NovelToon NovelToon
Cerita Di Balik Luka

Cerita Di Balik Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / PSK
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nita.P

Dibalik cerita kelam dan kesalahan besar, ada luka yang tersembunyi mencari kesembuhan.

"Aku membelimu untuk menjadi wanita bayaranku seorang!" -Bara-

"Pilihanku menerima tawaranmu, dan perasaanku adalah resiko dari pilihanku sendiri " -Shafa-

*

Hanya seorang gadis yang terjebak dalam dunia malam hanya untuk pengobatan Ibunya. Lalu, bertemu seorang pria kaya yang membelinya untuk menjadi wanita bayaran miliknya seorang. Bisa terlepas dari dunia malam saja, dia sudah bersyukur dan menerima tawaran itu.

Namun, sialnya dia salah melibatkan hati dan perasaan dalam situasi ini. Mencintai pria yang membayarnya hanya untuk pemuas gairah saja.

Di saat itu, dia harus menerima kenyataan jika dirinya harus pergi dari kehidupan pria itu.

"Aku harus kembali pada istriku"

Dengan tangan bergetar saling bertaut, dada bergemuruh sesak dan air mata yang mulai menggenang, Shafa hanya mampu menganggukan kepalanya.

"Ya, aku akan pergi dari kehidupanmu"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1M?

"1M?" Shafa berucap dengan bibir bergetar, masih tidak percaya atas ucapan Mom Erlin barusan. "Kenapa dia membayar begitu banyak?"

"Mom juga tidak tahu, tapi itu adalah keberuntungan untuk kita Sayang. Oh ya, Mom sudah transfer bagian kamu ya. Dan kalau nanti dia sudah bosan sama kamu, tentu tangan Mom akan selalu terbuka lebar untuk menerima kamu kembali sebagai anak kesayangan Mom"

Mendengar itu, Shafa langsung tersenyum masam. "Doakan saja semoga Shafa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik"

Setelah mengucapkan itu, Shafa membereskan barang-barangnya dan pergi dari rumah yang sudah dia tempati selama 5 tahun ini.

Shafa memandang keluar jendela mobil taksi yang dia tumpangi. Mendengar ucapan Mom Erlin tentang bayaran yang diberikan oleh Bara, menjadi pikirannya sekarang. Bagaimana nanti dia harus mengganti uang itu jika sudah punya pekerjaan yang lebih baik pun, rasanya akan butuh waktu begitu lama untuk dirinya bisa mendapatkan uang sebanyak itu.

"Kenapa juga dia membayar begitu banyak. Sebenarnya apa yang dia harapkan dan inginkan dari perempuan sepertiku, selain hanya sebuah kepuasan sesaat"

Saat Shafa kembali tiba di Apartemennya, dia hanya terus memikirkan tentang uang yang diberikan oleh Bara hanya untuk membayarnya. Nominal yang sangat besar dan bahkan Shafa saja tidak pernah menyangka akan ada orang yang berani membayarnya sampai sebesar itu.

Ketika dia sedang sibuk dengan lamunannya, suara pintu terbuka membuatnya tersadar dari lamunan. Shafa melihat Bara yang baru saja pulang setelah tadi pagi pergi terburu-buru setelah mendapatkan telepon. Wajahnya terlihat kusut, rambutnya acak-acakan, terlihat sangat penuh tekanan.

Dia kenapa? Apa ada masalah dengan istrinya ya?

Bara menghampiri Shafa yang sedang duduk berselonjor di sofa bed di ruang tengah ini. Dia datang menghambur ke pelukan Shafa dengan tiba-tiba, membuat Shafa cukup terkejut.

Apa yang terjadi padanya? Shafa mengelus punggung lebarnya dengan lembut, mencoba menenangkan meski tidak tahu apa yang sudah terjadi pada Bara sampai seperti ini.

"Em, Tuan kenapa?"

