NovelToon NovelToon
Ibu Susu Bayi Kembar Tuan Barra

Ibu Susu Bayi Kembar Tuan Barra

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Anak Kembar / Menikah Karena Anak
Popularitas:532.6k
Nilai: 5
Nama Author: Buna Seta

Aryani Faizah yang sedang hamil tua mengalami kecelakaan tertabrak mobil hingga bayi yang ia kandung tidak bisa diselamatkan.
Sang suami yang bernama Ahsan bukan menghibur justru menceraikan Aryani Faizah karena dianggap tidak bisa menjaga bayinya. Aryani ditinggalkan begitu saja padahal tidak mempunyai uang untuk membayar rumah sakit.

Datang pria kaya yang bernama Barra bersedia menanggung biaya rumah sakit, bahkan memberi gaji setiap bulan, asalkan Aryani bersedia menjadi ibu susu bagi kedua bayinya yang kembar.

Apakah Aryani akan menerima tawaran tuan Bara? Jika mau, bagaimana kisah selanjutnya? Kita ikuti yuk.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Pecat saja Barra, Faiz itu selalu keluyuran jika tidak ada kamu." Chana nimbrung ketika Barra mengintrogasi Faiz lantaran bertemu dengan Ahsan di taman kompleks.

Faiz dan juga Barra menoleh cepat ke arah Chana yang berjalan ke arahnya. Keduanya kesal, mengapa juga wanita itu selalu ikut campur.

Namun, Barra segera beranjak ke kamar tidak melanjutkan debat dengan Faiz, juga tidak menanggapi aduan Chana.

Faiz merasa lega karena bebas dari amukan Barra, kemudian ke dapur hendak melanjutkan makan. Dia juga tidak mau merespon nyinyiran Chana.

"Dasar tidak sopan, diajak bicara malah nyelonong makan" Chana tiba-tiba sudah berdiri di samping meja makan, menatap geram wajah Faiz yang hendak menyendok nasi, tapi lagi-lagi gagal.

"Maaf Nyonya, karena tuduhan Nyonya jika saya wanita yang sering kelayapan itu tidak benar." Faiz membantah. Seingatnya selama sebulan lebih bekerja bersama Barra, pergi tidak izin hanya dua kali, selebihnya Barra yang mengajak.

"Jangan mengira saya tidak melihat, kamu tadi janjian bertemu mantan suami kamu di taman, kan." Chana membuka rahasianya sendiri ketika mengintai Faiz.

"Oh... jadi Nyonya yang laporin saya ke Tuan Barra?Saya tadi bertemu mantan tidak sengaja kok Nyonya..." Faiz menahan kesal, untuk apa juga dia usil. Faiz merasa aneh, apa mau Chana? Jika dia dekat dengan Barra, Chana cemburu, tapi ketika bertemu Ahsan tidak sengaja pun Chana mengadu domba.

"Katanya mau makan, nanti keburu si kembar bangun," suara bariton menghentikan perdebatan antara Faiz dengan Chana.

"Sebenarnya saya sudah lapar Tuan, mau makan sejak tadi, tapi kan Nyonya Chana ngajak debat. Kalau tidak saya tanggapi nanti beliu marah." Faiz melirik Chana yang menatapnya tajam.

"Sudah-sudah kita makan" Barra membalik piring.

Faiz mengerutkan kening, kemarahan Barra yang meledak-ledak ketika baru pulang tadi tidak nampak lagi. Justru menatapnya teduh. Mungkin ketika pulang tadi, Barra diikuti jin galak dan sekarang jin itu pindah ke tubuh Chana.

"Saya ambilkan Tuan" Faiz ambil piring di depan Barra, meletakkan nasi dan juga lauk, sengaja memanas-manasi Chana dan akhirnya berhasil. Chana semakin marah pada akhirnya melengos pergi.

Di meja makan pun menjadi sunyi, karena keduanya makan tidak menggunakan sendok. Sebab, menu makan siang itu lebih santai disantap menggunakan tangan.

