Ayunda Maharani seorang Siswi yang baru saja lulus sekolah SMU, telah di jebak oleh Ibu dan juga kakak tirinya, dan Ayunda di paksa menyerahkan malam pertamanya dengan seorang Duda kaya.
Demi membiayai Ayahnya yang terbaring lemah di Rumah Sakit, kini Ayunda terpaksa dan rela melakukan semua itu
Seorang duda yang telah di vonis mandul ini akhirnya nekat mengikuti rencana dari Neneknya. Dengan meminum ramuan dari sahabatnya sang Nenek, akhirnya Leon mencobanya dengan seorang wanita bayaran yang sudah dipersiapkan oleh Neneknya.
Akan kah ramuan tersebut berhasil membuat cucu satu-satunya dari generasi terakhir keluarga Argantara memiliki seorang keturunan? Padahal sebelumnya Leon pernah menikah dengan wanita yang dicintainya selama lima tahun lamanya dan pernikahannya harus kandas karena sang istri telah berselingkuh di belakangnya.
Mampukah Ayunda menjadi obat penawar luka hatinya Leon, dan memberikan kebahagiaan untuknya dan juga keluarga Argantara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu kembali dengan masalalu
Setelah mengantar Ayunda dan Rian kembali ke Mansion, kini Leon bergegas pergi menuju perusahaan. Selama dalam perjalanan ia terus saja termenung atas kejadian yang sempat tadi ia lihat.
"Apakah Ayunda bisa ku percaya? aku ingin mengetes kesetiaannya, apakah ia akan tega mengkhianati ku atau tidak, kita lihat saja nanti!" ucapnya bermonolog.
Setibanya di kantor, seperti biasanya Daniel dan Roy menyambut kehadirannya.
"Kebetulan sekali Tuan sudah datang, satu jam lagi kita akan mengadakan pertemuan penting dengan klien baru kita, dari perusahaan City Air, beliau sudah satu bulan yang lalu mengajukan proposal untuk proyek baru kita, Tuan!" ungkap Roy sembari memberikan dokumen penting kepada Leon, dan Leon meraihnya dengan cepat, sedangkan Daniel ia duduk di kursi sofa dengan santainya, mengingat pekerjaannya yang sudah selesai sedari tadi.
"Baiklah Roy, dimana kita akan melakukan pertemuan dengan klien pemilik perusahaan City Air?" Leon menatap serius ke arah Roy
Beliau meminta kita bertemu di salah satu Hotel miliknya, Tuan!" jawab Roy. Leon sampai mengernyitkan dahi.
"Hotel miliknya, Kenapa mesti disana?"
"Saya juga kurang tahu Tuan, tapi ia memaksa untuk melakukan pertemuan disana!" jawabnya kembali.
Leonard sempat merasa curiga, namum ia buru-buru menepisnya. Dan tetap berpikir secara positif.
"Ikuti saja permintaan klien itu Leon, apalagi City Air merupakan perusahaan maskapai besar, kali saja akan memberikan keuntungan banyak untuk perusahaanmu ini!" usul dari Daniel memang ada benarnya. Dan akhirnya Leon memutuskan untuk menyetujui pertemuannya di salah satu Hotel milik Kliennya.
Sekitar hampir satu jam lebih perjalanan menuju Hotel, Leon sempat terjebak karena macet, apalagi mulai padatnya arus lalu lintas di saat jam segini.
Dengan langkah yang cepat, Leon bergegas pergi menuju lantai lima Hotel Blue Forest.
Rupanya kehadirannya sudah di tunggu oleh pemilik perusahaan, tak lain orang tersebut adalah seseorang yang sudah Leon kenal sedari dulu
"Loh, Evelin...jadi kau sekarang adalah pemilik perusahaan City Air?" tanya Leon masih tak percaya.
Evelin beranjak dari tempat duduknya lalu ia mendekat.
"Aku hanya mewakili Papahku, karena saat ini beliau sedang sakit keras, dan Papahku menginginkan kerjasama dengan perusahaan milikmu, Leon! Kamu apa kabar, lama juga kita tak jumpa!" Evelin sampai menatap dalam Leon.
"Kabar ku baik Lin, semoga Papahmu segera sembuh, kau sendiri bagaimana?"
" Terimakasih Leon, Seperti yang kau lihat saat ini aku selalu baik-baik saja!" jawabnya sampai melempar senyum.
'Leonard Argantara, akhirnya aku bisa bertemu lagi denganmu, sepuluh tahun sudah kita tak bertemu setelah kau lebih memilih Flora ketimbang aku, dan sekarang kau sudah tak lagi hidup bersamanya, aku akan coba untuk bisa dekat lagi denganmu!' batinnya mantap.
'Aih.... kenapa mesti bertemu kembali dengan Evelin? Aku merasa tidak enak karena dulu aku pernah menolaknya dan lebih memilih Flora, ternyata pilihanku jatuh terhadap wanita yang salah!' sesal nya dalam hati.
Kemudian Evelin mencoba untuk berjabat tangan dengan Leon, pria yang sampai saat ini tak pernah bisa ia lupakan, begitu besar rasa cintanya terhadap Leon sampai-sampai ia masih menyimpannya selama sepuluh tahun lamanya.
Evelin tiada hentinya menatap dalam Leon, sedangkan Leon, ia merasa canggung ditatap seperti itu.
"Ok, baiklah Evelin...ehhhh, sebaiknya kita mulai dengan kerjasama kita, untuk proposal yang telah di ajukan oleh perusahaan milik Papahmu, aku sangat tertarik, dan semoga kerja sama kita bisa terjalin dengan baik!" Leon sampai melempar senyum ke arahnya dan Evelin pun membalasnya, hatinya bahkan sampai berbunga-bunga.
