Kita berdua saling menyayangi, tapi cinta kita hadir di waktu yang salah, kamu masih terikat dengan pertunanganmu.
Ingin aku membuka ikatanmu itu agar kamu bebas, tapi logikaku menolak, karena akan ada hati yang tersakiti.
Biar saja ku simpan cinta ini di dalam hatiku. Aku akan berpura-pura seakan-akan cinta itu tidak pernah ada
-Keizaa-
Alson ingin berpegang teguh pada janji yang telah Alson ucapkan kepada kedua orang tuanya. Untuk tidak mencintai wanita lain selain calon istrinya, Clarissa.
Yang tidak pernah terbayangkan oleh Alson sebelumnya adalah, cinta itu bisa datang kapan saja. Dan hati tidak bisa memilih pada siapa ia akan menjatuhkan pilihannya.
Alson tidak ingin bersikap egois dan merusak jalinan yang sudah ada sejak ia berumur enam tahun. Terlebih lagi ada hati yang akan tersakiti jika ia berpaling pada cintanya.
Biar saja ku habiskan waktu bersama Clarissa, sampai rasa cintaku pada Keizaa memudar dengan sendirinya, walaupun itu terlihat mustahil.
-Alson-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nicegirl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiba-tiba Ada
Ya Tuhan...
Erang Alson sebelum kembali maju dan mencium bibir Keizaa lagi, awalnya hanya saling menempel kaku, tapi akhirnya gairah lah yang mengambil alih kelanjutannya, karena Alson tidak pernah tahu kalau berciuman bisa seintens ini.
Mereka saling melepaskan ciuman pertama mereka dengan sama kikuk dan polosnya, dengan gairah yang sama-sama baru mereka rasakan hari itu.
Dan saat Alson mengakhirinya, nafas mereka sama-sama memburu, ingin rasanya Alson menurunkan jok yang diduduki Keizaa, dan melepaskan gairahnya pada gadis itu saat ini juga, tapi akhirnya logika lah yang menang.
Sambil mengumpat pelan, Alson kembali melajukan mobilnya.
"Itu tidak akan terjadi lagi." tegas Alson.
"Iyaa." desah Keizaa dengan suara serak karena gairah yang masih tersisa, membuat Alson kembali mengerang pelan.
"Aku tidak pernah menyangka,rasanya akan semenakjubkan ini. Rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu yang menari-nari di perutku. Dan jantungku. Aku takut terkena serangan jantung karenanya." gumam Keizaa sambil meletakkan kedua tangannya di atas dadanya, berusaha menenangkan kembali detak jantungnya.
"Ya Tuhan, Snow. Kamu tidak perlu menegaskannya seperti itu, kamu mau menguji batas pertahanan diriku yaa?!" desis Alson, ia mati-matian menurunkan gairahnya, dan dengan entengnya Keizaa menjabarkan gairahnya sendiri.
Tuhan, wanita ini benar-benar polos sekali. Dan aku sudah menciumnya. Astaga, itu juga ciuman pertamaku!! Aku pasti sudah gila.
Keizaa tersenyum lebar ke Alson, "Apa kamu mau mengulanginya lagi?" candanya.
"Keizaaaa!!" geram Alson.
Keizaa mengibas tangannya, "Kamu tuh terlalu kaku jadi pria, tidak tahu mana kalimat serius dan mana yang hanya candaan saja. Kalau kata Papi, perusak kesenangan."
"Kamu juga harus bisa membedakan mana waktunya serius dan mana waktunya becanda Snow. Saat seperti ini, saat kita baru saja."
"Baru saja apa?" tanya Keizaa sambil nyengir kuda.
Astaga, apa ciumannya tidak berpengaruh pada wanita ini? Kenapa dia bisa terlihat biasa saja seperti itu sihh?!
"Lupakan!"
Keizaa mengangkat bahunya, lalu kembali memutar lagu-lagu Queen di mobil Alson, rutinitas yang selalu ia lakukan saat bersama Alson, memutar lagu-lagu band musik kesukaan mereka.
Karena kalau Keizaa memutar lagu Girlband K-Pop seperti Blackpink dan Twice maka Alson akan meradang, hanya Queen saja kesamaan lagu favorit mereka.
Lama mereka terdiam, hanya suara dari Freddie saja yang mengisi keheningan diantara mereka, sampai akhirnya Alson memulai pembicaraan lagi, "Sepertinya aku tidak bisa menghadiri ulang tahunmu, Snow."
Ada rasa tidak nyaman di hati Keizaa saat Alson mengatakan itu, Keizaa merasakan sedih dan kecewa yang menjadi satu karena Alson tidak bisa menghadiri ulang tahunnya. Selama ini tidak pernah sekalipun ia absen di hari ulang tahun Keizaa.
"Kenapa?" tanya Keiza tidak dapat menyembunyikan kekecewaan dalam nada suaranya.
"Aku dan Appa harus mengurus perusahaanku di Seoul, biasa akhir tahun tutup buku." jawab Alson.
"Tapi kan ulang tahunku memang Desember akhir, biasanya kamu dan Ongkel selalu bisa datang." kata Keizaa lirih sebelum menambahkan, "Apa karena ciuman kita tadi kamu jadi menghindariku, Oppa?"
Alson menggeleng, "Bukan, tentu saja bukan karena itu. Ciuman kita tadi tidak ada pengaruhnya sama sekali untukku, hanya saja saat ini kehadiran aku dan Appa sangat diharapkan di sana. Sekalian kami rapat awal tahun." jelas Alson.
