Dua minggu yang lalu, Rumi Nayara baru saja kehilangan bayi laki-lakinya setelah melahirkan. Lalu, seminggu kemudian suaminya meninggal karena kecelakaan. Musibah itu menjadi pukulan berat bagi Rumi. Hingga suatu ketika ia bertemu dengan bayi laki-laki yang alergi susu botol di rumah sakit, dan butuh ASI. Rumi pun menawarkan diri, dan entah mengapa ia langsung jatuh cinta dengan bayi itu, begitu juga dengan bayi yang bernama Kenzo itu, terlihat nyaman dengan ibu susunya.
Tapi, sayangnya, Rumi harus menghadapi Julian Aryasatya, Papa-nya baby Kenzo, yang begitu banyak aturan padanya dalam mengurus baby Kenzo. Apalagi rupanya Julian adalah CEO tempat almarhum suaminya bekerja. Dan ternyata selama ini almarhum suaminya telah korupsi, akhirnya Rumi kena dampaknya. Belum lagi, ketika Tisya— istri Julian siuman dari koma. Hari-hari Rumi semakin penuh masalah.
“Berani kamu keluar dari mansion, jangan salahkan aku mengurungmu! Ingat! Kenzo itu adalah anak—?”
Siapakah baby Kenzo?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24. Perjanjian Dari Julian
Rumi mendesah, menaruh gelas ke meja dengan sedikit keras. “Bapak ini … bisa-bisanya nyusul ke sini. Saya kira tadi mau serius kerja sama dokumen itu.”
Julian membuka mapnya, menaruh kertas di atas meja bundar kecil. “Ini memang serius,” jawabnya datar.
Rumi memalingkan wajah, menatap taman. “Kalau memang serius, kenapa harus bawa ke balkon? Di dalam kan lebih nyaman.”
“Karena kamu ada di sini,” sahut Julian tenang, matanya tak lepas dari kertas.
Rumi tercekat. “Hah? Maksudnya apa lagi itu?”
Julian meletakkan pulpen di atas kertas, akhirnya menoleh, menatap lurus pada Rumi. “Kamu pikir saya tidak tahu kenapa kamu memilih duduk di sini daripada berbaring di ranjang? Kamu sengaja menghindar.”
Rumi menahan napas. Wajahnya memanas, tapi ia mencoba menyembunyikannya dengan kembali meneguk susu coklat. “Saya hanya ingin udara segar. Apa itu salah?”
Julian menggeleng tipis. “Tidak salah. Yang salah adalah kamu menganggap perhatian saya sebagai beban.”
Rumi menoleh cepat, alisnya terangkat tinggi. “Karena memang begitu adanya! Bapak terlalu … mengatur. Seakan saya ini tidak bisa apa-apa. Padahal saya masih bisa berdiri, masih bisa makan sendiri, masih bisa menjaga diri.”
Julian mencondongkan tubuh, sikapnya tetap dingin namun matanya tajam. “Kamu baru saja keluar dari kamar mandi dengan wajah pucat. Kalau saya tidak memaksa, kamu pasti tidak akan makan. Kalau saya tidak menggendong, mungkin kamu sudah jatuh. Itu fakta, bukan pengaturan.”
Rumi menggigit bibir bawahnya. Ucapan itu menusuk, tapi benar adanya. Ia memilih diam, menunduk menatap gelas di tangannya.
Julian kembali duduk tegak, jemarinya mengetuk meja—ritme pelan tapi terdengar jelas di tengah keheningan. “Saya tidak peduli kalau kamu merasa terganggu. Yang saya pedulikan adalah kesehatanmu. Karena kamu … bagian dari lingkaran yang melindungi anak saya.”
Kalimat itu membuat dada Rumi bergetar. Ada jeda panjang sebelum ia mampu bicara. “Jadi … semua ini hanya karena saya berguna untuk baby Kenzo?”
Julian menatapnya lama, dingin, tapi ada sesuatu yang bergetar halus di balik sorotnya. “Ya. Dan itu alasan yang cukup untuk saya memastikan kamu tetap berdiri.”
Rumi menggenggam gelasnya lebih erat. Kata-kata itu sederhana, bahkan terdengar dingin. Tapi justru di situlah letak kejujurannya. Ia menahan napas panjang, mencoba menenangkan diri.
“Kalau begitu,” katanya pelan, “saya akan buktikan kalau saya bisa kuat. Tanpa perlu Bapak repot-repot.”
Julian tidak tersenyum, tidak juga marah. Hanya menatapnya lekat, lalu menutup map dokumen dengan tenang. “Siapa nama almarhum suamimu? Dan nama perusahaan tempatnya bekerja?”
“Bisma Gusmandar, nama perusahaannya Grup Sentosa Jaya,” jawab Rumi saat menoleh kembali ke arah taman.
“Baca ini.” Julian meletakkan map yang ada di tangannya ke sisi Rumi.
Rumi lekas membaca dokumen yang ada di dalam map tersebut. Beberapa menit kemudian tubuhnya menegang, ia merasa sudah membaca dokumen tersebut dari team legal yang tempo hari datang ke rumahnya.
“Bagaimana Bapak bisa memiliki dokumen ini? Apakah Bapak sedang memata-matai hidup saya?” tanya Rumi dengan suaranya bergetar.
