Berniat memberi kejutan, Bella menemukan tunangannya melamar wanita lain, bahkan saat dia akan menghampiri pria itu, keluarga pria itu malah menariknya pergi dan mengusirnya dari rumah.
Bella tak terima, dia dibilang wanita rendah, yang berharap keuntungan dari jabatan tinggi Vero. Padahal yang membuat Vero bisa bekerja di tempat itu adalah Bella.
Merasa kesal, diperlakukan seperti itu, bahkan Vero memutuskan hubungan pertunangannya hanya dengan sebuah pesan.
Bella pergi ke sebuah klub malam, dia mabuk dan menarik seorang pria yang dikiranya penghibur di klub malam itu.
Padahal, pria itu adalah kakak dari wanita yang merebut tunangannya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Elena Sombong
Sementara Ethan, orang yang tadi menghubunginya adalah Lukas. Elena membuat keributan di kampus, karena Kikan tidak lulus. Maka Ethan pun segera pergi ke kampus.
Di kampus sendiri, Elena bahkan meminta semua orang yang berkepentingan dalam hal ini datang. Dia benar-benar mengacaukan kegiatan di kampus itu.
Para dosen tampak tidak senang. Sedangkan ketua yayasan juga bingung harus bagaimana.
"Dia sudah dua kali gagal kan? tapi dia bisa dapatkan kesempatan kedua. Kenapa sekarang tidak bisa?" tanya Elena marah.
Keputusan tentang bisa atau tidaknya Kikan mengikuti ujian ulang. Semua itu diputuskan oleh para guru besar. Semua itu atas permintaan Panji dan jaminan dari Anton. Kalau Kikan akan berhasil di ujian ulangnya.
Kalau dipikir-pikir, sungguh banyak sekali hal yang sudah Bella lakukan untuk Kikan. Namun wanita itu tidak pernah menganggap hal tersebut berarti. Bukan hal mudah, untuk bisa memberikannya kesempatan kembali ujian ulang. Seperti sekarang, bahkan sudah lebih dari tiga jam perdebatan ini masih tidak ada hasil.
Sedangkan Elena, dia benar-benar hanya mengandalkan kekuasaan dan jabatan yang dimiliki oleh kakaknya. Untuk menekan kepala yayasan.
"Orang yang bahkan sudah tiga kali gagal. Apa masih bisa di beri kesempatan lagi?" seorang dosen ya memang sudah merasa jengah dan muak dengan orang-orang seperti Kikan dan Elena angkat bicara.
Kalau dulu, dia diam. Karena menghormati Panji dan Anton. Sekarang dosen itu tidak lagi diam. Setelah mengetahui, kalau Panji dan Anton sudah angkat tangan. Mau Kikan lulus ujian atau tidak. Mereka tidak lagi ikut campur dan tidak akan menjamin juga.
Makanya semua yang ada di ruangan itu kompak. Tidak memberikan Kikan ujian ulang.
"Jaga bicaramu! kalian harusnya berpikir. Kenapa Kikan sampai tidak lulus. Pasti cara mengajar kalian yang tidak benar!"
Elena yang sombong, Dia mungkin lupa sedang berbicara dengan siapa di ruangan itu. Disana adalah orang-orang yang telah banyak menelurkan para pejabat para pengusaha dan para seniman juga ilmuwan yang pintar dan sukses.
Bahkan apa yang dikatakan Elena itu memang seorang dosen senior terkekeh pelan.
"Kamu bicara seperti kamu bisa mengajarinya. Orang yang sedang kamu belain ini adalah peringkat paling akhir selama 3 semester berturut-turut. Tuan Panji dan tuan Anton, bahkan menjamin dengan kredibilitas mereka juga berusaha mengajarinya dengan berbagai metode. Tapi tetap saja. Orang ini gagal dan gagal lagi. Tolong jangan membuat nama baik kampus yang sudah beberapa dekade menjadi kampus terbaik"
Kata-kata dosen senior itu cukup menohok sebenarnya. Dan Elena semakin kesal.
"Apa masalahnya? aku bisa menjamin dia akan lulus kalau di beri kesempatan ujian ulang" kata Elena.
Elena tentu saja berusaha untuk menyenangkan tunangan dan keluarganya. Sama halnya dengan apa yang pernah dilakukan oleh Bella dulu. Jadi, dia berusaha untuk terus membuat Kikan bisa ikut ujian ulang.
"Kamu yang jamin, kamu siapa? pernah punya prestasi apa? apakah kata-katamu bisa dipegang? atau hanya omong kosong belaka?" tanya salah satu dosen lain.
Elena merasa geram sekali.
"Lalu siapa Panji dan Anton itu? kenapa kalian bisa memberikan kesempatan pada Kikan saat mereka yang menjamin? apa hebatnya mereka? aku akan bayar berapapun. Kikan harus bisa ikut ujian ulang!" Elena masih bersikeras.
