NovelToon NovelToon
Panduan Menulis Pedang Dan Sihir

Materi Dasar Menulis Novel Pedang dan Sihir Ke-5

Jumlah peserta 84

Penulis benci antagonis, bukan karena mereka jahat, tapi karena mereka sulit ditulis.

Sebagai semacam kekuatan luar yang muncul di dalam buku, tujuan mereka hanya untuk menonjolkan protagonis, agar protagonis terlihat baik.

Mungkin kamu sudah merancang sebuah cerita dalam pikiran, kerangka isi cerita atau pun naskah awal, lalu saat ini baru kepikiran untuk membutuhkan antagonis dan ini tidak diperbolehkan, karena antagonis adalah salah satu pendorong untuk keseluruhan cerita.

Jika kamu sedang kebingungan untuk alur cerita, maka jawabannya sangat mudah: Mulai dari antagonis.


-Kesalahan penyusunan alur cerita yang sering dilakukan penulis

Inspirasi sebagian besar penulis itu berasal dari protagonis. Otakmu penuh dengan tentangnya: Ekspresinya yang tidak pernah takut waktu menghadapi penjahat, menangis demi teman perang yang meninggal, menunjukkan gaya pahlawan bersedih di bawah matahari terbenam. Kamu pun sangat buru-buru ingin menulisnya.


Tapi bagaimana dengan alurnya? Mengapa penjahat mau mengejarnya, dan membunuh teman perangnya, membuatnya murung? Sebenarnya apa yang tengah dilawan pahlawanmu?


Kamu sudah melihatnya, bahwa alur cerita lah yang muncul masalah.


Protagonis adalah karakter terpenting dalam cerita, tapi protagonis tidak bisa mendorong perkembangan alur cerita.


Merancang sebuah cerita, mulai dari keinginan, tujuan dan rencana protagonis, semua orang pun menulis kerangka cerita seperti itu.


Akan tetapi, secara pengalaman, jika menulis alur cerita dengan cara seperti ini, kamu akan terus menaruh perhatianmu pada adegan sebab-akibat. Agar konflik tidak terlihat tidak berguna, kamu berusaha mungkin menciptakan motif antagonis.


-Tidak ada antagonis, tidak ada alur cerita.

Menurut kami, protagonis adalah poin utama cerita, namun kenyataannya adalah antagonis.


Kegunaan antagonis adalah halangan antar protagonis dengan tujuannya. Tidak ada halangan ini, protagonis bisa mendapatkan hal yang diinginkannya, dan cerita ini berakhir begitu saja.


Tidak ada konflik, tidak ada cerita. Hal ini diketahui semua orang. Akan tetapi, masalah kita adalah jalan yang akan dijalani protagonis telah dipastikan, dan kamu hanya buru-buru menambahkan konflik ke dalam, membuat antagonis menghalang demi menghalang.


Dan alur seperti ini adalah alur yang palsu dan kosong.


Jika dipikir sebaliknya, maka kondisinya akan berbeda. Berdiri dari sudut pandang antagonis: Apa yang inginkan, mengapa keinginannya bisa kebetulan mengganggu keinginan protagonis?


Hubungan sebab-akibat itu harus pasti, development character itu harus organik, persaingan antar karakter itu harus aktif, cara menyelesaikan konflik itu juga harus logis dan nyata.


Dalam kehidupan nyata, ini adalah cara operasi konflik. Orang yang mengendali konflik (dalam cerita, orang itu selalu adalah antagonis) tidak akan beraksi dengan mengaitkannya dengan rencana orang lain. Sebaliknya, orang yang pasif (di awal cerita, orang itu selalu adalah protagonis) selalu diserang oleh sesuatu yang tidak dapat dikendalinya.


Jika kamu merancang konflik melalu reaksi protagonis, maka sama saja tidak dapat bertindak sesuai yang terjadi. Kamu perlu membalikkannya, dan membiarkan antagonis yang menentukan temponya, dan sebaliknya membuat protagonis yang menyelesaikan konflik, hal seperti ini setidaknya muncul di 50% awal cerita.


Hingga sini, kamu setidaknya perlu memastikan satu hal: antagonis adalah karakter yang paling berkaitan dengan penyusunan alur cerita. Coba berdiri dari sudut pandangnya, memandang perkembangan cerita, maka konflik ceritamu akan langsung terlihat nyata dan hidup.

NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!