Sequel dari Nikah Muda....
Siapa yang tidak mengenal keluarga konglomerat dan nomor satu yang mendunia..
Alicia Margaretha Erlangga, putri kedua dari pasangan suami Istri, Alvarez Narendra Erlangga dan Nayla Kinanti Aurora, seorang gadis bar - bar yang selalu suka semaunya sendiri, tidak pernah mau mendengarkan orang tua, membuat orang tuanya merasa kesal dengan kelakuan anak keduanya. Sampai akhirnya, mereka memutuskan untuk menikahi Alicia dengan seorang pria bernama Angga Fredy Widiatama, anak dari sahabat baik orang tuanya yang selalu menjadi budak nya di sekolah. Karena paksaan Alicia pun menerima perjodohan itu tetapi suatu hari, saat Alicia mulai membuka hatinya untuk Angga, Ia baru mengetahui bahwa Angga adalah pria yang di cintai oleh adek nya, Ayesha. Tetapi Angga sudah lama mencintai Alicia, jauh sebelum pernikahan mereka terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinda Sakhi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
What The Hell!
Tiba - tiba suasana resto serasa seperti ruang persidangan, di depan nya telah duduk tiga hakim dengan wajah datar dan dingin menatap tajam terdakwa. Siapa lagi jika bukan Alicia yang saat ini seperti seorang pendosa yang baru saja melakukan kesalahan hingga tibalah dia di titik dimana dirinya berhadapan dengan tiga hakim. Adel, Vio dan Ayu. Ketiga hakim itu memandang dua orang berbeda kelamin dengan sorot mata tajam, yang saat ini duduk di depan mereka.
Yang di tatap hanya bisa memalingkan wajah, sementara tanpa rasa berdosa, Angga malah menikmati udon yang berada di depan nya, memasukkan satu demi satu suapan, menyelesaikan nya dengan seteguk minuman bersoda yang dia pesan.
Dasar cowok ngeselin, jelasin kek atau bersuara kek, ini dia malah ngurusin perut nya. Dia pikir Gue gak laper apa, ini perut juga udah demo. Cihhh, cowok gak peka. Batin Alicia sedikit melirik Angga yang masih makan, sementara ketiga gadis di depan nya menatap sengit sosok Angga yang telah berani mencium Alicia, bukan hanya sentuhan biasa, melainkan ciuman terpanas yang membuat mereka menonton secara live, aksi itu.
Tok Tok Tok.
Vio mengetuk meja makan, membuat Angga menoleh sekilas lalu melanjutkan makan nya."Nama Lo siapa?"Pertanyaan Vio membuat Alicia menganga. Oh really, masa gak kenal sama si upik abu sih?
"Wah, ngajak ribut nih cowok," Kesal Ayu karena pria itu tampak santai menguyah makanan nya."Lo denger gak temen Gue bilang apa?Nama Lo siapa?"
Sumpit yang sudah berisi udon panjang terhenti di udara, Angga melirik sekilas ke arah Ayu sebelum kembali memasukkan udon kedalam mulutnya, menyeruput dan menguyah, terakhir menelan nya."Jangan bicara saat sedang makan, itu sopan santun saat sedang makan."
Semua melongo mendengar jawaban itu, tak terkecuali Alicia yang menatap tajam. Sumpah tingkat dewa, pria yang saat ini sedang asik makan di samping nya sangat berbeda dengan pria culun yang di kenal nya selama ini.
"Lo--" Ucapan Alicia terhenti seketika mendengar potongan kata dari teman nya.
"Oh my good, cool banget sih nih cowok," Adel tersenyum penuh arti, beralih menatap Alicia."Lis, Lo dapet gebetan baru dimana sih, selain ganteng, sikapnya itu loh bikin wowww."
Alicia hanya membuka mulut nya sedikit, reaksi macam apa itu?
Ketiga sahabat Alicia memang mengenal siapa saja mantan Alicia, tapi tidak ada mantan Alicia yang setampan Angga. Karena itu mereka sedikit terkejut.
"Halo kenalin nama Gue Ayu," Mengulurkan tangan."Muka Gue emang gak secantik Alicia, tapi kalo masalah isi dompet, jangan di tanya lagi." Ayu mulai menyombongkan diri.