"Tuan mau kopi?" Tanya Faiz ketika selesai makan menumpuk piring kotor, lalu melirik Barra yang tengah menyecap air putih.

"Boleh, tapi jangan melamun seperti tadi malam, nanti kopi saya kamu kasih garam lagi" sindirnya menoleh Faiz sekilas.

Faizah tidak menjawab, ia angkat piring kotor membawa ke dapur. Dia terpaksa tidak mencuci piring terlebih dahulu, cepat-cepat merebus air kemudian membuat kopi. Tentu saja khawatir disangka melamun.

"Kopinya Tuan..." Faiz sudah kembali.

"Terima kasih" Barra menarik cangkir kopi yang masih ngebul lebih dekat.

"Masih panas Tuan..." Faiz mengingatkan. Ngeri jika Barra meneguk kopi saat ini.

"Jelas panas Faiz, tidak mungkin juga saya minum sekarang juga, bisa melepuh lidah saya" Barra menjawab panjang.

"Oh iya, ngomong-ngomong kopi buatan kamu enak juga." Barra pun akhirnya senyum-senyum ingat ketika minum kopi buatan Faiz malam tadi.

"Saya hanya mengikuti saran bibi Tuan, kalau membuat kopi air panasnya tidak boleh dari dispenser, mengapa begitu Tuan?" Tanya Faiz, sebenarnya jika di rumah pun setiap membuat kopi untuk Ahsan harus merebus air lebih dulu lantaran tidak punya dispenser.

"Iya, kalau pakai air panas dari dispenser tidak matang kopinya" Barra menjelaskan, mengapa alasan memilih kopi yang diseduh dengan air masak, karena panasnya seratus persen, sementara suhu panas dispenser hanya sampai delapan puluh, paling tinggi sembilan puluh.

Faiz manggut-manggut, walaupun dia pun sebenarnya juga tahu.

 "Saya tadi pulang cepat karena meninjau lokasi rumah Chana yang mulai dibangun" tutur Barra pada akhirnya bercerita tanpa Faiz tanya.

"Oh gitu..." Faiz pun senang jika Chana pindah. Sebenarnya tidak punya hak untuk mengatur Chana mau tinggal di mana. Namun, Faiz juga ingin bekerja dengan nyaman dan tenang.

"Tapi... apakah Nyonya Chana nanti mau pindah Tuan" Faiz ragu, sebab Chana sepertinya menyembunyikan sesuatu dari Barra.

"Harus maulah" Barra akan memaksa Chana jika tidak mau pindah.

"Nyonya sepertinya menyimpan perasaan pada Tuan" Faiz berspekulasi.

"Menyimpan perasaan?" Barra balik bertanya.

"Menyimpan perasaan cinta maksudnya Tuan..." Faiz greget, karena Barra tidak paham juga harus diperjelas.

"Uhuk-uhuk" Barra terkejut, sampai tersedak saat menyeruput kopi yang pertama kali.

"Ngawur kamu" Barra melotot. "Dari mana kamu bisa menyimpulkan seperti itu? Mana ada Ibu tiri menyukai anak tiri." Barra geleng-geleng kepala.

"Banyak di novel-novel yang sering saya baca Tuan" Faiz pun tertawa.

"Dih, novel kamu baca." Barra pun akhirnya menghabiskan kopi, mereka lantas berpisah. Barra ke ruang kerja akan menyelesaikan pekerjaan, sementara Faiz ke kamar.

.

Waktu terus berjalan, Faiz bekerja di kediaman Barra sudah selama enam bulan. Selama itu, dia lewati tidak mudah. Keributan di rumah itu seperti di sinetron saja. Sebab, apapun yang Faiz lakukan selalu salah di mata Chana. Sabar ada batasnya, jika terus difitnah siapa yang tidak akan melawan? Tidak terkecuali Faiz. Jika memang dia benar, maka akan menjelaskan dengan cara yang halus. Namun, justru menambah emosi Chana di keesokan hari dan seterusnya.

