak berguna! Aku butuh uang, bukan omong kosong!” bentak Pak Darman, suaranya menggelegar hingga membuat dinding reyot rumah itu bergetar.

"A-aku tak punya uang, Bang." suara lemah ibunya nyaris seperti bisikan,

"Uang terakhir sudah kubelikan obat untuk demam Dio kemarin."

PLAK!

Sebuah tamparan mendarat telak di pipi kiri Ibu. Tubuh ringkih itu langsung tersungkur ke lantai yang dingin dan berdebu. Rambutnya berantakan, bibirnya pecah menahan tangis.

“Kau pikir anakmu lebih penting dari aku, hah?! Aku ini kepala rumah tangga, bukan pengemis!” maki Pak Darman lagi, dengan mata merah dan tubuh yang limbung karena pengaruh alkohol.

“Cukup! Jangan sentuh Ibu lagi!” sebuah suara menggelegar dari arah pintu.

Pak Darman membalikkan badan, matanya langsung menyorot tajam ke arah gadis berseragam sekolah yang berdiri tegar di ambang pintu. Nayla.

Tanpa melepas sepatu atau tas, Nayla melangkah cepat, lalu berdiri di depan tubuh ibunya yang masih tergeletak di lantai. Dadanya naik turun menahan amarah, kedua tangannya mengepal, matanya menatap lurus pria yang seharusnya ia panggil "Ayah".

“Minggir! Ini urusan orang tua!” bentak Pak Darma dengan suara berat dan bau mulut busuk karena arak murahan.

“Ini urusan manusia! Dan Bapak sudah lama lupa caranya jadi manusia!” Nayla berseru, tak sedikit pun mengalihkan pandangannya.

Pak Darman maju selangkah, tangannya terangkat seperti ingin mengulang perlakuan tadi. Tapi Nayla tak gentar. Ia tidak bergerak sedikit pun.

“Pukul aku kalau memang itu yang Bapak mau. Tapi setelah itu, jangan pernah berharap bisa melihat wajah Ibu lagi!”

Pak Darman menahan tangan yang sudah hampir mendarat. Napasnya memburu. Matanya liar, namun ada sesuatu dalam sorot mata Nayla yang membuatnya ragu. Gadis itu bukan lagi anak kecil yang bisa ia gertak. Ia adalah gadis muda yang berdiri sebagai perisai hidup ibunya.

Pak Darma meludah ke lantai. “Cih. Dasar anak kurang ajar! Sama aja kayak ibumu, mulut doang besar. Tapi lihat nanti! Lihat! Aku akan jual rumah ini kalau kalian masih berani melawan!”

Pria itu berjalan sempoyongan ke ruang depan, meraih botol minuman yang tersisa di meja, lalu menjatuhkan tubuhnya ke kursi tua sambil mengumpat.

Nayla segera berlutut, menarik ibunya ke pelukannya. Tubuh ibunya gemetar, pelipisnya luka, dan air mata mengalir deras di pipinya yang semakin tirus.

“Sabar, Bu. Nayla di sini, Nayla gak akan biarin Ibu disakiti lagi.” bisik Nayla sambil menahan tangisnya sendiri.

Di kamar kecil di ujung lorong, suara batuk Dio terdengar, disusul dengan tangis pelan Lili yang mungkin ketakutan. Dunia mereka sudah terlalu hancur untuk anak-anak seusia itu.

Nayla menatap sekitar rumah. meja makan kosong, rak piring hanya tersisa dua mangkuk retak, lemari dapur yang kosong melompong. Televisi dan kipas angin sudah lama hilang, dijual ayahnya untuk beli alkohol. Bahkan kasur tempat tidur pun tinggal satu, yang dipakai untuk Ibu dan adik-adiknya.

Perut Nayla mulai terasa perih. Bukan karena lapar, tapi karena kenyataan, keluarganya sedang perlahan sekarat, dan ia tak mampu berbuat apa-apa.

...

Matahari pagi terasa terlalu terang untuk malam yang kelam semalam. Nayla berjalan melewati gerbang sekolah dengan langkah gontai. Seragamnya masih sama, sepatu sedikit berlumpur, dan rambutnya diikat asal. Kantung matanya menghitam. Ia belum tidur. Sepanjang malam hanya menatap langit-langit sambil memeluk ibu dan menahan tangis dalam diam.

Di tengah hiruk pikuk siswa lain yang tertawa, bercanda, dan ribut dengan PR yang belum selesai, Nayla merasa seperti hidup di dunia yang berbeda. Dunia yang tak punya tawa, tak punya cahaya.

Istirahat kedua, suasana halaman belakang sekolah sepi seperti biasa. Di bawah pohon ketapang yang besar, duduk tiga siswi SMA dengan gaya mencolok. Salah satunya adalah Mira, gadis dengan rambut terurai rapi, bibir merah muda mengilap, dan seragam yang selalu terlihat baru. Ia dikelilingi dua temannya, sesekali tertawa pelan sambil memainkan kuku akriliknya.

Nayla duduk tak jauh dari mereka. Ia tahu siapa Mira. Semua siswa perempuan iri padanya. karena kecantikannya, barang-barang mewahnya, dan gaya hidupnya yang seolah berasal dari dunia yang lebih tinggi. Tapi tak ada yang tahu pasti dari mana semua itu berasal.

“Pulang sekolah nanti, aku ada janji sama orang. Lumayan banget, aku bisa dapet uang buat beli tas terbaru keluaran Paris itu loh.” ujar Mira dengan senyum puas, membolak-balik layar ponselnya, memperlihatkan gambar tas mewah.

Temannya menoleh dengan wajah penasaran. “Yang warna beige itu? Gila, harganya jutaan, Ra. Lo dapet duit dari mana sih?”