"Dan Gue Adel, punya otak cerdas di antara teman - teman Gue, ya bisa di bilang itu kelebihan Gue selain uang."
"Terakhir, nama Gue Vio, yang pastinya selain memiliki paras cantik dan wajah yang kinyis - kinyis, Gue itu tipe orang yang setia. Dari pada Lo sama dia," Menunjuk ke arah Alicia."Mending Lo buka lowongan lagi buat cari pacar, di jamin Gue bakal daftar."
Tangan mereka menggantung di udara, jangankan membalas uluran tangan mereka, Angga justru malah fokus sama makanan nya. Bukan marah dan kesal, mereka kembali terpesona. Perfect. Batin mereka bersama.
Di kira bakal meledak kaya gunung berapi dan sudah di pastikan bahwa mereka akan menyerbu Alicia dengan pertanyaan, taunya reaksi ketiga sahabat nya hanya segini. Alicia di buat ter bengong - bengong dengan ketiga sahabat nya. Selama dia mengenal sahabat nya, mereka tidak akan terlalu peduli pada sosok siapakah pacar Alicia, karena yang mereka kenal Alicia hanya bermain - main saja. Bahkan mereka tidak akan tertarik pada cowok yang di incar Alicia.
Tapi ini...
Oke, kita kembali ke beberapa jam yang lalu saat masih berada di dalam konser.
Ketiga gadis itu sudah duduk santai di kursi paling depan, tepat berjarak dua kursi dari tempat yang akan Alicia duduki bersama Angga. Saat terdengar grasak grusuk para penonton, mengalihkan atensi mereka ke arah pintu masuk dimana mereka melihat sosok gadis yang sangat dia kenali.
Tau respon mereka seperti apa?
"Ganteng banget tuh cowok?!" Bukan terpesona kepada Alicia, tapi mereka cenderung memuji ketampanan seorang Angga Fredy Widiatama.
Perlahan Alicia dan Angga duduk di kursi yang tak jauh dari ketiga sahabat nya, berjarak dua kursi dari posisi Alicia duduk. Sementara dua kursi itu di tempati oleh orang lain. Mungkin karena lampu sengaja di buat temaram membuat Alicia tidak sadar jika ketiga sahabatnya itu memperhatikan nya.
Sampailah di titik dimana Angga yang mencium Alicia. Ketiga gadis itu menganga, mereka bangkit sambil menutup mulut dengan tangan mereka. Saling melirik. Sementara semua penonton hanya fokus pada Anggara sehingga mereka tidak melihat adegan panas di salah satu kursi paling depan.
" Woww, Del, potret Del, abadiin, ini pemandangan langkah, jarang - jarang kita bisa lihat adegan ciuman hot secara langsung, "Ayu menepuk bahu Adel membuat wanita itu tersentak kaget. Tanpa pikir panjang, Adel mengambil ponsel dan memotret nya.
"Gila, bibir Alicia di sosor euy, pantesan dia gak ngajak kita buat bolos bersama, taunya sudah mempersiapkan skenario romantis, di depan mantan pula," Timpal Vio geleng - geleng kepala sambil menahan tawa.
"Eh, Lo lihat deh ekspresi Anggara, kaya kebakaran jenggot. Aduh, panas bingits, gerah, kepala pusing euy." Ayu terkekeh pelan melihat Anggara yang sudah kepanasan.
"Kalo ada adu jotos lebih seru lagi nih," Tukas Adel."Aduh, ke halangan sama dua gadis itu."Adel frustasi karena foto yang dia ambil tidak terlalu jelas karena dua gadis yang ada di depan nya, sementara dia tidak mungkin melangkah ke depan karena ada pagar pembatas. Akhirnya mau tidak mau, Adel harus melakukan sesuatu, mengusir dua tikus dari tempatnya.
Awalnya kedua gadis itu merasa aneh, tapi Adel memberikan segepok uang bernilai 5 juta, kedua gadis itu menyingkir dan mempersilahkan Adel, Vio dan Ayu bergeser hingga posisi Adel berada tepat di samping Alicia. Dengan jarak yang dekat, potret pun di ambil, bahkan mereka mem videokan adegan dimana tangan Angga terus menarik tubuh Alicia agar semakin mendekat dengan nya. Bukan nya fokus pada konser yang kembali ke suasana awal sebelum Anggara tau keberadaan Alicia. Ketiga gadis itu hanya menonton adegan panas yang di lakukan Angga pada Alicia.