"Aku sedang lelah, tolong biarkan aku seperti ini sebentar"

Shafa hanya mengangguk pelan, membiarkan Bara tetap memeluknya dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Shafa. Untuk beberapa saat hanya ada keheningan dalam posisi mereka yang tetap seperti ini. Tangan Shafa terus mengelus lembut punggung Bara.

"Tuan mau makan apa? Aku akan masak untuk makan malam"

Karena hanya terus dalam posisi seperti ini, Shafa mulai membuka suara untuk memecah keheningan. Bara akhirnya melepaskan pelukan, wajahnya terlihat lebih baik dari tadi yang jelas terlihat penuh tekanan dan frustasi.

"Kau bisa masak?"

"Ya untuk makanan sederhana, aku bisa. Tapi jika makanan luar dan lainnya, aku tidak bisa"

"Yasudah, masak sesuai kemampuanmu saja"

Shafa mengangguk sambil tersenyum, sebelum dia beranjak dari duduknya. Dia masih memperhatikan Bara. "Tuan baik-baik saja? Apa ada masalah? Tuan bisa cerita sama aku"

Bara menatap Shafa dengan begitu lekat, tatapan yang tidak bisa Shafa artikan apa maksudnya. "Hanya sedikit masalah saja, sekarang kau bisa pergi memasak. Oh dan satu lagi, tidak udah memanggilku Tuan. Kau bukan bawahanku"

"Tapi aku 'kan hanya-"

"Aku tidak suka di bantah!"

Ketika Bara mengeluarkan suara penuh penekanan dan tatapan yang dingin, seketika membuat Shafa langsung terdiam tanpa berani mengatakan apapun lagi. Setelah Bara pergi ke kamar, Shafa segera pergi ke dapur minimalis di Apartemen ini untuk memasak. Hanya ada beberapa bahan masakan yang tersisa di dalam lemari es. Sepertinya memang Apartemen ini jarang sekali ditempati, karena lebih banyak makanan instan dan minuman daripada bahan masakan.

Saat Bara kembali, dia sudah selesai mandi dan berganti pakaian. Menghampiri Shafa yang sedang menata makanan seadanya di atas meja makan.

"Kau benar bisa masak ternyata, aku kira hanya bisa melayani para pria tua itu saja"

Shafa hanya tersenyum, tanpa merasa tersinggung sedikit pun. Karena jelas itu adalah hal yang pernah dia lakukan, hal yang menjadi pekerjaannya selama 5 tahun terakhir.

"Dulu, Ibu sering mengajarkan aku memasak. Jadi, aku bisa memasak"

Bara mengangguk mengerti, dia duduk dan menerima piring berisi makanan yang diambilkan oleh Shafa. "Dan sekarang dimana Ibumu? Dia tidak tinggal denganmu?"

"Ibu ada, tapi tidak tinggal bersamaku"

"Oh begitu"

Shafa tersenyum saja, dia menarik kursi dan duduk di depan Bara. Mengambil makanan untuk dirinya sendiri.

"Bagaimana dengan makanannya? Apa sesuai dengan selera kamu?"

"Ya, ini enak"

Shafa tersenyum, selalu merasa bahagia ketika ada seseorang yang memuji masakannya enak. Ini mengingatkan dirinya pada Ibu yang selalu memuji masakan apapun yang dibuat oleh Shafa selalu enak. Dan itu adalah sebuah kenang-kenangan yang tidak akan pernah terlupakan.

Semoga masa-masa aku dengan Ibu, bisa terulang kembali saat Ibu sudah sehat nanti.

"Oh ya, ada yang perlu aku ceritakan padamu tentang peraturan di antara kita berdua"

Shafa hanya mengangguk, dia juga perlu berbicara beberapa hal dengan Bara atas kesepakatan ini. Akhirnya setelah selesai makan, mereka duduk di ruang tengah.

