Prasetya terpaksa menikahi perempuan pilihan orang tuanya karena desakan dari orang tuanya, namun selama pernikahan dia tidak pernah mencintai perempuan yang telah menjadi istrinya itu karena hatinya sudah memilih perempuan lain yang menjadi kekasihnya selama mereka masih sekolah. Namun demi memenuhi keinginan orang tuanya dia rela menikahi perempuan pilihan orang tuanya.
Namun ternyata wanita pilihannya tidaklah sebaik yang dia kira selama ini, kekasihnya ternyata memiliki sifat jahat yang hanya ingin menguasai harta miliknya. Dia pun juga memanipulasi perasaan Prasetya dengan berpura-pura menjadi wanita yang baik di hadapannya. Tetapi, sifatnya berbeda ketika di belakang Prasetya. Dia bahkan memfitnah istri pertama Prasetya agar dia terlihat jelek di mata suaminya dan Prasetya tidak akan pernah menyukai istri pertama itu yang ternyata memiliki hati yang baik seperti malaikat.
Akankah kejahatannya bisa terbongkar dan memperlihatkan sifat aslinya itu?! bisakah Jasmine bertahan?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phoenixsoen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1 Pernikahan ke dua
"Saya terima nikah dan kawinnya Jasmine Ariani Prawira binti Ibrahim Prawira dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan juga perhiasan emas seberat 50 gram di bayar tunai". Bayangan peristiwa itu masih melekat dalam ingatan Jasmine saat ia dan juga Prasetya melangsungkan pernikahan mereka.
Baru sebulan yang lalu kalimat itu di ucapkan oleh Prasetya atau yang biasa di sebut mas Pras di ucapkan di hadapan penghulu dan orang tuanya serta para tamu undangan yang yang turut hadir dalam acara pernikahan itu. Namun kini Jasmine terpaksa menyaksikan pernikahan ke dua sang suami dengan wanita lain yang sudah di cintai suaminya sejak masa SMA dulu.
Viona, nama kekasih sang suami yang kini menjadi madunya telah sah menjadi istri kedua bagi suaminya, wanita yang cantik dan terlihat elegan dengan balutan kebaya putih dan juga kain batik tengah duduk bersanding dengan suaminya dan menjadi madunya. Acara ijab kabul itu berlangsung lancar dan tanpa hambatan apapun, penghulu yang di tunjuk untuk menjadi wali nikah telah mensahkan pernikahan mereka.
Jasmine hanya bisa menahan tangis sakit hatinya dalam-dalam di hatinya, dia merasa hancur dan remuk sudah perasaannya saat ini. Pernikahan yang dia impikan akan indah, kini hancur sudah harapannya itu. Dia harus merelakan sang suami menikahi wanita yang di cintainya. Air matanya jatuh membasahi kain cadar yang di kenakan nya, namun air mata itu dengan cepat di hapusnya agar tidak ada orang yang melihatnya. Jasmine berusaha terlihat tegar ketika menyaksikan pernikahan siri suaminya dengan kekasih yang dicintainya. Meski rasa sakit hati itu tidak bisa dia tahan dalam hatinya, namun dia berusaha untuk bisa tersenyum di hadapan para tamu yang datang.
Jasmine pun bangkit berdiri setelah semua rangkaian acara pernikahan suami dan madunya telah selesai di laksanakan. Dia mengusap air mata yang keluar dari pelupuk matanya yang tidak bisa dia tahan lagi, dengan cepat dia hapus air mata itu sebelum dilihat oleh orang lain. Jasmine kemudian menyalami semua tamu satu persatu yang hendak keluar untuk pulang setelah acara. Ketika semua orang telah pergi meninggalkan rumahnya, barulah dia membersihkan semua peralatan makan dan meja ke tempatnya semula.
Dia kemudian berjalan ke arah suami dan madunya untuk mengucapkan selamat pada mereka. "Selamat ya.. Mas, Mbak untuk pernikahannya" kata-kata itu dia ucapkan dengan berat hati dan rasa sakit yang mendalam. "iya.. Terima kasih Jasmine. Sekarang suamimu adalah suamiku juga, aku berharap kita berdua bisa akur ya untuk kedepannya". Viona berucap dengan senyuman bahagia yang menghias wajahnya.
Jasmine hanya bisa mengulas senyum lirih dan menunduk lesu melihat kebahagiaan mereka, tanpa mengucapkan kata-kata lagi dia beranjak dari hadapan mereka dan pergi menuju dapur untuk mencuci semua piring kotor yang di pakai para tamu. Setelah selesai membersihkan semua sudut rumah Jasmine naik ke lantai atas menuju kamarnya, namun saat dia berdiri di depan pintu kamarnya semua barang-barangnya telah ada di luar kamarnya berserakan. Prasetya keluar dari kamar itu dan berkata "mulai hari ini kamar ini adalah kamar saya dan juga Viona, kamu pindah saja ke kamar sebelah" Pras berkata dengan nada dingin.