Hampir dua jam lebih mereka melakukan beberapa diskusi untuk proyek baru kedepannya, akhirnya Leon memutuskan untuk segera pulang ke Mansion karena, hari sudah mulai gelap, ditambah ia sangat merindukan istri kecilnya, sedari tadi ia terus saja membayangkan wajahnya, dan sudah tak sabar ingin memeluk serta menciumnya.
"Baiklah Evelin, sampai jumpa lagi, nanti jangan lupa jumat depan kita akan melakukan rapat gabungan dengan para pemilik saham lainnya, kau jangan sampai tidak datang!" Ucapnya memperingatkan.
"Tenang saja Leon, kau tidak usah khawatir! Lagian kau kenapa buru-buru mau pergi? Padahal aku ingin mengajakmu makan malam bersama!" Evelin tanpa ada rasa malu berupaya mendekati Leon kembali.
Leon malah kembali tersenyum ke arahnya."Maaf sekali Lin, di mansion sudah ada seseorang yang menungguku dan akupun sudah sangat merindukannya." jawabnya sembari membayangkan wajah cantik Ayunda.
Deg!
Tiba-tiba saja Evelin terdiam sejenak, ia tidak mengerti apa yang telah diucapkan oleh Leon barusan.
"Maksud mu? Bukankah kau dan Flora sudah bercerai tiga tahun yang lalu? Apakah kau dan dia telah rujuk kembali?" tanyanya masih tak percaya.
"Aku tidak akan mungkin memungut seorang wanita yang sudah aku buang kedalam tong sampah, aku sudah menikah lagi Lin, adalah sekitar satu mingguan, lain waktu aku akan memperkenalkan istriku padamu!" Dengan rasa bangganya Leon mengatakan hal demikian kepada Evelin.
Tanpa menyadari Evelin merasakan sakit yang mendalam, rasa sakit yang pernah ia rasakan ketika cintanya ditolak oleh Leon dan kini ia harus menerima pil pahit kembali, dimana pria yang ia anggap berstatus duda ini rupanya sudah menikah lagi, Evelin seolah tidak terima, ia sampai mengepalkan tangan.
'Dulu aku mengalah kau dimiliki oleh Flora karena Flora terus saja mengancam akan membunuh ku kalau aku berusaha untuk mendapatkan cintamu, Leon! tapi sekarang aku sudah tidak mau seperti itu lagi, aku harus merebut Leon dari tangan istrinya, apalagi usia pernikahan mereka masih seumur jagung!' batinnya seraya tersenyum licik.
"Kalau begitu selamat atas pernikahan mu Leon, aku ingin sekali mengenal istrimu! Kapan-kapan pertemukan aku dengannya!" ujarnya sambil tersenyum hambar.
"Off course Evelin, dengan senang hati aku akan memperkenalkan istriku padamu, semoga kalian bisa berteman dengan baik, karena istriku sangat pemalu dan kurang pandai bergaul." ucapnya sampai menggeleng.
"Ha..ha..ha! Kamu tenang saja Leon, aku yakin istrimu dan aku akan menjadi teman yang baik!" jawabnya sambil menyeringai pahit, matanya berkilat tajam.
'Kita lihat saja nanti, aku pastikan kau dan istri barumu itu tak akan bertahan lama mengarungi bahtera pernikahan kalian!' batinnya sangat yakin.
Akhirnya Leon bergegas pulang menuju Mansion.
Ayunda terus saja menggeser gorden jendela kamarnya yang menghadap ke arah halaman depan Mansion, rupanya ia menantikan kepulangan suaminya, sambil mengusap perutnya yang masih rata, ia tak menyangka bersikap seperti ini, dan tanpa tersadar ia selalu memikirkan suaminya, pikirnya mungkin ini semua adalah bawaan dari si jabang bayi.
'Kenapa juga aku menunggu kepulangannya? Biasanya juga aku tak peduli, tapi mengapa hari ini aku selalu mengingatnya? Apakah karena janin di dalam rahimku mulai merindukan Papahnya?' batinnya tak percaya
Tak lama yang di tunggu pun datang, Ayunda merasa bahagia saat sang Suami telah kembali dari tempat ia bekerja.
Ia pun bergegas menghampiri dan menyambut kedatangan Leon.
Saat pintu ruang utama di buka, Leon tak menyangka bahwa Ayunda sudah berada di balik pintu dan kini tepat berada di hadapannya.
"Tumben sekali istri kecil ku menyambut kepulangan ku, ada apakah gerangan?" Leon sengaja ingin menggoda Ayunda.
Merasa di ejek, tiba-tiba saja Ayunda menjadi kesal, perkataan dari Leon telah membuat moodnya menjadi berubah.
Leon sendiri paling suka menggoda Ayunda apalagi kalau Ayunda sampai mengerucutkan bibirnya, rasanya ia ingin segera melahapnya.
Dan benar saja, tanpa ada rasa malu, tangan Leon bergerak menuju tengkuk lehernya dan tanpa adanya aba-aba ia mencium si bibir kerucut sang istri, sampai-sampai Ayunda terbelalak, ia tak percaya dengan tindakan dari Leon.
Sedangkan Rian yang tak sengaja melintas, ia menyaksikan langsung wanita yang disukainya bermesraan dengan Om nya sendiri.
'Dasar brengsek, kalian sengaja ya mengumbar kemesraan di depan umum hah, sangat menjijikan!' gerutunya dalam hati.
Bersambung...
🌹🌹🌹🌹🌹