Mungkin karena suasana membuat Alicia tidak sadar bahwa dirinya sedang di pertontonkan oleh ketiga gadis tak berakhlak itu.
Kembali ke saat ini.
"Ngomong - ngomong, udah berapa lama Lo pacaran sama Alicia?" Tanya Vio penasaran.
"Hhmm, berapa lama ya?" Angga tampak berpikir, dia melirik Alicia yang juga melotot ke arah nya sambil menggeleng kepala."Mungkin sekitar 18 tahun yang lalu."
"Haa?!" Tak hanya Vio, Adel dan Ayu yang terkejut, tapi Alicia juga ikut terkejut. 18 tahun? Ngada - ngada nih cowok, kalo bohong pinter dikit napa. Alicia memijit pangkal hidung nya.
"Kok bisa?" Tanya Mereka bersamaan.
Angga tersenyum tipis."Karena Alicia sudah di takdir dari lahir cuma untuk Gue seorang."Menunjuk dirinya.
Alicia mendelik tajam."Kepercayaan diri selangit Lo."
" Ohwww, sosweet, "Ayu malah memandang dengan kagum." Boleh gak Gue jadi pacar kedua Lo." Pandangan penuh harap. Sampai Alicia di buat bengong.
"Gue juga mau dong daftar jadi pacar Lo." Timpal Adel dengan senyum malu - malu.
"Kalo Gue langsung aja ya jadi Istri Lo, gak papa deh Alicia jadi selir nya." Ucap Vio, seketika tubuh Alicia meradang. What? Seorang Alicia jadi selir? Judul macam apa itu, Gue gethok juga yang punya novel. Alicia memandang tajam
"Gimana ya?" Angga tampak berpikir, Alicia sudah menatap tajam."Boleh aja sih sebenernya--"Ucapan nya tergantung saat Alicia menggebrak meja membuat semua terperanjat kecuali Angga.
"Lo bilang apa? Lo mau jadi pacar dan Istri nih cowok? Lo tau siapa cowok yang ada di depan Lo semua?" Tanya Alicia dengan nada sedikit tinggi, ketiga gadis itu langsung menggeleng.
"Siapapun dia gak papa lah, yang penting mukanya bisa jadi obat penghilang setres," Seru Vio masih tersenyum manis seperti orang yang baru jatuh cinta.
"Lagian Lo kenapa pelit banget sih sama kita, Lis. Punya pacar seganteng ini masa gak mau bagi - bagi sih." Ayu mendengus dan kembali tersenyum pada Angga. Alicia memutar bola matanya jengah. Lo kira cemilan di bagi - bagi.
Jari tangan Adel bergerak nakal di atas meja, berjalan dengan jari menuju tangan Angga berada. Alicia menatap tajam arah jari - jari itu melangkah, spontan Alicia menghalangi jari itu dengan meletakkan gelas minuman tepat di depan tangan Angga membuat jari Adel malah menempel ke gelas itu. Ingin protes tapi melihat tatapan tajam Alicia menciutkan nyali gadis itu.
Alicia menatap sengit ketiga sahabat nya."Lo, Lo dan Lo." Tunjuk Alicia pada mereka secara bergantian."Buka mata Lo bertiga lebar - lebar dan lihat baik - baik siapa cowok ini."Ketiga gadis itu bingung. Dengan gemas Alicia mulai mengacak - acak rambut Angga, sang pemilik hanya diam membiarkan Alicia melakukan apapun yang dia inginkan.
Dengan kesal, tangan Alicia membuka paksa jas Angga, mengancingkan kemeja Angga sampai ke atas, dia mengambil kaca mata bulat yang pria itu simpan ke dalam saku jas nya. Dan saat Alicia bergeser."Lihat nih?!"
Ketiga gadis itu saling pandang, merasa tak asing dengan penampilan dan wajah itu. Tapi detik kemudian, mata ketiga gadis itu terbelalak kaget, mereka bangkit dengan kasar sambil menunjuk ke arah Angga." WHAT THE HELL?! "