Jasmine berjongkok memunguti semua barangnya kemudian Dia mendongak melihat wajah suaminya dan berkata "mas, ini adalah rumah ku aku berhak untuk tidur di kamar ini, karena dari awal kamar ini adalah kamar kita" Jasmine berucap lirih menatap mata sang suami. "mulai hari ini, kamar ini adalah kamar saya dan juga Viona. Karena viona adalah istri saya yang saya cintai, dan saya berhak untuk memutuskan kamar mana yang akan saya pakai dengan viona" Pras tetap bersikukuh dengan keputusannya.
Jasmine hanya menundukkan kepalanya tanpa bisa mendebat keputusan sang suami, dengan berat hati Jasmin terpaksa mengalah. Dia membereskan semua barangnya dan membawanya ke kamar lain yang berada tepat di sebelah kamar Pras dan Viona. Prasetya kemudian masuk ke dalam kamar dan membantu Viona untuk membereskan barang-barangnya. "sayang, sini biar aku bantu kamu untuk membereskan barang-barangnya. Kamu mandi saja dulu, kamu pasti merasa gerah kan setelah acara tadi?!" Pras bertanya dengan nada lembut pada istri sirinya itu.
Viona berbalik dan menatap wajah tampan lelaki yang sudah menjadi suaminya itu, tangannya dia kalungkan di leher suaminya dan mengecup bibir suaminya singkat. "mas Pras juga pasti gerah setelah acara tadi, bagaimana kalau kita mandi bareng saja berdua?! Barang-barang ini bisa kita bereskan nanti" Viona berkata dengan nada manja dan menarik lengan suaminya ke kamar mandi. Mereka pun akhirnya masuk bersama ke kamar mandi dan melakukan aksi panas mereka di kamar mandi sebelum keduanya mandi.
Sementara Jasmine tengah memasukan semua barangnya ke kamar sebelah dan membereskan baju-bajunya kedalam lemari yang ada di kamar itu. Karena barang-barangnya tidak terlalu banyak Jasmine tidak membutuhkan waktu lama untuk membereskannya. Setelah semua selesai dia mengambil handuk dan baju ganti ke kamar mandi dan segera membersihkan dirinya dengan mandi air hangat. 10 menit kemudian Jasmine keluar dengan baju gamis yang lebih santai dan sederhana.
Jasmine kemudian merebahkan badannya yang lelah di atas ranjang dan mengistirahatkan badannya sebelum waktu Dzuhur tiba, perlahan matanya mulai terpejam karena rasa kantuk yang tiba-tiba menerjang. Jasmine pun tertidur lelap di atas ranjangnya yang empuk dengan tenang. Sedangkan dua pengantin baru Pras dan Viona masih asik melakukan hubungan panas mereka di dalam kamar mandi, kini mereka berdua telah ada di dalam bathtub dan terus melakukan hubungan intim mereka dengan intens. Selama 30 menit berlalu mereka akhirnya selesai dan keluar dari kamar mandi dengan menggunakan jubah mandi masing-masing.
"wah, kamu benar-benar gila sayang. Kita melakukan hubungan intim hampir setengah jam lebih, kamu benar-benar sangat bergairah hari ini" Pras berkata dengan senyum kebahagiaan yang terukir di wajahnya. Viona membalas dengan senyuman yang tidak kalah bahagia dengan Pras.
"itu semua memang hak kamu mas, aku melakukannya untuk membuat kamu bahagia. Karena sekarang aku adalah istri kamu juga" Viona mengedipkan sebelah matanya dengan tatapan genit dan menggoda.
"kamu memang paling bisa membuat aku bahagia, Viona. Aku benar-benar beruntung memiliki istri yang pengertian seperti kamu". Pras kemudian menggandeng tubuh istri keduanya dan mendaratkan ciuman di pipi istrinya. Keduanya kemudian berganti baju dan mengeringkan rambut masing-masing sebelum kemudian melanjutkan membereskan barang-barangnya Viona ke dalam lemari.
Adzan dhuhur pun berkumandang Jasmine pun membuka matanya dan segera bangun dari tidur singkatnya. Dia duduk dahulu sebelum bangkit dari ranjangnya untuk mengambil wudhu di kamar mandi. Setelah merasa nyawanya sudah terkumpul dia pun bangkit berdiri dan berjalan menuju ke kamar mandi. Selesai berwudhu Jasmine mengambil alat sholatnya dan langsung menggelar sajadahnya dan mengenakan mukenanya untuk melakukan sholat Dzuhur.