Pria itu terkekeh pelan, seakan sedang mengolok-olok perempuan itu. “Biasakan membaca apa pun hingga selesai, dan cermat,” sindirnya.
Rumi mengeram pelan, dan kembali membaca hingga ke halaman berikutnya. Wajahnya lantas pias saat membaca nama Julian Aryasatya selaku Direktur Utama Grup Sentosa Jaya. Astagfirullah, jadi papa-nya Kenzo atasan Mas Bisma?
“Bagaimana, sudah paham dengan yang saya maksud?” tanya Julian tersenyum sinis.
Rumi mendesah pelan seraya menutup dokumen tersebut, tatapan matanya kembali lurus ke depan. “Saya tidak pernah tahu jika suami saya telah melakukan korupsi, Pak Julian. Jika Bapak ingin saya bertanggung jawab atas kelakuan suami saya, mohon maaf ... saya tidak bisa. Selama ini saya bahkan tidak pernah diberikan uang banyak, hanya rumah yang dia beli untuk kami tempati. Dan, itu, pihak legal Bapak akan menyitanya.” Dengan susah payah Rumi berucap, ia kembali teringat perlakukan ibu mertuanya dan perempuan yang ia yakini selingkuhan atau istri muda suaminya.
“Saya sudah diusir oleh ibu mertua saya dari rumah tersebut. Hanya pakaian yang saya bawa, bahkan mahar pernikahan saya pun hampir ingin diambil. Untungnya saja Pak Ferdy menolong saya. Jika Bapak tidak percaya bisa tanyakan langsung kepada beliau, dan saya tidak bermaksud minta dikasihani, tapi berkata jujur mengenai keadaan saya. Bahwa saya tidak pernah merasakan uang yang diambil oleh suami saya,” jelasnya kembali.
Julian mengambil map tersebut, lalu membuka halaman terakhir. “Baca ini, dan tanda tangan. Sepertinya tadi kamu belum membacanya,” perintah Julian begitu dingin.
Mau tidak mau Rumi kembali mengambil map tersebut, dan membawanya sebelum menandatangani.
“Ini ... maksudnya apa, Pak?” Mata Rumi terbelalak.
“Segala asset milik almarhum suami kamu tetap akan disita karena dia sudah menggelapkan uang perusahaan selama dia menjabat sebagai manajer marketing. Termasuk, nanti akan menelusuri asset keluarganya. Jika terbukti menggunakan uang korupsi, maka akan disita. Sedangkan kamu sebagai istri almarhum tetap harus bertanggung jawab. Dengan kebaikan hati saya, saya tidak menuntut kamu membayar dengan uang. Tapi cukup menjadi ibu susu dan mengasuh Kenzo, sekaligus pelayan pribadi saya. Mengurus keperluan saya. Jika kamu menolak, berarti siap menanggung hutang suamimu itu.”
Rumi terkekeh pelan, lebih tepatnya ia menertawakan dirinya sendiri. Beberapa hari yang lalu ia menolak mentah-mentah menjadi pengasuh baby Kenzo. Dan, kini ia terjebak karena keadaan. Jika pun ia menolak, maka ia pun harus turut membayar ganti rugi ulah suaminya. Tertera di surat perjanjian sebanyak 300 juta, selain penyitaan asset.
“Lalu, saya akan menjadi pelayan Anda, Pak Julian, begitu?”
“Ya, seperti itu. Kecuali kamu ada uang untuk membayarnya, berarti tidak ada perjanjian ini. Lagi pula kamu hanya bekerja selama 2 tahun, sesuai masa asi eksklusif Kenzo. Setelah itu, kamu tidak terikat dengan perjanjian ini. Dan, dengan murah hatinya ... saya mengizinkan kamu menyelesaikan kuliah kamu, asal tugas kamu mengurus Kenzo dan saya sudah selesai.” Pria itu tersenyum licik.
Rumi memijat pelipisnya.
“Kamu tetap akan saya kasih gaji, 10 juta perbulan. Tapi, itu pun kalau kamu tanda tangani surat ini ... saat ini juga. Jika ditunda, tidak ada uang tersebut. Kamu akan bekerja dengan saya tanpa gaji!” tegas Julian sekalian ancaman.
Perempuan itu menoleh. “Anda licik juga rupanya, Pak Julian.”
Julian tersenyum miring, matanya pun menyipit. “Seorang pebisnis memang harus licik, kalau tidak ... dia akan sering dibodohi oleh musuhnya!”
Bersambung ... ✍️
tapi Kenzo juga bayi kandungnya Julian...? gimana ceritanta masi misteri...
Bagaimana Rumi terpaksa harus menikah disaat kuliah yg sudah sedikit lagi skripsi.. karena hamil...dan siapa sebenarnya yang menghamili...
Lalu Tisya.. apakah benar wanita yang sangat disayangi dan dicintai Julian?? knp dengan ipar dan mertuanya?
Jadi ibu susunya Kenzo aja dah luar biasa mana nyusu langsung lg... walaupun sebenarnya itu anak kandungnya Rumi sih...tp kan kondisinya skrg tidak asa yg tau
ataw tau ttg baby Kenzo?? 🤔🤔