"Aku tidak suka bermain dengan menggunakan profilaksis, jadi kau yang harus menggunakan kontrasepsi selama kita bersama. Karena aku tidak ingin sampai mempunyai anak darimu yang hanya wanita bayaran saja"

Bolehkah untuk kali ini Shafa sedikit saja sakit hati atas ucapan Bara? Meski ucapannya adalah benar dan wajar jika ditujukan pada Shafa yang memang sudah tidak punya harga diri untuk di pertahankan di depan siapapun. Tapi, ucapannya barusan cukup menusuk tepat di relung hatinya.

"Aku sudah jadwalkan untuk pemasangan kontrasepsi dengan Dokter besok, akan aku antar"

"Baiklah, dan em ... aku juga ingin berbicara satu hal"

"Katakan"

"Jika suatu saat kamu bosan denganku, boleh menyuruhku pergi. Karena aku akan langsung pergi"

"Ya, aku akan mengatakannya jika aku sudah bosan denganmu. Dan untuk semua kebutuhanmu selama kau tinggal denganku, maka akan aku tanggung"

Bara menyodorkan sebuah kartu dan kunci mobil di atas meja depan Shafa. "Aku tahu mobil yang kau punya kemarin, adalah milik Erlina. Jadi, sekarang kau gunakan mobil ini untuk pergi kuliah, dan kartu ini untuk segala kebutuhanmu"

"Em, sebenarnya aku ingin mencari kerja sampingan saja sebelum lulus kuliah. Karena tahun ini aku akan lulus"

"Kerja sampingan apalagi? Kau hanya akan tetap menjadi wanita malam? Itu kerja sampinganmu 'kan?"

Shafa langsung menggeleng pelan dengan kepala menunduk. Sudah terlanjur jatuh harga dirinya, hingga dia tidak mungkin bisa menghalangi pandangan rendah orang lain terhadap dirinya.

"Sudahlah, kau hanya perlu menurut padaku, melayaniku dengan baik, dan gunakan fasilitas yang aku berikan. Anggap saja kau adalah simpananku, banyak simpanan yang bahagia karena semua kebutuhannya tercukupi"

Lagi, Shafa tidak bisa membantah. Dia hanya mengangguk saja.

Cerita baru dalam hidupnya baru saja dimulai.

Bersambung

Baca karya temenku nih.

.

1
Aras Diana
lanjut thor
Milla
G thorr g ada aku nabung bab percaya deh ✌️ aku tu malah nungguin othor up karena g sabar sama kelanjutan cerita shafa 🥺 sedih deh jadi seorang shafa 🥺 semangat up ya thorrrr 💪🌹
dika edsel
dia kan labil mak..udah gitu si bara juga udah terkena aura mistis..,noh buktinya dia ter aura aura sampe saat ini..
A.M.G
penasaran pov aura kok bisa dia ngaku ngaku jadi shafa
suryani duriah
🤧🤧🤧
edelweis🌻
klu shafa sdh pergi baru sadar bara siapa yg sbnarnya d cari selama ini
ken darsihk
Semangat thor nggak sempet nabung bab thor , karena bab selanjutnya selalu di tunggu
Aras Diana
lanjut thor
🌷Vnyjkb🌷
aku spi bab ini jg bingung kak ( masih ),,, blm ada hilal tujuan bara, jg aura yg koma, makanyaaaaa kukejarrrrr trs lanjutannya kak, gak kutabung,, lg butuh soalnya,,🤭🙏🙏🤣🤣😍😍💪💪💪💪💪
A.M.G
semangat
A.M.G
sakit banget jadi shafa 😭😭😭😭
A.M.G
hadeh salah paham 😔😔😔
A.M.G
🤣🤣🤣🤣 kasian aaa kasian saatnya hukum kurma
A.M.G
curiga si bara bere salah orang 🤣🤣
A.M.G
kok curiga aura masih saudara seayah sama shafa ya 😏😏😏
A.M.G
😭😭😭😭😭😭😭😭
A.M.G
tapi othornya ya kan 🤭💉💉
A.M.G
semangat
A.M.G
kira kira kalo tau bara bakalan kasian gak ya
A.M.G
kasian banget jadi dia😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!