Padahal, tidak melulu setiap hal itu bisa dikendalikan oleh uang. Contohnya masalah yang terjadi di sini.
Bahkan saat Elena bicara seperti itu. Semua orang malah memandangnya dengan remeh. Sedangkan kepala yayasan sudah berkeringat dingin.
"Nona Elena, sebaiknya..."
"Sebaiknya apa? aku tidak mau tahu. Kalian semua harus menyetujui surat pernyataan itu. Kalian harus memperbolehkan Kikan mengikuti ujian ulang!"
Kikan yang berada di belakang Elena mengangguk cepat. Dia akan membela Elena, tentu saja, karena Elena sedang membantunya.
"Tidak"
"Tidak akan pernah"
"Aku juga tidak"
Jawaban dari beberapa orang membuat Elena kesal.
"Kalau begitu pecat saja mereka yang tidak setuju pak Darwin" pekik Elena pada kepala yayasan.
Darwin benar-benar sudah berkeringat dingin, bahkan wajahnya juga sudah pucat. Para dosen dan guru besar ini. Dia bahkan harus berhati-hati bicara pada mereka. Mana mungkin memecat mereka.
"Nona Elena, tenang dulu..."
"Pecat mereka, atau aku akan membuat kamu dipecat!" gertak Elena lagi.
Kikan sudah merasa begitu bangga di belakang Elena. Dia pikir, Elena yang begitu kaya dan berkuasa. Pasti bisa membantunya. Bella saja bisa, kenapa Elena yang lebih kaya daripada Bella tidak bisa.
"Ada apa ini?"
Semua orang segera menoleh ke arah pintu. Lukas membuka pintu ruangan itu, dan Ethan masuk ke dalam ruangan itu dan langsung berdiri di depan semua orang.
"Kakak" kata Elena.
Elena segera menghampiri Ethan. Merangkul lengan Ethan dengan begitu manja.
"Kakak, mereka semua menentang apa yang aku inginkan! pecat saja mereka semua kakak!"
Kikan yang baru pertama kali melihat Ethan. Sampai terperangah, balutan jas dengan wajah tampan rupawan itu sungguh membuat jantungnya berdetak kencang ketika melihat Ethan.
'Tampan sekali!' teriak Kikan dalam hatinya.
Alih-alih langsung membela Elena, Ethan menoleh ke arah Darwin.
"Ceritakan apa yang terjadi!" seru Ethan.
Darwin segera menceritakan semuanya pada Ethan. Tidak kurang tidak lebih, karena dia ada di kubu netral.
Ethan segera menoleh ke adiknya.
"Apa kamu tidak punya pekerjaan?" tanya Ethan pada Elena.
Elena yang mendapatkan teguran dari kakaknya seperti itu. Dan dengan ekspresi wajah yang sangat serius. Melepaskan tangannya dari lengan Ethan.
"Kakak, aku akan kembali ke kantor. Selesaikan dulu masalah ini. Aku tidak mau tahu, Kikan harus bisa ikut ujian ulang!"
"Apa kamu pikir dia mampu?"
"Kakak" rengek Elena.
"Tiga kali gagal! harusnya dia sadar diri. Jangan menyusahkan orang-orang disini. Keluarkan saja orang bodohh seperti dia dari sini!"
Kikan membelalakkan matanya. Rasanya dia mau pingsan. Kata-kata Ethan itu kejam sekali.
"Kak Elena..." lirih Kikan.
Elena tidak mau sampai apa yang dia inginkan tidak terwujud. Dia akan sangat malu pada Kikan. Dimana dia letakkan wajahnya nanti saat bertemu Vero dan kedua orang tua tunangannya itu.
"Kakak..."
"Kembali ke perusahaan! jika masih ingin menjadi anggota keluarga Meyer! Aku selalu mentolerir apapun yang kamu lakukan! tapi kalau menyangkut masalah kehormatan pada dosen dan guru besar. Jangan menguji kesabaranku. Pergi!" bentak Ethan.
Mata Elena sudah berkaca-kaca. Tapi dia tidak mungkin lagi membantah kakaknya.
Sambil menghentakkan kakinya kesal, Elena keluar dari tempat itu.
Kikan yang melihat Elena pergi juga langsung mengejar wanita itu.
Ethan menghela nafas dan meminta maaf pada semua orang yang ada disana.
"Tuan Ethan, jika..."
"Tidak tuan Darwin. Hal ini sudah benar. Jangan berikan kesempatan apapun lagi pada wanita itu. Apapun yang dilakukan Elena!" katanya pada Darwin.
***
Bersambung...
semangat berkarya kak 💪💪💪
salah sendiri ga kasih tau kamu tuh siapa,ya nikmati saja di caci maki ma zeyenggg