Suatu ketika, Chana akhirnya pindah ke rumah yang baru, Faiz sedikit lega. Tetapi muncul masalah baru, Ahsan mantan suaminya sering telepon maupun kirim pesan ingin mengajak kembali hidup bersama. Walaupun Faiz sudah beberapa kali menolak. Gara-gara itulah yang sering membuat Barra marah karena cemburu, menambah kepala Faiz pusing tujuh keliling.

Hingga tiba saatnya Faiz harus pergi, karena habis masa kontrak kerjanya. Namun, belum berbicara dengan Barra, tapi dia sudah siap-siap. Walau demikian, Faiz merasa berat untuk berpisah dengan si kembar yang sudah bisa mengenali dirinya. Jika Faiz hendak mandi atau makan pun, si kembar menangis tidak mau dia tinggal. Yang lebih menyedihkan Faiz, bagaimana mungkin si kembar disapih begitu saja, padahal mereka tidak mau makanan padat walaupun sudah dicoba. Sedangkan mereka tidak mau minum susu formula. Pernah juga Faiz coba pakai sendok, walaupun masuk ke perut, tapi kulit si kembar justru bintik-bintik merah dan gatal-gatal menyebabkan mereka rewel.

"Tolong jangan pergi ya, Kak." Dilla memohon sejak kemarin sampai menangis, karena dia merasa belum bisa mengatasi si kembar seorang diri.

"Aku juga ingin menunda dulu La" Faiz ingin menunggu Barra pulang dari luar negeri.

"Siapa yang menyuruh kamu menunda pergi?! Pergi sekarang juga, karena saya sudah ada orang yang lebih tepat memberi asi si kembar." Chana tiba-tiba datang ke kamar dan membawa seorang wanita.

...~Bersambung~...

1
Sunaryati
Benar kata Barra menjadi artis Holywood bertahun-tahun, masa tak punya uang.
Eka ELissa
tinggal minta di bntu cari penipu itu aj pling bara mau bntu Lesa...knpa kmu mo tipu bara coba hdewh...
Bu Kus
wah kalo benar alesan nipu bener bener sih Ale gak bisa tobat tu
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Soraya
alesha nipu biar duitnya kembali
Nuraeny
lanjut
Lia siti marlia
lah lah udah ketipu mau niat nipu kamu sakkit yan alesa minta tolong sama orang yang sudah kamu sia sia kan ihhhhhh
Ani Basiati: lanjut
total 1 replies
Dartihuti
wkwkwkwk ponakan tante sama" ular licik ingin bodohi tp kurang menyakinkan dramanya🤭🤭
🌷💚SITI.R💚🌷
aktingy terlalu tdk meyakinkan tp knp bisa jd aktris holywood ya..bagus faiz trs waspada
Amy
aduuuh ale2 sachet,, bakat aktingmu, tidak mempan ama Barra dan Faiz
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Nuraeny
lanjut
Lia siti marlia
emh kasian kamu alesa ....siapa tuh yang telpon jangan jangan c alesa
neng ade
jangan diangkat Faiz .. itu Alesha paling juga mau kasih tau kalau Chana pingsan
Rina
Apakah yang menelepon itu Alesha yang mau ngabarin soal Chana 🫢🫢🫢
🌷💚SITI.R💚🌷
mau kasian gmn sm alesga krn dia yg ceroboh sendiri dan ga mikir kesalahan dia..ayo faiz jangan ksh celah
🍁ᴍɪᴍɪ❣️💋🄻🄺-🄰🄿🄿🄻🄴👻ᴸᴷ: Semua terjadi karena ulahnya sendiri masih gak bisa belajar dari pengalaman selalu mengulang kesalahan yang sama ceroboh dan sok paling hebat padahal zonk🤣
total 1 replies
neng ade
hancur semua nya ya Alesha.. itu semua karena ulah mu sendiri ..
Lia siti marlia
nahkan sekarang aku setuju samapa chana coba kamu dengerin ucapan tantemu kamu gak akan kehilangan hartamu alesha
Sunaryati
Benarkan uang melayang tak bisa tebus tanah yang digadaikan. Alamat hidup di jalanan, Alesha
Bu Kus
sukur tu sok Sokan sih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!