Mira terkekeh ringan, memainkan rambutnya yang dicat highlight.

“Ya tinggal main cantik aja. Lo tau sendiri lah, sekarang banyak cowok tua-tua gatel yang demen sama cewek sekolah. Sekali jalan, minimal lima ratus ribu. Kalau beruntung dapet yang tajir, bisa sejuta lebih. Gampang, kan?” jawabnya enteng, seolah sedang membahas jual beli pulsa.

Temannya yang satunya lagi berseru pelan, “Anjir, segede itu? Lo ngapain aja sih, Mir?”

Mira hanya menyeringai penuh arti.

“Yah... lo tau sendiri lah. Namanya juga cewek, pake apa yang kita punya. Yang penting, duit lancar.”

Nayla yang duduk beberapa meter dari mereka, menunduk dan pura-pura membaca buku. Tapi telinganya menyerap semua kata. Lima ratus ribu. Jumlah itu bisa membelikan obat untuk Ibu, nasi dan lauk untuk seminggu, serta seragam baru untuk Dio yang sudah bolong di bagian lutut.

Semudah itu?

Pikirannya terombang-ambing. Suara Mira masih bergema di kepalanya meski ia mencoba mengusirnya. Ada rasa jijik. Ada ketakutan. Tapi di atas semua itu. ada suara kecil yang berkata.

"Kalau kamu gak bergerak sekarang, besok bisa saja Ibu berhenti bernapas."

Bel pulang sekolah berbunyi nyaring. Siswa-siswa mulai berhamburan keluar kelas. Tapi Nayla tidak langsung pulang. Ia menunggu Mira melewati lorong dekat taman belakang sekolah. Ketika Mira berjalan sendiri, Nayla menarik napas panjang dan memberanikan diri menghampirinya.

“Mira...”

Mira menoleh, alisnya sedikit naik.

“Eh, Nayla. Ada apa?”

Nayla menelan ludah. Pandangannya ragu, tapi suaranya terdengar tegas.

“Tadi aku denger pembicaraan kamu. soal. cara kamu dapet uang itu. A-aku mau tau lebih banyak.”

Mira mengerjap. Tatapannya menyipit, lalu tersenyum kecil. campuran rasa kaget dan kepuasan.

“Lo yakin? Gak semua cewek bisa tahan. Ini bukan kerjaan biasa.”

“Aku serius. Aku butuh uang, Mira.” Suara Nayla sedikit bergetar, tapi matanya lurus menatap Mira.

Mira menatap Nayla dari atas ke bawah.

“Gue gak bakal maksa. Tapi kalau lo emang niat. besok malam ikut gue.”

“Di mana?”

“Gue kirim alamatnya nanti. Pakai baju yang rapi, wangi, dan jangan keliatan lugu banget. Dan satu hal, Nay. sekali lo masuk ke dunia ini, lo gak akan bisa balik jadi Nayla yang polos kayak dulu lagi.”

Nayla menunduk pelan. Hatinya berkecamuk. Tapi hanya satu hal yang ia pikirkan malam itu. Ibu yang terus batuk dan tak ada obat.

“Gue ngerti. Dan gue siap.”

Mira mengangguk pelan. “Oke. Kita lihat besok malam.”

1
Dzimar
up Thor udh jam 6 blm up... menantikannya
Her$a: masih proses kak😁 agak terkendala hari ini
total 1 replies
Dzimar
Nayla pasti TLP elvino....ayo elvino datang&liat kondisi Nayla yg hdupnya hancur karena keadaannya 😭
Siti Aminah
trs lanjut ya kak AQ suka banget ceritanya.
Siti Aminah
seru banget . tlng di lanjut episode selanjutnya
Her$a: terima kasih 😘
total 1 replies
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
semangat kakak othor... aku gak tau mau bikin ulasan apa,,, tapi sejauh ini ceritanya bagus banget....
Her$a: Terima kasih 😘
total 1 replies
Bunda Dzi'3
hp Thor ..smngts bnyk pembaca karyamu thor👍
Bunda Dzi'3: smngtsss🖤
total 2 replies
Bunda Dzi'3
beban nya Nayla berat bngtt😭
Bunda Dzi'3
Aulia sma elang aja..sma2 bersih...biar Nayla sma elvino...krna Nayla udh di tidurin elvino biar Elvino tanggung jawab...Nayla khawatir hamil saat elvino nikahin Aulia...trs elang yg nikahin Nayla 😭😭
Bunda Dzi'3
ervino udh cinta sma Nayla...
Bunda Dzi'3
lanjutttt🖤
Bunda Dzi'3
buat aja Nayla hamil biar di nikahin Elvino Thor
Bunda Dzi'3
😭😭😭
Bunda Dzi'3
Elvino udh Cinta mungkin sma Nayla tapi gengsi...Dia pikir Nayla gak lebih dri pemuas ranjangnya...pdhl elvino udh ada rasa sblm kjdian MLM pertama...Haa khayalan Qu sperti ini ..nikahin Elvino buat Nayla bhgia👍
Bunda Dzi'3
elvino knpa gak di nikahin aja Nayla&angkat derajatnya Nayla..biar gak bnyk dosa&Dio gak benci lagi😭
Bunda Dzi'3
😭😭😭
Bunda Dzi'3
lanjut thor
Bunda Dzi'3
i
kasian Nayla hancur N merasa bersalah bngt pastinya ..ibunya mninggal karna tau kerjaan nayla😭
Bunda Dzi'3
elang ntar tau Mira bagaimana nyesell udh salah menilai Nayla yg jdi korban
Bunda Dzi'3
nyesekkk yaa jdi Nayla...elvino Smoga Ga cuma mau tubuh Nayla..
tapi bnr2 Cinta sma Nayla
Bunda Dzi'3
thorrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!