Jelas saja tidak ada pengaruhnya untukmu, pun demikian untukku. Aku juga hanya sekedar menghilangkan rasa penasaranku saja, dan karena sekarang aku sudah pernah merasakannya, aku jadi tidak terlalu penasaran lagi...
Keizaa memberengut, lalu memalingkan wajahnya ke luar jendela.
"Kamu marah, Snow?" tanya Alson.
"Tidak, hanya kecewa." jawab Keizaa.
Entah sekarang Keizaa lebih kecewa karena Alson tidak terpengaruh dengan ciuman mereka tadi, atau kecewa karena Alson tidak dapat menghadiri ulang tahunnya. Yang jelas saat ini Alson sudah berhasil memporak porandakan hati Keizaa.
"Kan masih ada kakak-kakakmu, Zou, Zie dan adikmu Keanu belum lagi Aliana. Ia sengaja datang lebih awal karena ingin ikut merayakan ulang tahunmu,Snow."
"Iyaaa aku tahu, aku juga mengundang teman-teman sekolahku. Mommy sudah mengizinkannya. Jadi yaa ketidak hadiranmu akan tertutupi dengan kehadiran teman-temanku." elak Keizaa.
Mereka kembali terdiam, sampai akhirnya mobil Alson berhenti di depan rumah Keizaa, pagar hitam tinggi itu langsung terbuka, dan Alson langsung masuk ke dalamnya.
"Thanks for today." seru Keizaa sambil membuka pintu dan turun dari mobil Alson, kemudian menutupnya dengan sekencang mungkin, menegaskan kemarahannya.
Dengan langkah kesal Keizaa memasuki rumahnya, dan langsung menuju ke arah dapur, kemudian menegak satu gelas air putih sekali habis.
"Seperti habis lari maraton saja kamu sayang, sampai kehausan seperti itu." ujar mommy Kei yang baru saja masuk dari taman belakang, dengan papi Hardhan yang mengekor di belakangnya.
"Aku lupa bawa tumbler tadi Mom." sahut Keizaa lalu menuang satu gelas lagi air dingin, ia berniat menghapus jejak bibir Alson di bibirnya.
"Kenapa wajahmu memerah seperti itu? Kamu sakit Zaa?" tanya Papi Hardhan sambil maju mendekat dan memegang kening Keizaa.
"Tidak Pi, aku hanya kepanasan saja." jawab Keizaa.
Mommy Kei menyipitkan matanya, "Menurut Upin kamu pulang bersama Alson tadi, Memangnya AC mobil Alson mati sampai kamu kepanasan seperti itu?" tanya mommy Kei.
Oh My... Aku harus jawab apalagi ini?
Keizaa langsung pura-pura tergelak, "Mommy ada-ada saja, masa mobil sebagus itu ACnya mati."
"Lalu kamu kepanasan dimana?"
"Panas dalam Mommy maksudku tadi, hari ini aku kurang minum air putih. Aku ke kamar dulu yaa, gerah sekali nih. Sudah bau keringat." seru Keizaa lalu mencium pipi mommy Kei dan papi Hardhan sebelum beranjak naik ke kamarnya.
"Kepanasan, terus kegerahan. Jangan-jangan benar AC mobil Alson mati sayang." gumam Kei ke Hardhan.
Hardhan terkekeh pelan, "Keizaa sedang masa puber sayang. Wajar ia mengeluarkan banyak keringat bahkan di ruang ber AC sekalipun, masih bagus tidak ada satupun jerawat di wajahnya. Aku yakin anak gadis kita itu pasti akan langsung histeris saat melihat jerawat di wajahnya, walaupun hanya satu."
Kei memicingkan matanya ke Hardhan, "Kamu sepertinya paham sekali masalah wanita, Sayang." cibirnya dengan menekan kata sayang.
Hardhan menyentil kening Kei, "Sudah setua ini masih saja cemburuan, aku ingat karena dulu saat SMA Anindira seperti itu."
Dan seperti menegaskan perkataan Hardhan, tidak lama kemudian terdengar jeritan histeris Keizaa, membuat Hardhan langsung lari secepatnya ke lantai dua, ke kamar Keizaa.
Zou, Zie dan Ken sudah berada di depan kamar Keizaa dan langsung membuka pintunya, "Ada apa Zaa?!" tanya mereka secara bersamaan.
"Tadi tidak ada, kenapa sekarang tiba-tiba ada?!" rutuk Keizaa kesal sambil menghentakan kedua kakinya.
"Apa yang tiba-tiba ada sayang?!" tanya Hardhan khawatir sambil memegang pundak putri satu-satunya itu.
"Ini, aku jadi terlihat jelek!!" gerutunya sambil menunjuk ke arah satu jerawat yang tumbuh di keningnya.
"Ya Tuhan, gara-gara jerawat saja kamu menggegarkan satu rumah Zaa!" rutuk Zou lalu keluar dari kamar Keizaa, disusul Zie dan Ken.
"Coba saja kamu jadi wanita!!" teriak Keizaa kesal sambil menatap punggung Zou.
"Sudah, sudah. Papi panggilkan dokter spesialis kulit yaa." bujuk Hardhan menenangkan putrinya.
Dear Readers....
Bab kedua di hari ini yaa, masih mau lanjut?😁
Happy reading and have a nice day with nicegirl...😘